Ria Irawan Meninggal

BREAKING NEWS: Ria Irawan Tutup Usia, Berikut Riwayat Penyakit Kanker yang Dialaminya

Ria Irawan meninggal dunia di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) pada Senin, 6 Januari 2020 pagi.

Editor: Kurniawati Hasjanah
Grid.ID/Menda Clara Florencia
Ria Irawan 

TRIBUNJAKARTA.COM - Ria Irawan meninggal dunia di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) pada Senin, 6 Januari 2020 pagi.

Suami Ria Irawan, Mayky Wongkar, saat dihubungi Kompas.com membenarkan kabar tersebut.

"Iya benar. Meninggal jam 4 subuh," kata Mayky.

Ria mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.

Riwayat Penyakit Ria Irawan

Pada 18 November 2019, Ria Irawan atau Chandra Ariati Dewi harus kembali masuk ke rumah sakit.

Ia dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada Senin (18/11/2019) malam.

Ria Irawan berbincang dengan pihak media Kelompok Kompas Gramedia di gedung The Jakarta Post, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (5/1/2014).
Ria Irawan berbincang dengan pihak media Kelompok Kompas Gramedia di gedung The Jakarta Post, Palmerah Barat, Jakarta Barat, Senin (5/1/2014). (KOMPAS.com/IRFAN MAULLANA)

Sebelumnya, Ria Irawan juga sempat dirawat di RSCM karena kondisi fisiknya yang memburuk.

Beberapa tahun lalu, Ria sempat menyatakan bahwa kondisinya membaik dan sel-sel kanker di tubuhnya berhasil disembuhkan.

Namun sel kanker di tubuh Ria menyebar ke organ tubuh lain.

Bahkan, beberapa bulan lalu Ria kembali dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)Salemba, Jakarta Pusat.

Seperti diketahui, Ria Irawan harus kembali berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya.

Sebelumnya, Ria Irawan menderita penyakit kanker getah bening, dan kemudian dinyatakan sembuh.

Namun, sejak 1 September 2019, kondisi Ria Irawan kembali menurun dan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Sel kanker Ria Irawan disebut sudah menyebar hingga otak dan paru-paru.

Apa Kata Dokter

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo menjelaskan penyebab penyebaran sel kanker seperti yang dialami Ria Irawan.

Ia mengungkapkan bahwa aktifnya sel kanker ini muncul karena ada sel sisa kanker yang tertinggal.

"Sebenarnya 'kembali aktif' itu hanya berarti bahwa dari miliaran sel yang dihancurkan oleh pengobatan, bisa jadi ada satu sel yang tertinggal," ujar Aru saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (7/9/2019).

Kisah Perjuangan Ria Irawan Menjadi Surivor Kanker, Kemoterapi Sambil Makan Nasi Uduk
Kisah Perjuangan Ria Irawan Menjadi Surivor Kanker, Kemoterapi Sambil Makan Nasi Uduk (Kompas.com/Irfan Maullana)

Menurutnya, sel sisa itu akan perlahan-lahan memperbanyak diri untuk kemudian "kembali" menjadi kanker dalam waktu beberapa bulan, bahkan beberapa tahun.

Selain itu, Aru menjelaskan bahwa jika sebuah tumor yang telah "dihilangkan" oleh kemoterapi, maka tidak menutup kemungkinan sel tersebut tidak bisa kambuh.

Penyakit itu bisa kembali muncul/kambuh dengan kemungkinan terjadi pada dua tahun pertama.

Kemudian, jika lebih dari dua tahun tidak kambuh, kemungkinan sel itu akan kambuh akan semakin kecil.

Tetapi, pada kasus lain, ada sel kanker yang kambuh setelah 5 tahun kemudian pascaoperasi pengangkatan.

"Dulu tidak diketahui mekanismenya, tetapi sekarang diketahui bahwa sebuah sel kanker dapat mengubah diri/bermutasi sehingga menjadi resisten atau tidak mempan dihilangkan," ujar Aru.

Ria Irawan
Ria Irawan (IG Ria Irawan)

Aru mengungkapkan bahwa tuntas tidaknya sebuah kanker bergantung pada tingkat keparahan atau stadium penyakit yang diderita pasien atau pada waktu pengobatan dilaksanakan.

Penjalaran kanker Ria Irawan Menilik penjalaran kanker yang diderita Ria Irawan, Aru mengatakan bahwa kanker tersebut tidak menjalar, justru Ria mengidap kanker getah bening.

"Kankernya Ria tidak menyebar ke kelenjar getah bening. Kankernya memang kanker kelenjar getah bening, disebut Limfoma," ujar Aru.

Di sisi lain, seberapa cepat sebuah kankermenyebar juga bergantung pada jenis kanker, dan interaksi antara sel kanker dan tubuh pasien.

"Jadi (jangka waktu kecepatan) penyebaran sebuah kanker amat bervariasi," kata dia.

Adapun untuk menekan penyebaran sel kankerdalam tubuh pasien, Aru menerangkan bisa dengan obat yang masuk dalam tubuhm seperti kemoterapi.

Obat kemoterapi kedua ini berbeda dengan obat yang diberikan saat divonis kanker pertama kali.

Selain itu, Aru menyarankan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan guna mendeteksi sel kanker secara dini, dan melakukan pemeriksaan rutin agar sel kanker tidak cepat menyebar. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved