Teror Ular Kobra
Penghuni Resah Hinga Takut Tidur Gegara Temuan 5 Ular Kobra di Apartemen Jakarta Barat
Teror ular kobra terus bermunculan di Jakarta Barat. Kini keberadaan ular kobra ditemukan di area apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Teror ular kobra terus bermunculan di Jakarta Barat.
Tak hanya di permukiman dan gudang kosong, bahkan kini keberadaan ular kobra juga ditemukan di area apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Total ada lima ekor ular kobra berukuran sekira 20 cm yang ditemukan petugas keamanan apartemen.
"Kejadiannya itu hari Sabtu kemarin. Awalnya ada satu ekor yang ditemuin pas siang di tembok dekat lokasi pembangunan tower," kata Yusuf (30), salah satu penghuni apartemen di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat saat dikonfirmasi, Senin (16/12/2019).
Yusuf mengatakan, setelah menemukan ular kobra, petugas pun kembali lakukan penyisiran dan menemukan empat ekor ular kobra di area apartemen.
"Ukurannya sekitar 20 cm dan katanya mau dipelihara petugasnya. Sampai saat ini mereka juga masih terus nyari induknya tapi belum ketemu," ujarnya.
Penghuni Resah
Keberadaan ular kobra di area apartemen membuat resah penghuni. Mereka takut tiba-tiba ular berbisa tersebut naik ke unitnya.
"Jujur aja resah, saya aja sampai takut tidur sendiri di kamar. Ya mau gimana, namanya ular kobra kan biarpun kecil juga berbisa dan mematikan. Takutnya tiba-tiba muncul di kamar saya kan ngeri," kata Memed (30) yang juga penghuni apartemen tersebut.
Memed menduga ular tersebut berasal dari area makam yang berada persis di sebelah apartemen.
"Ini kan sekelililingnya masih banyak kebon dan kuburan. Mungkin ini ular dari sana dan pada pindah kesini," kata Memed yang menyebut baru kali ini ditemukan ular kobra di apartemennya.
• Polda Metro Bekuk Sindikat Mafia Perumahan Syariah Fiktif, 3.680 Orang Jadi Korban
• Tetangga Beberkan Sosok WN Korea yang Tewas Gantung Diri di Depok
Kemunculan ular kobra di Jakarta Barat dalam sepekan terakhir memang bukan kali ini saja.
Kemarin, sebanyak 18 ular kobra berukuran 20 cm ditangkap petugas Pemadam Kebakaran dari sebuah gudang di Jalan Langgar, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.
Bahkan, teror ular kobra juga terjadi di Puskesmas Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat pekan lalu.
Dua ekor ular kobra berhasil ditangkap, dimana satu diantaranya ditemukan masuk ke dalam ruang poli.
Marak Penemuan Anak Ular Kobra, Berikut Faktor Pemicu dan Cara Penanganannya
Bertepatan dengan ular yang menetas, diduga jadi pemicu banyaknya penemuan anak ular kobra.
Seperti diketahui, sejumlah media massa dalam beberapa bulan terakhir banyak memberitakan perihal penemuan anak ular kobra.
Bukan hanya satu, terkadang jumlah anak ular kobra yang ditemukan oleh warga maupun petugas pemadam kebakaran terbilang banyak.
Beberapa dari mereka juga ditemukan lebih banyak di permukiman warga bahkan di ruang pemeriksaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Untuk itu, Kasie Koleksi Perawatan Satwa Museum Komodo dan Taman Reptil Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Erik Hendrayana ikut angkat bicara.
Menurutnya penemuan anak ular kobra kali ini bertepatan dengan waktu menetasnya ular.
"Kalau untuk kejadian ini bisa banyak faktor. Satu diantaranya karena bertepatan dengan ular yang menetas, antara November-Desember. Untuk kobra, sekali menetas bisa 12-20 ekor," ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2019).
Selanjutnya, Erik juga menjelaskan terkait sejumlah faktor lainnya yang bisa menjadi pemicu penemuan anak ular kobra di permukiman warga.
Menurutnya, faktor habitat dan makanan sangat mempengaruhi hal tersebut.
"Untuk itu bisa dikarenakan habitat mulai tergeser oleh pembangunan dan juga faktor makanan. Untuk kobra makanannya mamalia kecil seperti tikus, kodok dan kadal," sambungnya.
Sedangkan terkait penemuan yang lebih cenderung kepada anak ular kobra saja, Erik mengatakan bahwa induk ular tersebut sebenarnya ada.
Hanya saja sang induk lebih jarang keluar dan sifat ular yang nomaden menjadi pengaruhnya.
Penanganan Pertama
Mengingat ular kobra memiliki bisa yang tinggi, Erik memberikan sejumlah tips bila suatu saat masyarakat kembali menemukan ular tersebut.
'Jangan panik' menjadi langkah awal yang disarankan olehnya ketika bertemu ular.
"Yang pertama jangan panik. Kalau kita mau mengusirnya keluar, untuk jenis kobra usahakan menggunakan kacamata. Bisa juga cari tongkat kayu atau apapun yang ada disekitar rumah seperti sapu dan lain sebagainya dengan panjang kurang lebih 1 meter," jelasnya.
Namun bila warga atau masyarakat memiliki keberanian lebih, Erik menyarankan agar ular tersebut segera ditutup dengan ember.
"Tujuannya agar ular tidak pergi kemana-mana. Selanjutnya segera hubungi pihak yang memang profesional menangkap ular seperti petugas pemadam kebakaran," lanjutnya.
Selain itu, bila terlanjur ada korban yang terkena gigitan ular kobra, masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama lebih dulu.
"Yang pertama jangan panik lalu di imobilisasi atau dibuat tidak bergerak selama 24-48 jam. Lalu dibidai seperti penanganan patah tulang. Selanjutnya ke Rumah Sakit (RS) terdekat yang menyediakan serum anti bisa ular," ungkapnya.
Erik pun mengimbau agar masyarakar tak mengganggu habitat ular. Sebab ular tak akan menyerang bila tak diganggu.
"Tapi intinya ular berbisa maupun yang tidak berbisa tidak akan menyerang selama kita tidak mengganggunya. Ular akan bersikap defensif untuk mempertahankan dirinya," tandasnya.