Bus Terguling di Subang
Kenang Sang Istri Korban Kecelakaan Bus Terguling, Harun Rasyid: Dia Peduli Kegiatan Sosial
Harun Rasyid (37) tak menyangka harus kehilangan istrinya, Riri Apriyanti (37), untuk selama-lamanya.
Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Harun Rasyid (37) tak menyangka harus kehilangan istrinya, Riri Apriyanti (37), untuk selama-lamanya.
Riri satu dari 8 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus terguling di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (18/1/2020).
Bus pariwisata PO Purnama Sari itu mengangkut 58 orang kader Posyandu Bojong Pondok Terong, Cipayung, Kota Depok, termasuk sopir dan kondektur.
Harus Rasyid membenarkan Riri yang dinikahinya delapan tahun lalu itu kader PKK Posyandu Kelurahan Bonjong Pondok Terong.
Keterlibatan Riri sebagai kader PKK Posyandu bersama sejumlah warga RW 09 yang mengabdi demi kesehatan masyarakat sebenarnya bukan hal baru.
"Sejak saya pindah ke sini (Kelurahan Bojong Pondok Terong) empat tahun lalu sudah langsung ikut," ungkap Harun kepada TribunJakarta.com di Cipayung, Minggu (19/1/2020).
"Memang dia tertarik dengan kegiatan sosial," sambung Harun.
Dia mencontohkan kepedulian Riri yang kerap menegur anak-anak bila bermain sepeda tanpa memperhatikan laju kendaraan.

Kepedulian terhadap lingkungan, khususnya anak-anak membuat Harun tak pernah mendukung penuh kegiatan Riri di PKK Posyandu.
"Semua anak-anak yang ada di lingkungan komplek sini dianggap seperti anaknya sendiri."
"Memang sangat peduli dengan lingkungan sekitar" ujarnya.
Harun Rasyid selalu mendukung kegiatan positif istrinya itu.
Ia tak menyangka akan ditinggal sang istri karena kecelakaan saat itu kegiatan wisata bersama PKK Posyandu Kelurahan Bonjong Pondok Terong.
"Saya mendukung penuh kegiatan istri, apalagi kegiatan positif sebagai Kader PKK Posyandu."
"Pas dia pergi jalan-jalan kemarin juga sudah izin sama saya, dan saya izinkan," tutur dia.
Sejumlah saksi mengungkapkan detik-detik sebelum bus pariwisata PO Purnama Sari sebelum terguling di Ciater, Subang, Sabtu (18/1/2020) sore.
Dalam kecelakaan ini di Turunan Palasari, Subang, Jawa Barat, sebanyak 8 orang dinyatakan meninggal dunia termasuk sopir, 32 orang luka berat dan 18 luka ringan.
Syamsudin mengaku Muniroh, kakaknya yang menjadi korban luka ringan akibat kecelakaan bus terguling, sempat bercerita.
"Kata kakak saya sebelum kecelakaan itu sopirnya sempat berhenti dan turun mengecek kondisi ban," ujar Syamsudin saat mendampingi kakaknya di RSUD Kota Depok, Sawangan, Minggu (19/1/2020).
Setelah mengecek kondisi ban sang sopir pun menjelaskan pada penumpang bahwa semuanya baik-baik saja.
Bus pun kembali melanjutkan perjalanan.
"Setelah 10 menit jalan habis sopir turun cek kondisi ban, barulah terjadi kecelakaan," ungkap Syamsudin.
"Itu pas turunan menikung ke kiri," ujar Syamsudin menjelaskan cerita Muniroh.
Akibat kecelakaan tersebut, Muniroh menderita luka sobek pada kaki kirinya.
Ia harus mendapat beberapa jahitan penanganan medis.
"Kakak saya dijahit kaki kirinya bagian jempol, memar juga di pelipis, sama ada lecet-lecet."
"Sekarang lagi rontgent ini nunggu hasilnya," kata Syamsudin.
Sementara itu Direktur Utama RSUD Kota Depok, Devi Mayori, mengatakan pihaknya merawat 13 pasien korban kecelakaan bus terguling di Subang.
Mereka terdiri dari 10 pasien dewasa dan 3 orang anak.
"Sebanyak 13 pasien yang kami tangani, terdiri dari 10 pasien dewasa tiga anak-anak," ujar Devi dalam konferensi pers di RSUD Kota Depok, Sawangan, Minggu (19/1/2020).
Satu di antara korban selamat dan luka ringan dewasa adalah Suhaebah (50), warga RT 02/03 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Kota Depok.
Suhaebah mengalami dislokasi bahu kanan dan hanya bisa terbaring lemas di ranjang pasie.
"Ini yang sakit," kata Suhaebah singkat sambil menunjuk bahu kanannya yang sakit di RSUD Kota Depok.
Ahmadi berujar istrinya itu duduk tepat tiga kursi di belakang sopir.
"Istri saya duduk di kursi ketiga belakang sopir," ujar Ahmad pada TribunJakarta.com.
Ahmad mengetahui kabar bus rombongan yang ditumpangi istrinya kecelakaan pada Minggu (18/1/2020) sekira pukul 18.00 WIB.
Sang istri sempat bercerita ketika kejadian dirinya sempat terguling-guling di dalam bus.
"Jadi istri saya terguling-guling pas kecelakaan itu, sampai sempat pingsan katanya."
"Dia sadar itu sudah di pinggir jalan," beber Ahmad.
Ahmad pun sangat bersyukur, dirinya masih bisa berjumpa dengan istri tercintanya dari kecelakaan hebat yang menewaskan delapan orang tersebut.
"Info yang saya tahu delapan orang meninggal katanya, alhamdulillah istri saya selamat walau luka-luka," ucap Ahmad.