Pat Rochman Penjual Kerajinan Khas Yogya Mampu Kuliahkan 3 Anak dan Cerita Blusukan Istri Sultan

 Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Bosan menjadi perajin, Pat Rochman (68) pilih menjadi penjual kerajinan khas Yogyakarta.

Lahir dan besar di Gunung Kidul, Yogyakarta, Rochman berimpian dapat mengenalkan hasil kerajinan kotanya.

Sejak memutuskan merantau ke Ibu Kota di tahun 1968, Rochmat langsung bekerja di sebuah apotek meskipun tak memiliki latar belakang di dunia farmasi.

Selama 25 tahun ia bekerja meracik obat-obatan sebelum memutuskan keluar.

"Dulu sama sekarang kan beda. Kalau dulu obat itu masih diracik masih di tumbuk," katanya kepada TribunJakarta.com, Senin (16/12/2019).

Tak lama memutuskan berhenti, akhirnya di tahun 1994 ia pulang kampung dalam waktu yang lama.

Selama pulang kampung, ia yang sejak dulu memiliki sawah dan kebun lebih banyak menghabiskan waktunya untuk melihat hasil kebunnya.

"Saat itu belum banyak perajin. Sampai akhirnya datang istri Sultan itu ke kampung saya. Kalau sekarang dibilang blusukan ya. Di situ kita diajarkan untuk memanfaatkan hasil yang ada dan kebetulan kampung saya berpotensi mengembangkan kerajinan dari kayu, bambu, besi dan akar wangi," sambungnya.

Sejak saat itu, Rochman menjadi satu diantara warga yang menjadi perajin dengan memanfaatkan barang yang ada.