Sisi Lain Metropolitan
Kisah Soleh Sudah 16 Tahun Jadi Tukang Patri: Sering Puasa, Sedih Saat Anak Nangis Minta Jajan
Di antara hiruk pikuk suasana kota, terdengar suara 'krek krek krek' yang berasal dari tepian jalan.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Sering Puasa

Tiap manusia memang diwajibkan untuk bersyukur atas apa yang didapatkan.
Begitu pula dengan Soleh. Keberadaan tukang patri yang tergerus oleh zaman tak membuatnya patah semangat.
Baginya setiap hari adalah hari kerja. Entah ada pemasukan atau tidak, Soleh mewajibkan dirinya untuk terus berkeliling karena ada keluarga yang harus ia nafkahi di kampung halaman.
Soleh pun menceritakan jika selama ini ia sering puasa makan karena tak ada uang.
Ketika istrinya, Ai menelponnya. Soleh mengatakan tak pernah menceritakan kondisinya ini.
"Kalau saya cerita yang ada dia sedih. Makanya saya diam aja. Karena selama ini saya sering enggak makan dan bisa dua hari karena uangnya enggak ada," katanya.
Selain itu, kondisinya semakin diperparah ketika ia memiliki tunggakan kontrakan selama 4 bulan.
"Dan ini juga saya masih nunggak kontrakan. Sebulannya Rp 400 ribu. Asal ada rezekinya saya kirimkan ke kampung buat biaya anak-anak sekolah dan kebutuhan di sana," lanjutnya.
Meskipun begitu, Soleh masih tetap bersyukur. Hal ini dikarenakan pemilik kontrakan selalu mengerti kondisinya.
"Kita memang harus bersyukur. Ketika saya sulit seperti ini. Alhamdulillah pemilik kontrakan baik. Saya bilang bu maaf saya belum ada uang. Dia selalu menjawab tidak apa-apa dan menyuruh saya untuk mencicil," katanya.
Semangat demi keluarga

Selama 16 tahun lamanya, Soleh menggantungkan hidupnya dari menyediakan jasa patri.
Meskipun lelah dan banyak sekali kisah pilu, hingga hari ini Soleh tak pernah menyerah dan tetap menekuninya.
Keluarga menjadi alasannya untuk kuat dan bangkit ketika duka kembali dirasanya.