Pemerintah Indonesia Tak Bisa Intervensi Kasus Reynhard Sinaga & Pemberitaan Media Internasional
Pemerintah Indonesia hanya berkewajiban untuk memberikan perlindungan hukum atau mendampingi Reynhard Sinaga.
Setelah mulai terpikat, mereka dibawa ke apartemen miliknya, lalu dibius.
Pada saat korban tidak sadar dia melakukan tindakan pemerkosaan.
Tak hanya sekali atau dua kali, sejumlah korbannya bahkan pernah diperkosa berkali-kali selama 2,5 tahun.
Atas perbuatan itu, dia divonis seumur hidup dengan jangka waktu minimal 30 tahun oleh Pengadilan Manchester, Inggris.
Media internasional melihat kasus Reynhard Sinaga
Kasus pemerkosaan yang dilakukan WNI Reynhard Sinaga di Inggris sontak jadi perhatian dunia internasional. Reynhard dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris, setelah terbukti bersalah atas 159 kasus perkosaaan dan serangan seksual terhadap 48 pria di Inggris dalam rentang waktu 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017. Media internasional pun ramai memberitakan sosok pria kelahiran Jambi, 19 Februari 1983 tersebut.
Media Inggris The Guardian menjuluki Reynhard Sinaga sebagai Peter Pan, tokoh fiksi anak-anak yang tidak tumbuh dewasa, dalam artikelnya yang berjudul "Reynhard Sinaga: the 'Peter Pan' student who raped scores of men".
Alasannya, karena Reynhard terlihat lebih muda dibanding usianya yakni 36 tahun. Kepada The Guardian, salah satu teman dekat Reynhard yang tidak disebutkan namanya mengaku mengenal Reynhard sebagai sosok "pria yang manis, bahagia, selalu tersenyum dan tertawa."
Reynhard Sinaga datang ke Inggris pada tahun 2007 dengan visa mahasiswa. Ia meraih dua gelar magister di bidang sosiologi dan perencaan dari Universitas Manchester.
Tesisnya berjudul "Sexuality and everyday transnationalism. South Asian gay and bisexual men in Manchester."
Selain The Guardian, media Inggris lainnya yakni Manchester Evening News, menyebut kasus pemerkosaaan yang dilakukan Reynhard merupakan salah satu kasus paling mengerikan yang akhirnya terungkap di Pengadilan Manchester. Sosok Reynhard bahkan digambarkan sebagai seorang psikopat, dalam artikel yang berjudul "Psychopath Manchester student raped hundreds of men in his city centre flat - the full horrific story of Britain's biggest-ever rape case can now be told".
Media Jerman, Tagesschau, juga tidak ketinggalan memberitakan kasus pemerkosaan yang diklaim sebagai kasus pemerkosaan dengan korban terbanyak dalam sejarah hukum Inggris. Dalam artikel Tagesschau yang berjudul "Wegen 159-facher Vergewaltigung verurteilt" yang ditulis oleh Thomas Spickhofen, dituliskan bahwa Reynhard memikat para korbannya untuk datang ke apartemennya dengan janji-janji manis sebelum akhirnya membius, memperkosa, serta merekam aksinya yang diduga telah berlangsung selama 10 tahun.
Senada dengan Tagesschau, media ternama AS, The New York Times juga mendeskripsikan profil, latar belakang pendidikan, dan keluarga pria yang memiliki nama lengkap Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga dalam artikel berjudul "Britain's ‘Most Prolific Rapist' Is Jailed for Life."
Tidak terganggu dengan pemberitaan
Kepada DW Indonesia, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Manchester, Nugraha Abdillah mengatakan bahwa kencangnya pemberitaan media internasional, khususnya media Inggris terkait kasus pemerkosaan Reynhard tidak berdampak terhadap aktivitas mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada di Manchester. Ia menjelaskan bahwa saat ini mahasiswa-mahasiswa Indonesia tengah fokus menghadapi pekan ujian.