Awalnya Merugi, Ini Rahasia Teuku Wisnu Sukses Berbisnis

Pesinetron Teuku Wisnu menghadiri konferensi Jakarta Halal Things 2019 yang digelar oleh Scarf Media bersama Samara Live di Senayan City.

TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat
Pesinetron Teuku Wisnu (kiri) turut serta dalam uji coba jalur sepeda fase kedua bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sekira pukul 07.20 WIB Sabtu (12/10/2019). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Pesinetron Teuku Wisnu menghadiri konferensi Jakarta Halal Things 2019 yang digelar oleh Scarf Media bersama Samara Live di Senayan City, Jakarta Pusat.

Lama tak terlihat di layar kaca, suami Shireen Sungkar ini kini tengah sibuk dalam menjalankan bisnisnya. Yap, setelah sukses dari dunia hiburan, Wisnu jatuh hati pada dunia bisnis.

Ia pun mendirikan beberapa outlet di bidang kuliner yang kini sudah mulai tersebar di berbagai daerah.

"Ketika saya masuk ke dunia bisnis pertama kali, terus terang saya buta sekali. Papa Mama saya pernah bikin usaha juga, tapi rugi trus. Usaha di alun-alun seperti buka kedai minuman-minuman, temen-temen pada dateng, lalu 'ah udahlah, temen ini' akhirnya gak dibayar. Papa saya bilang ya gapapa lah. tapi ini kan kalau kita bicara bisnis bukan gitu caranya. Nah dari sini saya sadar bahwa ilmu itu penting," kata Wisnu dalam konferensi di Jakarta Halal Things 2019, Minggu (8/12/2019).

Wisnu bercerita, pertama kali berbisnis ia mendirikan sebuah outlet makanan khas Jepang, yakni Sushi bersama beberapa temannya saat masih menjalankan syuting sinetron beberapa tahun yang lalu.

Tak berbekal pengalaman dan pengetahuan yang cukup, ia pun merasa tak puas dengan apa yang dijalaninya saat itu.

Ia pun memutuskan untuk mencari pengetahuan yang cukup di dunia bisnis.

Hingga pada akhirnya memutuskan untuk membuka gerai busana muslim bersama sang istri, Shireen Sunkar juga kakak iparnya, Zaskia Sungkar.

"Bisnis pertama saya ketika hijrah itu busana muslim, fesyen, busana muslim itu sama Kia, Shireen, Irwan, itu bener-bener dari bawah. Kita cari bahannya di Tanah Abang. Maksudnya betul-betul ngerasain dari bawah, cari bahannya sendiri segala macem, alhamdulillah setelah Gerai Hawa ini lambat laun akhirnya ada usaha lagi," kata Wisnu.

Wisnu mengatakan, bahwa dirinya tak berhenti belajar meski ia sudah berhasil membuka satu persatu gerai dalam naungannya sendiri.

Sampai pada akhirnya, ia bertemu dengan seorang pengusaha oleh-oleh yang kini menjadi partner bisnisnya. Wisnu pun akhirnya juga membuka gerai oleh-oleh di kota Malang.

"Kita ngobrol, akhirnya sepakat buka di Malang. Nah kenapa Malang? bicara bisnis, bisnis itu bukan hanya menyangkut saya orang Aceh, lalu harus buka usahanya di Aceh. Memang iya, tapi kita harus lihat juga," ungkap Wisnu.

Menurut Wisnu, dalam berbisnis mempertimbangkan lokasi kota asal dan tempat dimana kita tinggal, itu saja tak cukup.

Namun, dalam membangun bisnis setidaknya kita harus menimbang-nimbang mengenai seberapa besar potensi yang terjadi apabila bisnis tersebut dibuka di lokasi tersebut.

Karena kala itu ia hendak membuat bisnis oleh-oleh, maka salah satu indikator yang menjadi pertimbangan Wisnu adalah jumlah wisatawan yang ada di kota tersebut.

"Nah Malang adalah salah satu kota yang tinggi traficnya. Orang Jatim kalau liburan pergi ke Malang. Memang ada gulanya di situ, gulanya di Kota Batu. Ini indikasi bahwa Malang banyak banget yang datang dan ramai. Nah dari sini kita survei, lalu akhirnya kita buka di Malang," paparnya.

"Artinya harus ada riset, studi kelayakan. Layak gak buka usaha oleh-oleh di sana. Salah satu indikator kita bisa buka usaha oleh-oleh, adalah jumlah wisatawan di kota tersebut," tambahnya.

PAN Siapkan Fit and Proper Test untuk 15 Bakal Calon Wali Kota Tangsel

Begini Janji Manis Eks Dirut Garuda Ari Askhara ke Karyawan Tinggal Kenangan

Kini, usahanya tersebut sudah memiliki delapan cabang yang tersebar.

Selain itu, ia mengaku selalu mencontohkan nilai-nilai kedisiplinan kepada karyawannya lewat rutinitas sehari-hari termaksud dalam menjalankan ibadah.

"Saat Adzan kita langsung salat. Kalau waktu adzan tiba, ini ngajarin kedisiplinan kan. Ada adzan kita salat tepat waktu, bahasanya kalau sama Allah aja ini, ya kan. Lalu juga amanah, terus peduli sama yang lain juga. Kemudian terus belajar. Bukti terus belajar ini adalah saat di Jakarta saya masih suka ketemu sama guru-guru kami juga. Ketika bareng, kami sama-sama ingin terus bertumbuh juga," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved