Tergiur Janji Gaji Rp 3 Juta, Sang Ayah Menyesal Anak Gadisnya Hilang Dibawa ke Negeri Orang

Nurdin menangis mengenang Syafridawati tak kunjung ada kabarnya sejak pergi ke Malaysia dari 2015.

Editor: Muji Lestari
Kolase Serambi Indonesia
Kolase Nurdin (70) saat membuat laporan tentang putrinya, Syafridawati, ke Polda Aceh, Senin (13/1/2020). Gadis asal Gampong Krueng Lingka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, itu hilang tak ada kabar sejak bekerja di Malaysia pada 2015 silam. 

TRIBUNJAKARTA.COM, BANDA ACEH - Dijanjikan akan dapat gaji Rp 3 juta di Malaysia, anak gadis Nurdin hingga kini justru hilang kabarnya.

Gadis asal Gampong Krueng Lingka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, itu pergi ke negeri jiran diajak Mutia.

Mutia sampai tiga kali mendatangi rumah Nurdin dan meminta izin untuk membawa putrinya bekerja.

Sejak kepergian Syafridawati bertahun-tahun lalu, Nurdin dan keluarga di kampung tak tahu lagi kabarnya.

Muncul dugaan, Syafridawati menjadi korban sindikat perdagangan orang.

Nurdin Sempat Menolak

Suatu hari Mutia datang ke rumah meminta izin Nurdin untuk membawa Syafridawati merantau ke negeri seberang.

Sebagai ayah, Nurdin menolak permintaan pertama Mutia.

"Pertama dia datang meminta, tapi tak saya kasih,” ucap Nurdin saat membuat laporan ke Polda Aceh, Senin (13/1/2020). 

Mutia tak patah arang, kali kedua kembali mendatangi rumah Nurdin.

Kali ini permintaannya sama.

Lagi-lagi Nurdin menolak anak gadisnya bekerja di Malaysia.

Setelah itu, kali ketiga Mutia datang dengan suaminya.

"Katanya ada gaji tiga juta rupiah. Setiap bulan dikirim lima ratus ribu rupiah."

"Kalau sakit dia dibawa ke rumah sakit, kalau tidak mau kerja bisa dibawa pulang ke kampung," sambung Nurdin.

Terbujuk rayu ucapan Mutia, apalagi warga kampung sendiri, Nurdin mengizinkan Syafridawati diboyong ke Malaysia.

Berangkatlah Syafridawati dan sempat memberi kabar saat tiba di Malaysia ke orang rumah.

Segala paspor dan urusan lain Syafridawati diurus oleh Mutia.

Saat keluar rumah, Syafridawati dijemput Mutia menggunakan mobil.

Sekian lama di Malaysia, anak gadisnya tak pernah menghubungi Nurdin dan keluarga di kampung.

Terakhir, Nurdin dan keluarga berkomunikasi dengan Syafridawati pada 2017.

Saat itu putrinya menangis dan meminta pulang ke Kampung tapi tak punya uang.

Itulah komunikasi terakhir sebelum Syafridawati hilang kontak dengan keluarga sampai sekarang.

"Pernah dia telepon tahun 2016 sekali, kemudian 2017 sekali."

"Dia menangis, katanya mau pulang tapi tidak ada uang."

"Cuma itu dia hubungi setelahnya tak pernah lagi," terang Nurdin.

Berbilang hari, bulan dan tahun, Syafridawati seperti lenyap ditelan bumi.

Tak pernah ada lagi Nurdin mendapat kabar anak gadisnya itu dari Malaysia.

Air matanya berlinang ketika Nurdin mengenang anak gadisnya itu sebagai sosok yang santun.

“Dia baik, anaknya penurut dan tanggung jawab. Sejak awal saya memang enggak kasih izin."

"Tapi mau bagaimana lagi?” cerita Nurdin mengenang putri bungsunya itu.

Nurdin begitu rindu kepada Syafridawati setelah hampir lima tahun berpisah.

Saat mengikhlaskan si bungsu lenyap dari matanya untuk merantau pada 18 Agustus 2015, Nurdin penuh harap.

Kelak, Syafridawati bisa membantu kehidupan keluarga di kampung hasil uang kiriman dari rantau.

Apa daya uang tak pernah dikirim, Syafridawati kini menghilang.

Berulang kali Nurdin menyeka air mata mengingat semua harapan yang kini sirna itu.

Suara Nurdin terbata-bata saat bercerita tentang anaknya di sela membuat laporkan ke Polda Aceh.

Sementara itu, Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, menduga Syafridawati korban perdagangan orang.

“Setelah kita kroscek ke sana, kesimpulan saya (Syafridawati) ini menjadi korban perdagangan orang,” kata Safaruddin saat mendampingi Nurdin.

Bersama tim, Safaruddin mengawal dan mendampingi proses pelaporan hingga proses BAP awal penyidik terhadap Nurdin.

Safaruddin menjelaskan, pas Ramadan 2016 Syafridawati sekali menelepon keluarga menggunakan nomor Malaysia.

"Di sana kerja tapi enggak ada uang karena tidak digaji. Syafridawati menangis, tapi dia tidak bilang kerja di mana," beber Safaruddin.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 7 Fakta Gadis Aceh Dijual di Malaysia, Berprilaku Santun Kirim Kabar Sambil Menangis Ingin Pulang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved