Persija Jakarta

Masseur Profesional Ahmad Aditya Jadi Teman Setia Keluh Kesah Pemain Persija Jakarta

Selama empat tahun terakhir, Adit, sapaan akrabnya, selalu dipercaya menjadi massure di Persija Jakarta.

Penulis: Wahyu Septiana | Editor: Wahyu Aji
ISTIMEWA/Dokumentasi pribadi Ahmad Aditya
Ahmad Aditya (paling kiri) sedang menjalankan tugasnya memijat pemain Persija Jakarta. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tugas Ahmad Aditya di klub Persija Jakarta bukan hanya jadi seorang massure, tapi juga menjadi teman curhat seluruh pemain Macan Kemayoran.

Selama empat tahun terakhir, Adit, sapaan akrabnya, selalu dipercaya menjadi massure di Persija Jakarta.

Tugas utama seorang massure di tim profesional membantu mengembalikan fungsi otot pemain yang tegang.

Dengan begitu otot mereka kembali lemas, sesuai fungsi dan jalannya otot tersebut.

Saat menjalankan tugasnya, Adit mampu melakukan pijatan kepada 3-4 pemain dalam setiap harinya.

Biasanya, pijatan ke setiap pemain memakan waktu kurang lebih satu jam.

Saat menjalankan tugasnya, tak jarang Adit selalu menjadi teman setia ngobrol dan curhat pemain Persija.

Setiap pemain selalu bercerita mengenai problem di latihan dan masalah di pertandingan.

Tak jarang, Adit selalu menerima keluh kesah pemain ketika situasinya sedang drop.

"Biasanya pemain sering curhat pas lagi di massage," kata Adit kepada TribunJakarta.com, Kamis (16/1/2020).

"Biasanya mereka curhatin mengenai suasana latihan, persaingan, dan masalah-masalah lainnya," imbuh Adit.

Pria kelahiran Jakarta, 3 Juli 1993 itu enggan membocorkan keluh kesah yang diceritakan beberapa pemain Persija.

Adit menghargai pribadi seluruh pemain yang sudah bercerita kepadanya.

"Enggak ada yang aneh-aneh kok, curhatnya seadanya saja," papar pria lulusan Universitas Negeri Jakarta ini.

Selain menjadi seorang masseur, Adit sudah menyiapkan bekal lainnya untuk melanjutkan karier ke depannya.

Saat ini, pria berusia 26 tahun itu sudah mempunyai lisensi kepelatihan.

Kedepannya, Adit berencana beralih profesi dari seorang masseur menjadi seorang pelatih.

"Selain jadi masseur, saat ini saya juga kebetulan udah ngambil lisensi pelatih."

"Ya lumayan lah itu buat bekal kedepannya," ujarnya.

Biasanya, masseur atau istilah tukang pijat dikerjakan oleh pria berusia lanjut.

Nyatanya, Ahmad Aditya menjadi masseur agar bisa menyambung hidup sehari-hari.

Adit bercerita awal mula bergabung sebagai masseur di Persija Jakarta pada musim kompetisi 2016/2017.

Penawaran bergabung menjadi masseur di Persija Jakarta datang dari seorang seniornya di kampus.

Kala itu, tim Persija memang membutuhkan seorang masseur untuk menjalani kompetisi Liga 1.

"Awal gabung jadi masseur Persija Jakarta ditawari sama senior di kampus."

"Kebetulan Persija lagi butuh (masseur) saat itu," ujar Adit.

Saat mendapatkan tawaran bergabung, Adit tidak berpikir panjang dan langsung menerima penawaran tersebut.

"Pas awal gabung disini dulu pas bangat saya abis sidang skripsi kuliah."

"Kebetulan ada tawaran disini lumayan langsung diterima," ujarnya.

Sebelum gabung bersama Persija, Adit pernah dihadapakan dalam situasi sulit.

Adit mendapatkan tawaran bergabung dari tim Persija dan PON Kaltim.

Dengan berbagai pertimbangan, Adit memutuskan menerima pinangan sebagai masseur di Persija Jakarta.

"Dulu sempat bingung karena ada dua pilihan Persija atau PON Kaltim," jelasnya.

Ia punya banyak pengalaman unik saat memijat pemain Persija.

Dalam sehari, biasanya Adit sanggup menjalankan tugasnya memijat sebanyak 3-4 pemain.

Suporter Persija Jakarta, The Jakmania membawa poster bertuliskan Bambang Pamungkas dan angka 20 (nomor punggung Bepe) saat Persija melawan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019) malam. Laga tersebut merupakan laga resmi terakhir Bepe bersama Persija Jakarta setelah ia mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Dalam laga ini, Persija Jakarta harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 1-2.
Suporter Persija Jakarta, The Jakmania membawa poster bertuliskan Bambang Pamungkas dan angka 20 (nomor punggung Bepe) saat Persija melawan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2019) malam. Laga tersebut merupakan laga resmi terakhir Bepe bersama Persija Jakarta setelah ia mengumumkan pensiun sebagai pesepak bola profesional. Dalam laga ini, Persija Jakarta harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 1-2. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Untuk durasinya, biasanya satu pemain dipijat kurang lebih satu jam.

"Biasanya sebelum latihan ngasih peregangan kepada pemain."

"Baru sehabis latihan biasanya ada pemain yang minta dipijat," kata Adit.

Di tim Persija, beberapa pemain senior sangat menyukai teknik dan gaya pijatannya.

"Pemain yang enak di massage itu pemain senior seperti Bang Andritany, Ismed, dan Ramdani," ungkapnya.

"Kalo pemain asing Rohit enak lah orangnya sambil becanda," katanya menambahkan.

Selama bergabung menjadi massure di tim Persija, Adit punya banyak pengalaman baru.

"Udah pernah ngerasain keliling Indonesia dan beberapa tempat di luar negeri."

"Gara-gara jadi masseur Persija, itu enaknya," ujar Adit.

 Dalam empat tahun terakhir, Adit sudah mengunjungi banyak tempat-tempat yang belum pernah ia datangi.

"Senang bisa ke tempat-tempat baru yang belum pernah saya kunjungi."

"Sekalian jalan-jalan lah," tutur pria lulusan Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved