Food Story
Kisah Restoran Bakmi Gondangdia Sejak 1968: Tak Ada Plang Restoran Hingga Pernah Terbakar pada 2014
Restoran Bakmi Gondangdia merupakan salah satu tempat makan legendaris yang hingga kini masih bertahan sejak 1968.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Restoran Bakmi Gondangdia merupakan salah satu tempat makan legendaris yang hingga kini masih bertahan sejak 1968.
Menariknya, restoran yang beralamat di Jalan RP Soeroso No. 36, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat tersebut, tak memiliki plang nama restoran.
Manajer Restoran tersebut, Linda Wiriadi, menjelaskan bahwa restoran Bakmi Gondangdia tak perlu menggunakan plang.
Pasalnya, tempat itu selama puluhan tahun telah tersohor di kalangan warga Ibu Kota.
Sejak berdiri, lanjut Linda, memang tempat itu tak memiliki plang.
Meski banyak yang menanyakan letak tempat itu, terutama para pengemudi ojek daring, pihak restoran tetap tidak menambahkan plang dan akan mempertahankannya.
"Sempat banyak yang tanya terutama ojek daring. Tapi tempat ini kan sudah ikonik dari dulu warnanya hijau dari dulu sama. Banyak orang sudah tahu kalau di sini bakmi Gondangdia. Karena namanya sudah bernilai sejarah, sudah hampir 52 tahun," terangnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (27/1/2020).
Pernah Terbakar Tahun 2014

Meski tetap bertahan hingga kini, Restoran Bakmi Gondangdia pernah dilanda musibah.
Tepatnya pada Bulan Desember 2014 silam, Si jago merah melumat habis bangunan bakmi Gondangdia.
Restoran Bakmi Gondangdia sempat menyerah dihajar api diakibatkan gas meledak.
Kendati demikian, bakmi Gondangdia tak gulung tikar. Kehadirannya masih eksis.
Pihak restoran sempat pindah menyewa rumah di Jalan Cikini IV.
"Puji Tuhan tidak ada korban jiwa saat itu. Sempat tutup di sana, cari tempat lain. di Jalan Cikini IV buka selama 2,5 tahun. Masih banyak yang datang ke sana," sambungnya.
Pada tahun 2018, bangunan yang terbakar dibangun ulang dengan gaya bangunan mirip seperti sediakala.
Bedanya, ruangan dapur tak berada di dekat pintu masuk, posisinya lebih menjorok ke belakang.
"Kalau bentuk kita enggak ubah. Semuanya sama seperti dulu. Bangunannya warna hijau, jadi orang tahu ya ini mie Gondangdia," tambahnya.
Untuk kapasitas di restoran itu sekitar 50 sampai 60 bangku yang terbagi ke ruang AC dan merokok.
Mie Gondangdia buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai 22.00. Tanggal merah tetap buka.
"Kita liburnya satu hari sebelum Lebaran, malam takbiran dan hari pertama Lebaran aja. Selebihnya buka," pungkasnya.
Bakmi Gondangdia Berdiri Sejak 1968: Langganan Megawati dan Obat Rindu Cikini Tempo Dulu
Makanan yang hangat-hangatnya menyedot perhatian publik atau bisa dibilang viral, gaungnya bisa lenyap begitu cepat.
Namun, makanan yang memiliki cita rasa otentik tak lekang dimakan masa.
Itu pasti.
Mau bukti?
Coba saja datang ke Restoran Bakmi Gondangdia di Kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Bakmi dari resep warisan keluarga turun temurun itu tak kehilangan hati pengunjung sampai saat ini.
Rasakan sendiri nikmatnya semangkuk mie dengan citarasa oriental yang sudah berdiri sejak puluhan tahun silam itu.
Diturunkan Generasi ke-4
Di awal Minggu, TribunJakarta.com menyambangi Restoran Bakmi Gondangdia yang telah berdiri sejak 1968 itu.
Saat memasuki restoran itu, saya dijamu oleh Manajer Restoran, Linda Wiriadi, saat jam makan siang.
Linda, yang baru empat tahun bekerja di restoran itu, bersedia bercerita sekelumit mengenai berdirinya restoran itu.
Menurutnya, restoran ini merupakan usaha keluarga yang kini dikelola oleh generasi ketiga.
"Sekarang yang mengelolanya generasi ketiga dari keluarga. Ada tiga cucu yang mengurusnya. Sebentar lagi akan diturunkan ke generasi keempat, cicit mereka. Tapi masih bertahap," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Senin (27/1/2020).
Sejarah tempat makan ini berdiri saat belum maraknya restoran Cina, khususnya bakmi, yang halal di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Pendiri restoran ini ingin membuat tempat makan bakmi yang bisa dinikmati oleh semua golongan.
"Pada masa itu menemukan restoran chinese food yang halal memang belum banyak, Agak susah. Satu-satunya waktu itu ya tempat makan ini," sambungnya.
Maka tak ayal, banyak para pengunjung yang ingin menikmati masakan citarasa oriental datang ke Bakmi Gondangdia.
Mulai dari kalangan pengunjung biasa hingga para pejabat tinggi.
Linda melanjutkan makanan bakmi yang menjadi menu utama lantaran semua kalangan suka dengan bakmi. Dari anak-anak hingga orang dewasa.
Terlebih, pemilik restoran bisa mengolah bakmi yang halal dengan citarasa tak berbeda dengan rasa bakmi kebanyakan kala itu.
Mie Kenyal dan Gurih

Dari segi tampilan, bakmi ayam Gondangdia terdiri dari potongan ayam, sawi, dan jamur. Bentuk mie yang disajikan pipih dan tipis.
Semangkuk bakmi ditemani oleh semangkuk kecil kuah kaldu ayam yang ditaburi daun bawang.
Kala menyantap Bakmi Gondangdia, tekstur mie terasa kenyal dimulut.
Rasa minyak yang berpadu dengan bumbu rahasia dapur terasa gurih.
Memang, bakmi dengan citarasa oriental lebih mengedepankan rasa gurih ketimbang manis.
Melahap bakmi Gondangdia juga terasa lebih nikmat bila ditemani dengan sepiring pangsit goreng.
Rasa pangsit tak terlalu gurih akan tetapi renyah saat digigit.
Jadi Langganan Megawati

Berkat rasa, pengunjung terus berdatangan ke Restoran Bakmi Gondangdia.
Bahkan, mie ini menjadi salah satu makanan favorit Megawati Soekarnoputri.
Sebelum menjabat sebagai Presiden ke-5 RI, Megawati tak jarang menyantap bakmi Gondangdia di sana.
"Keluarga bu Mega suka makan di sini. Saat bu Mega belum menjabat sebagai Presiden juga suka (Ke sini). Sekarang, lebih banyak delivery dari keluarga mereka," terang Linda.
Kalangan anak muda juga suka makan di bakmi Gondangdia.
Anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep pernah datang demi merasakan bakmi itu.
Bakmi Gondangdia beralamat di Jalan RP Soeroso No.36 RT 009 RW 005, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Obat Rindu Masa Lalu

Linda mengakui dirinya sering dikira cucu dari pemilik Restoran Bakmi Gondangdia oleh para pembeli.
Mereka menanyakan terkait keluarga pemilik restoran. Padahal, Linda baru menjabat hitungan tahun di sana.
Para pembeli kerapkali bercerita kepadanya terkait suasana tempo dulu kawasan Cikini usai menyantap bakmi.
• Anies Baswedan Turun Tangan, Persija Jakarta Masih Bisa Gunakan Mess dan Tempat Latihan di Halim
• Pertama di Indonesia, Taksi Online Mobil Listrik Resmi Beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta
Restoran ini juga menjadi ajang reuni sekolah yang berada di sekitar Menteng. Di antaranya PSKD, SMPN 1 Cikini dan Kanisius.
Bahkan, pembeli yang sudah pindah ke daerah sekitar penyangga Jakarta, pasti akan menyempatkan datang ke restoran bila singgah ke kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
"Sekitar 60 persen pelanggan kami merupakan pelanggan lama. Dari sudah punya anak hingga cucu masih sering ke sini. Ada yang rumahnya di daerah selatan, Bogor, bahkan Belanda, kalau ke Gondangdia pasti mampir ke sini," ungkapnya.
Linda menambahkan mereka yang terlanjur terpikat dengan rasa bakmi itu akan menjadikan menu wajib bila datang ke Gondangdia.
Bagi mereka, datang ke sana ibarat menggali kisah lama dalam semangkuk mie.