Gelar Acara Sampai Malam & Munculnya Batu Besar Saat Dini Hari, Ini Fakta Keraton Agung Sejagat

Kemunculan sekelompok orang yang menamakan diri sebagai Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah menuai perhatian publik.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
ISTIMEWA
Totok tengah naik kuda dan hebohnya Kerajaan Agung Sejagat Purworejo 

Perjanjian tersebut, menurut Joyodiningrat, dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai penguasa imperium Majapahit dengan bangsa Portugis sebagai wakil orang Barat atau bekas koloni Kekaisaran Romawi di Malaka pada 1518.

Dalam akhir perjanjian itu, setelah berakhirnya dominasi kekuasaan Barat mengontrol dunia, yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II, kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya, yaitu Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

3. Aktivitas Keraton Agung Sejagat

Warga sekitar mengaku, awalnya tak mengetahui keberadaan kelompok Keraton Agung Sejagat.

Warga hanya tahu bahwa di dalam area rumah yang sekarang disebut sebagai keraton sering melakukan aktifitas budaya.

"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya, sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," ujar Sumarni (53) tetangga yang rumahnya dekat dengan area Keraton.

Dulunya hanya dikenal sebagai perkumpulan-perkumpulan biasa yang menamai dirinya sebagai Development Economic Commite (DEC).

"Itu adalah komunitas yang akan mencairkan dana pemerintah jaman dulu," jelas Sumarni.

Kesaksian Teddy Pardiyana Soal Asam Lambung Lina, Pihak RS Justru Catat Hipertensi, Begini Faktanya

Lebih lanjut, Sumarni menjelaskan, kegiatan mulai ramai dan mendatangkan berbagai orang dari luar adalah sekitar 14 Agustus 2019.

Orang-orang datang berdatangan menggunakan kain-kain tradisional seperti kerajaan.

Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten <a href='https://jakarta.tribunnews.com/tag/purworejo' title='Purworejo'>Purworejo</a>.

Orang-orang itu datang bukan dari Purworejo atau orang asli disitu, melainkan mereka datang dari luar seperti Bantul, Imogiri, dan lainnya.

Aktifitas mereka dimulai pada pukul 17.00 WIB, dan acaranya adalah sekitar pukul 22.00 WIB.

Acara yang mereka selenggarakan menggunakan tatacara upacara ala manten jawa.

Kronologi Lengkap Lina Meninggal Diungkap Polisi, Mantan Istri Sule Jatuh Tengkurap Lepas Mukena

Ada tarian gambyong, cucuk lampah hingga prosesi pecah telor.

Warga yang melihat prosesi tersebut menjadi terheran-heran ada kegiatan apa seperti itu.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved