Gado-gado Bon Bin Legendaris Cikini: Bumbu Rahasia Ditawar Puluhan Juta dan Jadi Langganan Gus Dur
Berdiri sejak tahun 1960, Gado-gado Bon Bin hingga kini tak kehilangan hati para pelanggannya. Satu diantaranya Gus Dur dan Tjahjo Kumolo
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Berdiri sejak tahun 1960, Gado-gado Bon Bin hingga kini tak kehilangan hati para pelanggannya.
Pasalnya, bumbu gado-gado Bon Bin khas.
Resep warisan sang ibu itu beda dari yang lain.

Pelanggan pun meregenerasi yang suka dengan gado-gado Bon Bin.
Menurut penerus tempat makan gado-gado Bon Bin, Hadi Lingga Wijaya (67), bumbu gado-gadonya pernah ditawar hingga puluhan juta.
"Sampai banyak yang mau nawar, bilangnya mau bikin usaha bareng. Yaudah katanya bumbunya aja. Kita enggak mau," ungkapnya kepada Wartawan TribunJakarta.com pada Jumat (10/1/2020).
Hadi tak ingat berapa nominal yang ditawarkan.
"Saya enggak ingat nominalnya berapa, yang jelas puluhan juta. Iyalah ada orang yang mau beli, kuncinya di situ (bumbu)," sambungnya lagi.
Jadi Langganan Gus Dur
Hadi mengatakan gado-gadonya menjadi langganan sejumlah pejabat, salah satunya mendiang Presiden ke-4 RI, Gus Dur.
Ketika menyambangi tempatnya, Gus Dur saat itu belum menjabat sebagai Presiden.
Kala itu, kenang Hadi, Gus Dur masih menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
"Saya enggak pernah ngobrol langsung, tapi pernah ke sini Gus Dur. Pakai sepatu sendal ke sini. Pernah beberapa kali," kenangnya.
Gus Dur juga suka memesan gado-gadonya melalui ajudannya.
"Saya tanya ke orang suruhannya,"buat siapa mas?" Buat Gus Dur katanya. Baru keluar dari rumah sakit saat itu karena kadar gulanya tinggi udah minta gado-gado," bebernya seraya tertawa.
Selain Gus Dur, beberapa pejabat suka makan di sana.
Salah satunya, Tjahjo Kumolo yang menjadi langganan sebelum menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia hingga kini.
"Ada banyak juga tapi saya enggak hafal, karena kan suka pesan bungkus nyuruh orang," ungkapnya.
Mencicip Gado-Gado Bon Bin Legendaris di Cikini: Disiram Bumbu Rahasia, Dimakan Bareng Kerupuk Udang
Kala sepiring gado-gado Bon Bin tersaji di atas meja, tampilannya tampak menggugah selera untuk segera dilahap.
Bumbu kacang kental yang khas terlihat berlimpah di atas sayur-sayuran.
Memang, ini rahasianya yang membuat gado-gado Bon Bin tetap digemari pelanggan sejak berdiri pada tahun 1960 silam.

Bumbu kacang Bon Bin adalah kunci. Pelanggan tak akan lari ke lain hati.
Jam makan siang, sebagian besar tempat makan disibuki oleh para pelanggan yang datang.
Tak terkecuali, tempat makan gado-gado Bon Bin yang beralamat di Jalan Cikini IV No. 5, Menteng, Jakarta Pusat.
Suasana siang itu, para pelayan sibuk menyajikan gado-gado ke meja-meja pelanggan.
Penerus kedua usaha tersebut, Hadi Lingga Wijaya (67) tampak sibuk dibelakang meja etalase yang berada di depan pintu masuk.
Tangannya sibuk meracik aneka sayuran dari atas tampah bambu yang terdiri dari bayam, kacang panjang, toge, kentang, tahu dan telor rebus yang dipotong setengah.
Usai meracik, ini yang ditunggu-tunggu, dari panci di sebelah tampah, bumbu kacang rahasia langsung disiram di atas piring.
Bumbu kacang itu mengguyur sayur-sayuran itu.
Hadi kemudian meletakkan seporsi gado-gado itu ke meja dekat kasir untuk diantarkan oleh pelayan.
Bumbu Rahasia yang Disiram

Hadi mengatakan bisa dibilang gado-gado Bon Bin ini disajikan dengan cara berbeda dengan kebanyakan penjual gado-gado lainnya, terutama pada bumbu.
Ia menjelaskan bumbu gado-gadonya telah disiapkan terlebih dahulu.
"Jadi kita persiapkan sehari sebelum jualan, besoknya tinggal kita siram. Makanya namanya Gado-gado Bon Bin siram," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (10/1/2020).
Menyoal bumbu gado-gado, Hadi menjelaskan bahwa itu dibuat oleh resep warisan ibunya yang pintar masak.
Dulu, lanjutnya, bumbu itu diciptakan dengan cara ditumbuk.
Seiring bergeraknya zaman, bumbu kacang itu digiling dengan mesin.
"Kalau dulu ada tukang tumbuknya sendiri dalam membuat bumbu kacang. Dia datang untuk numbuk aja. Alat tumbuknya kayak buat numbuk padi," tambahnya.
Dimakan Bareng Kerupuk Udang
Berbeda dari pedagang gado-gado lainnya, sepiring gado-gado Bon Bin dimakan bersama dengan kerupuk dan emping.
Menurut Hadi, penyajian dengan kerupuk udang menjadi salah satu yang berbeda.
"Khasnya itu juga di sini pakai kerupuk udang dan emping. Enggak tahu saya kenapa, ibu saya dulu sudah pakai itu," katanya.
Uniknya lagi, bila memesan gado-gado dengan lontong, Hadi hanya memberikan tiga potong saja untuk satu porsi.
Menurutnya, tiga potong lontong sudah cukup membuat pelanggan kenyang.
"Lontong hanya tiga potong. Biarpun segitu, cukup untuk pelanggan. Kalau mau nambah biasanya pesan double," tambahnya.
Jual Es Shanghai, Es Elit Zaman Dulu

Tempat makan gado-gado Bon Bin menjual es Shanghai yang menjadi salah satu menu andalannya.
Menurut Hadi, es shanghai merupakan minuman elit zaman dulu.
Menu itu menjadi salah satu yang diciptakan oleh ibunya.
"Zaman dulu kalau ibu pergi, beli ini. Es yang paling beda (pada masanya)," kenangnya.
Es Shanghai terbuat dari buah klengkeng kaleng, cincau, kelapa, sirup dan kental manis.
Selain itu, es cendolnya pun tak kalah nikmatnya untuk dinikmati.
Selepas menandaskan sepiring gado-gado, jangan lupa menyantap es Shanghai atau es cendolnya.
Apalagi disantap di tengah bekapan udara yang gerah di siang hari. Pokoknya klop!