Bimba Fun Schooling Gratiskan Biaya Untuk Anak Yatim dan Dhuafa, Biaya Berdasarkan Profesi Orangtua

Sedari kecil impian Yanti Fitriani (31) ialah bisa membuka sekolah atau sekadar tempat belajar akhirnya ciptakan Bimba Fun Schooling.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Kepala Sekolah Bimba Fun Schooling Cabang Cipayung, Lusi bersama pendiri Bimba Fun Schooling, Fitri saat ditemui di cabang Cipayung Jakarta Timur, Jumat (17/1/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Sedari kecil impian Yanti Fitriani (31) ialah bisa membuka sekolah atau sekadar tempat belajar.

Usai satu persatu impiannya terwujud, ia menuturkan ingin sekali semua golongan masyarakat mendapatkan kesetaraan perihal pendidikan.

Hal ini berdasarkan dari pengalamannya yang melihat banyak anak-anak disekitaran tempat tinggalnya di Halim, Jakarta Timur yang tak bisa belajar akibat keadaan ekonomi.

Sambil menjadi seorang guru sejak tahun 2007 lalu, Fitri membuka les bagi siapapun secara cuma-cuma alias gratis.

"Saya melihat keadaan sekitar aja, akhirnya karena saat itu belum ada modal untuk buat bimba ataupun sekolah, saya coba lakukan yang saya bisa. Saya buka les dulu," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (17/1/2020).

Akhirnya, tepat di bulan Februari 2019, Fitri berhasil mendirikan Bimba Fun Schooling untuk anak usia 3-12 tahun.

Kemudian berlanjut dengan 3 cabang lainnya yang terletak di kawasan Lubang Buaya, Kampung Makasar dan Kampung Dukuh.

Meski sudah sukses dan memiliki ratusan siswa, Fitri tak melupakan impiannya untuk terus berbagi ilmu kepada mereka yang memiliki kendala ekonomi.

Akhirnya ia menghadirkan program beasiswa dan program DF atau menggratiskan biaya belajar bagi dhuafa dan anak yatim.

"Akhirnya setelah ada sekolah ini saya berikan 3 pilihan, pertama regular untuk mereka yang memiliki orang tua dengan penghasilan cukup. Kemudian beasiswa dilihat dari profesi orang tuanya serta menggratiskan biaya untuk mereka yang dhuafa dan anak yatim," sambungnya.

Menurut Fitri, dari rezeki yang ia miliki terdapat hak orang lain yang kemudian ia tunaikan dalam bentuk pendidikan.

Sehingga Bimba Fun Schooling menerima dan mengajarkan anak-anak dari keadaan ekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas.

Kendati demikian, Fitri menuturkan fasilitas pendidikan yang diberikan tak kalah bagus dengan bimba yang mahal.

Hal ini terbukti dari pembelajaran dua bahasa yang diterapkan, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Saya mengacu pada bimba yang kelas atas. Jadi di sini menggunakan 2 bahasa. Contoh ketika mereka datang kita sambut good morning, selamat pagi. Nah dari awal itu sudah diterapkan seperti itu," ungkapnya.

Dibuka untuk umum

Miliki program beasiswa dan program DF, Fitri menegaskan jika Bimba Fun Schooling terbuka untuk umum.

Meskipun ia seorang muslim, Fitri tetap mengedepankan toleransi antar umat beragama.

Sehingga siapapun dan beragama apapaun bisa belajar di Bimba Fun Schooling.

"Tentunya ini untuk umum. Mereka yang non muslim pun bisa belajar di sini dan berhak mendapatkan program yang tadi disebutkan," jelasnya.

Sejauh ini di 4 cabang Bimba Fun Schooling sudah terdapat puluhan siswa non muslim dan puluhan siswa dhuafa serta yatim.

Perbedaan

Memiliki 3 fasilitas seperti reguler, beasiswa dan DF tentunya Bimba Fun Schooling memiliki perbedaan antar ketiganya.

Menurut Kepala Sekolah Bimba Fun Schooling Cabang Cipayung, Lusi, perbedaan hanya terletak pada iuran bulanannya saja atau SPP.

"Untuk reguler Rp 300 ribu perbulan, beasiswa Rp 150 ribu dan dhuafa serta yatim digratiskan," jelasnya.

Sementara itu, kualifikasi untuk beasiswa, Lusi menjelaskan jika hal tersebut merujuk pada profesi orang tuanya.

"Untuk beasiswa itu misalnya ayahnya hanya seorang buruh atau tukang angkut sampah. Nah itu yang akan dimasukan dalam beasiswa," ungkapnya.

Selain itu, perbedaan selanjutnya terletam pada waktu bimbingan belajarnya.

Karena satu pengajar hanya mengajarkan 4 siswa, tentunya memerlukan penyesuaian waktu masuk tiap siswa.

Nantinya untuk siswa reguler, mereka berhak memilih waktu yang mereka mau sementara untuk beasiswa dan DF waktunya sudah ditentukan.

"Semuanya sama, mendapatkan 3 kali peretemuan selama seminggu dengan lama 1 jam belajar. Tapi kalau reguler orang tua bisa menyesuaikan dengan waktu belajar yang anaknya mau," ungkapnya.

Nantinya, tiap anak yang berhalangan masuk karena sakit, akan mendapatkan kelas pengganti.

Berikan fasilitas coba gratis

Khusus di Bimba Fun Schooling, Fitri juga menyediakan fasilitas agar anak-anak mencoba lebih dulu sebelum orang tua melakukan registrasi.

Tujuannya agar tiap anak merasakan kenyamanannya lebih dulu sebelum melanjutkan belajar di Bimba Fun Schooling.

"Untuk coba gratisnya maksimal 3 kali. Usai anak merasa nyaman maka bisa ditentukan akan lanjut atau tidak," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved