Narapidana Tewas Gantung Diri di Ruang Isolasi Lapas Pemuda Tangerang
Kejadian narapidana tewas gantung diri kembali terjadi di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang, Kamis (16/1/2020).
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Kejadian narapidana tewas gantung diri kembali terjadi di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang, Kamis (16/1/2020).
Korban yang diketahui bernama Dedi (26) pertama kali ditemukan tewas oleh petugas sipir yang sedang berjaga sekira pukul 07.53 WIB.
Dedi ditemukan tewas di dalam sel tahanannya yang berada di blok isolasi.
"Korban ditemukan sudah menggantung di blok isolasi F05 Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang," kata Kasubag Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim saat dikonfirmasi.
Awal mula kejadian, saat dua petugas sipir hendak mengontrol narapida di ruang isolasi.
Tiba-tiba usai membuka pintu tahanan isolasi, lanjut Rachim, petugas dikagetkan oleh korban yang sudah kaku tergantung di dalam sel tahanannya.
"Korban sudah dalam keadaan gantung diri dengan leher sudah terikat oleh kain sarung warna hijau yang sudah diurai diikatkan ke ventilasi," jelas Rachim.
Dari informasi yang didapatkan, Dedi merupakan tahanan dengan kasus pencabulan terhadap anak-anak di bawah umur dan sudah divonis sembilan tahun kurungan penjara.
Korban yang diketahui merupakan warga Neglasari, Kota Tangerang tersebut diketahui sudah menjalani seperempat masa hukumannya.
"Korban merupakan napi kasus tindak pidana persetubuhan terhadap anak dan sudah menjalani hukuman tiga tahun," jelas Rachim.
Menurutnya, jenazah korban kini sudah dievakuasi ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kasus serupa narapidana gantung diri sebelumnya pernah terjadi di Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang di tahun 2018 dan 2019.
Pada tahun 2019, narapidana berinisial S ditemukan tewas gantung diri pada 16 Agustus 2019.
Kalapas Pemuda Klas IIA Tangerang pada saat itu, Jumadi membenarkan kabar tersebut, dan terkuak saat petugas ingin membagikan makan sore ke korban yang berinisial S.
"Betul, Kejadian menurut info dari temen-temen di lapangan itu sekitar jam 15.30 WIB pada waktu mau bagi makan sore ke WBP," jelas Jumadi kepada TribunJakarta.com, Jumat (16/8/2019).
Menurut teman satu selnya, S mengakhiri hidupnya menggunakan kain yang dililitkan ke lehernya juga ember yang digunakan untuk berdiri sebelum melompat.
Diduga frustasi yang berlebihan, Fan Cheng Kuo (44) nekat menghabisi nyawanya sendiri di dalam Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang.
Mundur ke tahun 2018, narapidana asal Taiwan titipan Kejaksaan Negeri Tangerang ditemukan tidak bernyawa di dalam lapas pada Selasa (14/8/2018) sekira pukul 20.00 WIB.
• Sempat Viral, Spanduk Penolakan Bioskop XXI di PGC Dicopot
• Beredar Kabar Sule Bakal Nikah Lagi, Acara Tunangan Digelar Bulan Ini
Menurut Abdul Azis, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Lapas II A Tangerang, korban mengakhiri nyawanya sendiri dengan cara gantung diri karena stres ditinggal pacarnya.
"Dari keterangan teman-temannya diduga korban ini stres karena ditinggal pacarnya. Diputus Pasangannya. Sudah tiga bulan di sini (Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang)," ucap Abdul kepada TribunJakarta.com di Tangerang, Rabu (15/8/2018).
Menurutnya, alat yang digunakan Fan Cheng Kuo (44) untuk menghabisi nyawanya sendiri tersusun dari handuk yang telah dipotong-potong.
Diketahui, korban merupakan tangkapan dari Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta dan diserahkan untuk diselediki oleh Polres Kota Bandara Soekarno-Hatta.
Disclaimer: Perbuatan ini tidak untuk ditiru. World Health Organisation (WHO) mengatakan setiap tahun tidak kurang dari 800 ribu orang meninggal akibat bunuh diri.
Bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia untuk kategori penduduk usia 15 sampai 29 tahun. WHO mencatat, bunuh diri menyumbang setidaknya 1,4 persen kematian penduduk dunia per-tahunnya.
Berita/artikel ini bukan dimaksudkan menginspirasi pembaca nekat bunuh diri.