Awal Tahun 2020 Jakarta Dikepung Banjir

Meskipun Banjir Mulai Surut, Ini Penyebab Ada Warga yang Bertahan di Posko Pengungsian Cengkareng

Ketua Umum Karang Taruna Kecamatan Cengkareng Kusnan mengatakan, beberapa rumah warga masih belum kering dan masih diselimuti lumpur banjir.

Editor: Wahyu Aji
KOMPAS.com/Audia Natasha Putri
Suasana posko banjir GOR Cengkareng terlihat cukup sepi karena beberapa warga kembali ke rumah untuk sementara waktu dan mengecek kondisi rumah mereka pada Jumat (3/1/2020) pukul 8 malam 

TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Warga terdampak banjir di Cengkareng, Jakarta Barat, memilih tinggal di lokasi pengungsian meskipun genangan sudah mulai surut sejak Jumat (3/1/2020) pagi.

Ketua Umum Karang Taruna Kecamatan Cengkareng Kusnan mengatakan, beberapa rumah warga masih belum kering dan masih diselimuti lumpur banjir.

"Sudah mulai surut di beberapa wilayah, seperti Rawa Buaya, Kampung Duri, Kampung Sawah. Para pengungsi balik sementara waktu buat mengecek kondisi rumah mereka," ujar Kusnan.

Ia mengatakan, sebagian warga masih mengungsi di posko induk GOR Cengkareng.

Dilansir dari Kompas.com, mereka menginap di sana pada Jumat malam tadi.

"Soalnya kan rumah mereka belum kering dan masih banyak lumpur. Maka, masih banyak yang lebih milih menetap di sini," ujar Kusnan ketika ditemui Kompas.com di dapur umum posko induk GOR Cengkareng.

Siti (59), warga Kampung Duri, merupakan warga yang bermalam di posko GOR Cengkareng bersama keluarga.

Siti belum bisa kembali ke rumah karena rumah masih kotor, lantai belum kering, dan masih berlumpur.

Selain itu, semua kasur pun basah sehingga tidak ada tempat untuk merebahkan diri.

"Mau bagaimana lagi? Penginnya sih saya tidur di rumah. Tapi saya juga sudah tua, jadi enggak mungkin kalau tidur di rumah," katanya.

Hal yang sama dialami oleh Ida (29).

Ia terpaksa tinggal di posko GOR Cengkareng karena kedua anaknya tak bisa beristirahat di rumah.

Ia mengutamakan keamanan dan kesehatan anaknya karena rumahnya masih penuh lumpur.

"Kalau saya sama anak di sini. Suami dan orangtua saya balik lagi ke rumah untuk beberes dan mengecek kondisi rumah, alat elektronik, serta berkas-berkas penting," ujar Ida, Jumat sore.

Menurut Ida, air dan listrik di Kampung Duri belum menyala dari Rabu (1/1/2020) hingga Jumat sore.

Hal itu menjadi salah satu alasan ia tetap tinggal di pengungsian. (KOMPAS.com/Audia Natasha Putri)

47 jiwa meninggal akibat banjir di Jabodetabek

 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat penambahan jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat banjir di wilayah Jabodetabek.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo mengatakan, hingga Jumat (3/1/2020) kemarin korban meninggal dunia mencapai 47 orang.

"Jumlah korban meninggal bertambah 4 orang dibandingkan rilis tadi siang, sehingga total meninggal dan hilang 47 orang," ujar Agus kepada wartawan, Jumat (3/1/2020) dini hari.

Berdasarkan data sebelumnya, Jumat (3/1/2019) pagi pukul 09.00 WIB, jumlah korban meninggal terbanyak terdata di Kabupaten Bogor sebanyak 16 orang.

Lalu tujuh orang meninggal di Jakarta Timur, dan masing-masing 3 korban meninggal di Kota Depok dan Kota Bekasi.

Kemudian, terdapat masing-masing 1 korban meninggal di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Bekasi.

Sedangkan, di Lebak terdata delapan korban jiwa akibat banjir bandang.

Adapun kematian disebabkan terseret arus banjir, tertimbun tanah longsor, tersengat listrik dan hipotermia. Sementara itu jumlah pengungsi bertambah menjadi 173.064 orang atau 39.627 KK.

Sejumlah warga nekat melewati banjir yang merendam Jalan Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Arus lalu lintas di jalan tersebut lumpuh total, pemukiman warga, toko, hingga rumah sakit terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa serta kendaraan yang tidak sempat dievakuasi juga nampak terendam banjir hingga menutup seluruh badan mobil. Tribunnews/Jeprima
Sejumlah warga nekat melewati banjir yang merendam Jalan Kartini, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (2/1/2020). Arus lalu lintas di jalan tersebut lumpuh total, pemukiman warga, toko, hingga rumah sakit terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa serta kendaraan yang tidak sempat dievakuasi juga nampak terendam banjir hingga menutup seluruh badan mobil. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Bekasi Paling Tinggi

Sementara itu sejumlah wilayah di Jabodetabek masih terendam banjir.

Kota Bekasi menjadi daerah dengan ketinggian air yang paling tinggi, yakni mencapai 20 hingga 300 sentimeter.

Berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BNPB, genangan banjir masih melimpasi sejumlah wilayah.

Sejumlah wilayah tersebut antara lain, Kabupaten Bekasi dengan ketinggian air 20-50 sentimeter, Kabupaten Bogor 20-30 sentimeter, Kota Tangerang 30-50 sentimeter, Kota Tangerang Selatan kurang dari 10 sentimeter dan Jakarta Timur 20-25 sentimeter.

Kemudian Jakarta Barat 20-70 sentimeter, Jakarta Selatan 20-200 sentimeter dan Jakarta Utara 20-70 sentimeter.

Rian D'Masiv Kediaman Mewahnya Kebanjiran Hingga Kulkas Hanyut, Ungkap Tahun Depan Pindah Rumah
Rian D'Masiv Kediaman Mewahnya Kebanjiran Hingga Kulkas Hanyut, Ungkap Tahun Depan Pindah Rumah (Instagram Rian D'Masiv)

Sementara, terdapat tiga daerah yang dilaporkan sudah tak ada lagi genangan banjir.

"Tidak ada genangan banjir di Jakarta Pusat, Kota Bogor, dan Kota Depok," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom) BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

 Gubernur Anies Baswedan: Anak-anak Senang Main Saat Banjir dan Berenang

Agus Wibowo mengatakan, jumlah pengungsi di Jabodetabek pascabanjir pada pertengahan pekan ini mencapai 183.530 orang atau 41.495 KK dan tersebar di 107 titik pengungsian.

Diberitakan, Hujan yang mengguyur sejak Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2020) itu telah mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah di Jabodetabek. (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update, BNPB: 47 Korban Meninggal dan Hilang akibat Banjir Jabodetabek"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved