Teror Ulat Bulut
Perumahan di Ciputat Diteror Ulat Bulu: Warga Gatal Usai Pakai Handuk, Sudah Dibakar Tetap Muncul
Ratusan ulat bulu menyerang warga Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) selama sepekan terakhir. Warga gatal-gatal.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Ratusan ulat bulu menyerang warga Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) selama sepekan terakhir.
Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Tangerang Selatan (Tangsel) diterjunkan untuk mengatasi serangan ulat bulu itu.
Serangan ulat bulu meresahkan warga karena membuat tubuh mereka gatal-gatal.
TribunJakarta.com merangkum informasi seputar kasus tersebut.
Warga Gatal-gatal
Sekuriti Perumahan Hakiki, Nadi (38) mengatakan serangan ulat bulut telah dialami sepekan terakhir.
"Sudah seminggu belakangan dah, banyak ulatnya," ujar Nadi (38), sekuriti perumahan tersebut di lokasi, Rabu (5/1/2020).
Nadi menjelaskan, mulanya warga perumahan tersebut gatal-gatal karena menggunakan handuk yang baru saja dijemur.
"Ternyata ada ulatnya, badannya pada bentol-bentol besar," ujarnya.
Nadi mengatakan, ada dua jenis ulat bulu yang banyak muncul di perumahan yang posisinya dekat kali kecil itu.
Ulat tersebut ada yang berwarna putih, dan jenis lainnya berwarna hitam kecoklatan serta ukurannya lebih besar.
Nadi mengatakan, kejadian munculnya banyak ulat yang seperti teror itu baru pertama kali ini terjadi.
"Baru ini, tahun-tahun sebelumnya ada, tapi enggak banyak. Pas musim hujan ini aja nih," ujarnya.
Warga dan sekuriti sampai memanggil petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangsel untuk menyemprotkan anti serangga.
"Kemarin penyemprotan itu dari Damkar," ujarnya.
Pasca-penyemprotan anti serangga, pantauan TribunJakarta.com, ulat bulu masih banyak terlihat.
Bebeberapa ulat terlihat di jalan masuk menuju perumahan itu. Namun di pepohonan justru jarang terlihat.
"Mungkin dia takut kali karena kan kemarin sudah disemprot, jadi pada di jalan. Kemarinan mah banyak bener pada ditembok. Dibakar, muncul lagi," ujarnya.
Petugas Pemadam Kebakaran Diterjunkan

Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Tangerang Selatan (Tangsel), membasmi serangan ulat bulu menggunakan air busa.
Sahroni, Danton Grup Charlie Damkar Tangsel, mengatakan, penyemprotan air busa itu, dilakukan di Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat, Tangsel, Selasa (14/1/2020) lalu.
"Karena kita memenuhi panggilan dari warga, takutnya enggak enak dipanggil warga tapi kita enggak datang. Alternatif kita memakai foam," ujar Sahroni saat dihubungi TribunJakarta.com, Rabu (15/1/2020).
Sahroni menjelaskan, air busa yang dimaksud adalah yang biasa digunakan untuk memadamkan api pada material mudah terbakar.
"Foam liquid, zat kimia juga, tapi khusus buat kertas kayu," ujarnya.
Air busa digunakan karena Damkar Tangsel tidak memiliki pestisida untuk membasmi serangga.
Terlebih, Damkar Tangsel juga belum memiliki alat khusus penyemprot pestisida itu.
Kebutuhan akan pestisida dan alat penyemprotnya belum dirasa penting, lantaran kasus hama ulat bulu baru pertama kali ini ada.
"Kita kan belum punya nih, alatnya juga. Sudah gitu kan kita selama ini belum pernah melakukan itu, pembasmian ulat bulu. Pas tahun dulu belum pernah lah," ujarnya.
Air Busa Tak Ampuh

Sahroni, Komandan Pleton (Danton) Grup Charlie Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Tangerang Selatan (Tangsel), mengatakan pembasmian ulat bulu menggunakan air busa tidak ampuh.
Diberitakan TribunJakarta.com, Dinas Damkar Tangsel melakukan pembasmian ulat bulu di Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat pada Selasa (14/1/2020).
Penggunaan air busa yang biasa digunakan untuk memadamkan api pada material mudah terbakar itu lantaran Dinas Damkar Tangsel tidak memiliki pestisida.
Namun Sahroni mengatakan, pihaknya, tidak yakin kalau penyemprotan air busa itu membunuh ulat secara langsung.
Justru ia beranggapan, semprotan tersebut membuat ulat yang berada di atas pohon jadi jatuh ke jalan.
"Karena kalau kemaren kita semprot banyak yang mati ada lah, apakah dia kena busanya aja, tapi kalau menurut saya kalau disemprot gitu bukan semakin hilang, tapi yang di atas pohonnya itu jatuh, masih ada," ujar Sahroni saat dihubungi TribunJakarta.com, Rabu (15/1/2020).
"Jadi yang nempel di pohon itu yang disemprot kita, kan otomatis dia jatuh, kalau emang masih dia kan merambat lagi," tambahnya.
Sahroni sendiri belum mengecek hasil semprotannya itu. "Kita juga hasilnya belum tahu, timbul lagi apa gimana, kita belum survei lagi," jelasnya.
Penggunaan air busa itu, meniru yang dilakukan Dinas Damkar DKI Jakarta.
"Karena kita konfirmasi dengan pemadam DKI juga, kata dia, dia nanya pakai foam, karena kita ada foam kita pake foam," jelasnya.
Pantauan TribunJakarta.com di perumahan Hakiki, ulat bulu masih terlihat di jalan area perumahan.
Setidaknya ada dua jenis ulat bulu yang banyak muncul di perumahan yang posisinya dekat kali kecil itu.
Ulat tersebut ada yang berwarna putih, dan jenis lainnya berwarna hitam kecoklatan serta ukurannya lebih besar.
Baru Terjadi Tahun Ini

Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Keselamatan Tangerang Selatan (Tangsel) baru pertama kali menangani serangan ulat bulu.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, petugas Damkar Tangsel menyemprotkan air busa ke area Perumahan Hakiki, Serua, Ciputat karena permintaan warga untuk membasmi ulat bulu.
Ulat bulu di perumahan itu sudah meresahkan, lantaran serangga yang akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu itu sudah membuat sejumlah warga gatal-gatal.
Hal itu diungkapkan Sahroni, Komandan Pleton (Danton) Grup Charlie Damkar Tangsel, saat dihunungi TribunJakarta.com, Rabu (15/1/2020).
"Kita selama ini belum pernah melakukan itu, pembasmian ulat bulu. Pas tahun dulu belum pernah lah," ujar Sahroni.
Sekuriti Perumahan Hakiki, Nadi (38), juga mengakui hal yang sama.
Nadi mengatakan, meningkatnya populasi ulat bulu yang sampai meresahkan warga di perumahan itu baru kali ini terjadi.
Jumlahnya tidak sedikit, bahkan sampai masuk ke rumah, melata di pakaian warga.
"Baru kali ini, sebelumnya ada cuma enggak banyak. Sampai masuk ke rumah warga, ada di pakaian. Makanya kalau mau pakai baji digebahin dulu," ujar Nadi di lokasi.
Kejadian Serupa di Bali

Hama ulat bulu menyerang rumah warga di Banjar Taman Desa Batuagung Kecamatan Jembrana, Jembrana, Bali.
Serang hama ini sudah berlangsung hampir sepekan.
Namun, serangan ulat yang paling besar terjadi dua hari lalu sampai-sampai masuk ke kamar rumah warga.
Pemilik rumah yang terkena serangan ulat bulu,
Dewa Ketut Minata (43) Banjar Taman Desa Batuagung Kecamatan Jembrana mengatakan, bahwa sejak lima hari lalu sudah muncul ulat bulu berwarna hitam ini.
Ulat itu berasal dari pohon jati yang berada di belakang rumahnya.
"Dan sejak dua hari lalu sudah masuk ke kamar. Sudah penuh sejak dua hari yang lalu," ucapnya, Rabu (15/1/2019).
• DPRP Tuding Mendagri Hambat Pembangunan, Pengamat Nilai Tidak Mendasar
• Dua Kelompok Terlibat Tawuran di Grogol Petamburan Jakarta Barat, Petasan Jadi Pertanda Dimulainya
Dewa Minata mengaku, bahwa sejak lima hari lalu sejak serangan ulat, ia dan keluarga sudah membersihkan ulat dengan semprotan nyamuk.
Kemudian, membersihkan dan membakar ulat. Saat ini, sudah jauh berkurang dari serangan sebelumnya.
"Sudah hilang, disemprot dengan semprotan nyamuk," bebernya.
Dalam serangan ulat bulu ini, pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana langsung melakukan pengecekan terhadap pohon jati.
Dan saat ini, memang serangan ulat bulu ini tidak hanya terjadi di Banjar Taman namun di beberapa Banjar lain.
Tapi paling parah ialah serangan di Banjar Taman, karena sampai masuk ke rumah warga. (TribunJakarta.com/ Jaisy Rahman Tohir/TribunBali)