Persija Jakarta

Usai Laga Persija, Bambang Pamungkas Pensiun: Saya Pernah Juara dan Dianggap Pengkhianat di Sini

Bambang Pamungkas resmi dari sepak bola profesional usai laga Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya pekan ke-33 Liga 1 2019, Selasa (17/12/2019).

Penulis: Suharno | Editor: Suharno
Super Ball/Feri Setiawan
Pemain Persib Bandung, Dias Angga Putra (kanan) berebut bola dengan pemain Persija Jakarta, Bambang Pamungkas (kiri) pada lanjutan liga Indonesia Soccer Champhionship di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (16/7/2016). Tuan rumah Persib Bandung ditahan imbang 0-0 oleh Persija Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bambang Pamungkas resmi dari sepak bola profesional usai laga Persija Jakarta Vs Persebaya Surabaya pekan ke-33 Liga 1 2019, Selasa (17/12/2019).

Sayangnya pada laga yang digelar Stadion Utama Gelora Bung Karno pemain yang kerap disapa Bepe ini gagal membawa Persija Jakarta mengalahkan Persebaya Surabaya.

Dalam pertandingan yang berakhir untuk kemenangan Persebaya dengan skor 2-1 tersebut, Bepe baru tampil pada menit ke-75.

The Jakmania lalu menyambut Bepe dengan membentangkan spanduk bergambar nomor punggung pemain berusia 39 tahun itu.

Usai pertandingan besar Persija vs Persebaya berakhir, Bepe memberikan sambutan terakhirnya.

Semua pemain, pelatih, staff pelatih, dan Presiden Persija mengenakan baju dengan nomor punggung 20.

Seusai Gubernur Anies Baswedan dan Ketua Umum Jakmania Ferry Indrasjarief memberikan pernyataan, Bepe kemudian berbicara.

Bepe kurang lebih berbicara selama 4 menit.

Ditjen Bea Cukai Modus Penyelundupan Puluhan Mobil Mewah di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara

Saat Bertemu Ular Kobra, Boleh Berteriak Tapi Diam Seperti Patung, Ini Sejumlah Tips Lainnya

Putus Rekor 3 Kemenangan Beruntun, Garuda Select Kalah Dramatis dari Swindon Town

Berikut pernyataan lengkap Bambang Pamungkas:

Orang bijak berkata, laki-laki sejati tidak menangis.

Tapi hatinya berdarah.

Malam ini izinkan saya menjadi laki-laki sejati.

Tidak banyak berbicara, cukup hati saya yang berdarah.

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh anggota tim Persija Jakarta tanpa terkecuali.

Atas perjuangan yang luar biasa, menguras emosi, tenaga, dan juga kesabaran musim ini.

Kemudian terima kasih sebesar-besarnya untuk direksi Persija Jakarta tanpa terkecuali, atas kerja sama yang luar biasa selama saya berada di sini.

Terima kasih kepada Pemda (pemerintah daerah) DKI, dalam hal ini Pak Gubernur dan gubernur-gubernur sebelumnya selama saya berada di sini karena telah mendukung Persija Jakarta dengan all out.

Tentu tidak lupa dengan kalian semua! pendukung Persija Jakarta.

Yang malam ini hadir di stadion ini maupun di mana pun kalian berada.

Saya pernah merasakan menjadi pemain terbaik di sini.

Saya pernah menjadi top skor di sini.

Saya juga pernah juara di sini.

Namun demikian, saya juga pernah patah kaki di sini.

Saya pernah depresi di sini, dan saya juga pernah dianggap pengkhianat di sini.

Namun dalam segala kondisi yang saya alami, kalian semua tetap berada di belakang saya.

Dan untuk itu, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dari lubuk hati yang paling dalam.

Akhir sekali, perjalanan seorang pemain sepak bola bukan tentang seberapa jauh dia melangkah atau seberapa cepat dia sampai.

Namun tentang makna dari perjalanan yang pernah ia lalui dan jejak apa yang dia tinggalkan.

Semoga di waktu saya meninggalkan Persija Jakarta, saya bisa meninggalkan kesan yang baik di mata Anda sekalian. Sekali lagi, terima kasih!

Dalam ucapan perpisahan tersebut, Bepe mengatakan pernah dianggap pengkhianat oleh para suporter Persija Jakarta.

Hal tersebut terjadi saat dirinya pindah dari Persija Jakarta ke Pelita Bandung Raya tahun 2013.

Meski demikian Persija Jakarta merupakan klub pertama dan terakhir Bambang Pamungkas di kancah sepak bola profesional.

Lantas, bagaimana sepak terjang Bepe selama ini?

Dilansir dari buku miliknya yang berjudul Bepe20 Pride, Bambang Pamungkas atau yang akrab disapa Bepe lahir di Getas, Kabupaten Semarang, 10 Juni 1980.

Ia adalah anak dari H Misranto (ayah) dan Hj Suriptinah (ibu).

Bambang Pamungkas dan Marko Simic saat Persija Jakarta menggelar latihan resmi di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Rabu (6/11/2019).
Bambang Pamungkas dan Marko Simic saat Persija Jakarta menggelar latihan resmi di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Rabu (6/11/2019). (MEDIA PERSIJA JAKARTA)

Bepe kecil menempuh pendidikan di SDN Kauman Lor 3 Getas, Kabupaten Semarang, tahun 1986-1992, kemudian di SMPN 1 Salatiga tahun 1993-1996.

Ia kemudian melanjutkan ke SMUN 1 Salatiga tahun 1997-1999, sempat juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia Rawamangun selama dua semester.

Bepe mulai merumput bersama Persija Jakarta pada tahun 1999-2000.

Lalu pada tahun 2000, ia memutuskan untuk pindah ke klub EHC Hoensbroek Norad Belanda, tetapi hanya berlangsung selama empat bulan.

Bepe kemudian kembali ke Persija Jakarta pada tahun 2000-2005.

Hanya bertahan dua tahun, ia kembali memutuskan untuk berkarier di luar Indonesia, kali ini bersama tim asal negeri Jiran Malaysia, yakni Selangor FC hingga tahun 2007.

Pada tahun 2007, ia kembali lagi ke tim asal Ibu Kota, Persija Jakarta, hingga tahun 2012.

Pada tahun 2013-2015, ia membuat keputusan untuk bergabung dengan tim asal Indonesia lain, yakni Pelita Bandung Raya.

Sejak 2015 hingga sekarang, Bepe memutuskan untuk memperkuat Tim Macan Kemayoran.

Selama bermain di Persija, ia berhasil menorehkan beberapa prestasi individu.

Di antaranya adalah pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia tahun 2000, pemain terbaik Liga Indonesia tahun 2001, striker terbaik Copa Djie Sam Soe tahun 2007, dan masih banyak yang lainnya.

Karier tim nasional

Selain bersama Persija Jakarta, Bepe juga telah banyak makan asam garam di tim nasional Indonesia.

Kariernya dimulai di Timnas U-17 Pelajar Asia di India pada tahun 1997, Timnas U-18 pelajar Asia 1998 Korea, Timnas U-19 1998 Filipina, Timnas U-23 Pra-Olimpiade 1999 Korea, dan Timnas U-23 Quadrangular Tournament 1999 Malaysia.

Lalu, kariernya di timnas senior berawal di ajang SEA Games 1999 di Brunei Darussalam, Timnas Pra-Piala Asia 1999, Timnas Piala Asia 2000 Lebanon, dan Timnas Pra-Piala Dunia 2001.

Berlanjut di Timnas SEA Games 2001 Malaysia, Timnas Piala Tiger 2002 Indonesia, Timnas SEA Games 2003 Vietnam, serta Timnas Piala Asia 2004 China.

Kemudian berlanjut di Timnas Pra-Piala Dunia 2005, Timnas AFF Cup 2006 Singapura, Timnas Merdeka Games 2006 Malaysia, dan Timnas Piala Asia 2007 Indonesia.

Selanjutnya, Timnas Pra-Piala Dunia 2008, Timnas Piala AFF 2008, Timnas Piala Kemerdekaan 2009, Timnas Pra-Piala Asia 2009, Timnas Piala AFF 2010, Timnas Pra-Piala Dunia 2011, dan juga Timnas Piala AFF 2012.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved