Disparbud DKI Jakarta Buka Suara Terkait Pemberian Adikarya Wisata 2019 ke Diskotek Colosseum 1001

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta buka suara soal pemberian penghargaan Adikarya Wisata 2019 kepada Diskotek Colosseum 1001.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Suharno
Dokumentasi Adikarya Wisata 2019
Sejumlah pejabat yang hadir di acara Adikarya Wisata 2019 melakukan foto bersama di akhir acara, Jumat (6/12/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Bekas pelaksana tugas (Plt) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Alberto Ali akhirnya buka suara soal pemberian penghargaan Adikarya Wisata 2019 kepada Diskotek Colosseum 1001.

Padahal, beberapa bulan sebelum diberikan penghargaan oleh Pemprov DKI, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI menemukan adanya peredaran narkotika di tempat hiburan malam itu.

Saat itu, BNNP DKI berhasil mengamankan 34 pengunjung diskotek Colosseum 1001 yang positif mengkonsumsi obat terlarang usai dites urinnya.

Alberto pun mengakui tak menggunakan rekomendasi tersebut dalam proses penilaian Adikarya Wisata 2019 lantaran temuan BNNP itu tidak ada sangkut pautnya dengan pihak pengelola tempat hiburan malam.

"Penggunaan (narkoba) itu tidak ada hubungan dengan management Colosseum dan mereka juga menggunakan (narkotika) sebelum masuk ke lokasi," ucapnya, Senin (23/12/2019).

Sementara itu, Plt Kadisparbud Sri Haryati menuturkan, pihaknya tak bisa serta melakukan penutupan tempat hiburan malam meski ada surat dari BNNP DKI Jakarta.

Ia menyebut, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum tempat hiburan malam itu dicabut izinnya.

"Untuk penutupan, ada beberapa tahapan. BNNP menyatakan penggunaan tidak di lokasi. Tapi kamk tidak terima begitu saja," ujarnya di DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Untuk itu, wanita yang juga menjabat sebagai Asisten Sekda Bidang Perekonomian ini menyebut, pihaknya akan mendalami rekomendasi dari BNNP sebelum menentukan langlah lebih lanjut.

"Kami akan evaluasi lebih lanjut. Apakah betul semudah itu suatu usaha pariwisata saat ditemukan tidak bertanggung jawab di management. Saat ini kita sedang telusuri," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved