Kisah Mustafa, Pria Asal Turki yang Merantau ke China Hingga Indonesia Untuk Jual Kebab Istanbul
Kisah Muhammad Mustafa, pria asal Turki ini datang ke Jakarta untuk menjual Kebab Istanbul di Sawah Besar Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - "Orang Arab, orang Pakistan, juga orang Indonesia belajar ke Turki," ujar pemilik Kebab Istanbul, Mustafa kepada TribunJakarta.com pada Rabu (11/12/2019).
"Mereka balik ke asalnya buat usaha kebab dengan daging olahan sesuai dengan lidahnya," sambungnya.
Menurut Mustafa, beberapa kebab yang dijual di Indonesia menggunakan daging olahan berwarna merah yang mungkin berpengawet.
Bukan semata berbisnis, Mustafa ingin mengenalkan rasa kebab otentik dengan daging asli resep rahasia dari Turki yang dibawa ke tanah air.
Saat TribunJakarta.com menyambangi lapak Kebab Istanbul di tepi Jalan Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, pria dengan nama lengkap Muhammad Mustafa (32) tampak sibuk melayani para pembeli.

Tak hanya membuat kebab, ia juga melayani dengan senang hati warga yang ingin berswafoto dan diwawancarai oleh sejumlah food vlogger.
Belakangan, lapaknya jadi viral dengan kedatangan food vlogger yang mengangkat kulinernya.
Sebab, kebab Istanbul dibuat oleh orang Turki asli.
Terlebih, kebab itu diolah dengan cara khas Turki dan memiliki rasa khas rempah-rempah sana.
Mustafa tak ingin menjelaskan secara detail racikan khas Turki itu.
Ia hanya membocorkan sedikit rahasia dalam pengolahan daging sapi untuk dijadikan kebab.
Daging sapi sebelum dipanggang dengan alat pemanggang khusus, harus dicelupkan ke dalam susu dan dilumuri rempah-rempah.
Ia menjual kebab dengan dua pilihan daging, ayam dan sapi.
Daging ayam lebih disukai oleh banyak orang.
Awal Mula Bisnis Kebab Turki
Sebelum berbisnis di Indonesia, Mustafa telah melanglang buana ke sejumlah negara untuk bekerja di bagian ekspor impor barang.
Di antaranya dari China, Malaysia, Singapura hingga berlabuh ke Indonesia.
Ketika berada di Indonesia pada tahun 2009, Mustafa tak ingin balik lagi ke negeri asalnya di kota Izmir, Turki.
"Waktu itu mau ambil barang ke Indonesia mau dikirim lagi ke Turki. Namun, ketika sampai di sini enggak mau pulang lagi," ungkapnya.
Mustafa mengaku hanya secara otodidak belajar bahasa Indonesia.
Ia sering bergaul dengan orang-orang Indonesia selama sepuluh tahun tinggal.
Mustafa merasa nyaman tinggal di Jakarta. Ia menyukai kebudayaan orang-orangnya.
Awalnya, ia mencari peruntungan sebagai penjual batu cincin selama lima tahun di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Seiring berjalannya waktu, Mustafa merambah ke bisnis kuliner.
Sebab, menurut Mustafa, orang Indonesia suka sekali jajan.
Ia juga sudah memiliki modal ilmu membuat kebab. Pasalnya, ia pernah bekerja di sebuah restoran di Turki saat masih remaja.
"Orang Indonesia saya lihat suka sekali kebab Turki. Semua orang memberitahu saya kenapa enggak buat kebab. Kamu kan asli Turki," katanya.
Ia kemudian membuka usaha kebab Turki Istanbul di kawasan Sawah Besar.
Kata Istanbul diambil dari nama kota di Turki yang familiar dengan telinga orang Indonesia.
Sedangkan bila ia memasang nama Izmir, kota kelahirannya, banyak orang pasti akan bertanya dan itu akan menambah waktu untuk menjelaskannya.
Keputusannya pun berbuah manis. Antusias warga tinggi melihat kehadiran kebab Turki yang dibuat oleh orang asli sana. Terlebih, rasanya yang otentik.
"Tahun 2014 saya buka, awal-awal sudah ramai, selalu habis kebabnya. Apalagi sekarang ini makin ramai," tambahnya.
Pulang Pergi Naik Motor ke Citayam
Mustafa sudah menjadi Warga Negara Indonesia. Ia juga memiliki istri orang Indonesia.
Keluarganya pun berada di kawasan Citayam karena beberapa temannya asal Turki juga tinggal di sana.
Setiap berjualan kebab di Jakarta, ia naik motor pulang-pergi ke Citayam.
Sementara karyawannya, tinggal di sebuah mess di sekitar Mangga Besar.
"Saya pikir biar anak dan istri aman jadi di Citayam, ada beberapa teman tinggal di sana. Baru satu tahun pindah, tadinya di sekitar sini" katanya.
Keluarganya di Turki pun merasa senang dengan usaha kebab Mustafa yang terbilang sukses.
Ia berharap kebab asli Turki buatannya mampu berekspansi hingga seluruh Indonesia.
Kini, sebanyak 13 distributor Kebab Istanbul ada di dalam kota. Ia berencana akan melebarkan sayap bisnisnya di luar kota.
"Saya ingin semua orang Indonesia tahu rasa Kebab Turki aslinya seperti apa. Sampai Papua pun juga bisa kenal," pungkasnya. (*)