Sisi Lain Metropolitan

Kisah Dirman Pemilik Jamu Emper Tulus: Didatangi Ratusan Pembeli, Ada yang Sengaja Datang dari Jauh

Jamu Emper Tulus didirikan oleh Nik Dirman Dardiri atau akrab disapa Dirman sejak tahun 1997 lalu.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Dirman, pemilik Jamu Emper Tulus 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JATISAMPURNA - Bagi sebagian orang, mengantre untuk mendapatkan hal yang diinginkan ialah hal yang wajar.

Baik untuk mendapatkan makanan ataupun album favorit, mereka rela mengantre selama berjam-jam lamanya.

Namun, ketika melintas di Jalan Raya Kranggan, Jatisampurna, Bekasi, ada hal unik yang dilakukan banyak orang.

Sejumlah orang setiap malamnya rela mengantre demi mendapatkan satu porsi jamu di Jamu Emper Tulus.

Jamu Emper Tulus terletak di sebrang Kantor Kecamatan Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat.

Jamu Emper Tulus didirikan oleh Nik Dirman Dardiri atau akrab disapa Dirman sejak tahun 1997 lalu.

Diceritakan Dirman, usahanya ini baru ramai dikunjungi pembeli sejak lima tahun lalu.

Mulanya, Jamu Emper Tulus didirkan tanpa nama dan sempat mengalami jatuh bangun.

Bahkan, dalam satu hari pernah tak ada satu pun pembeli yang datang.

Namun karena kegigihannya, akhirnya ia berhasil membawa usahanya maju dan menamainya Jamu Emper Tulus.

"Emperan karena di depan toko. Selanjutnya nama tulus bermakna sekalipun berjualan di emperan jadi kita tetap bekerja dengan ikhlas," katanya kepada TribunJakarta.com, Kamis (30/1/2020).

Usai diberikan nama, peningkatan pembeli mulai terlihat dan Dirman kewalahan jika melayani semuanya seorang diri.

Akhirnya ia pun mempekerjakan enam orang karyawan untuk membantunya meracik jamu.

Kendati demikian, Dirman mengatakan tetap harus turun tangan langsung sekalipun karyawannya sudah terbilang cukup.

"Awalnya saya hanya dibantu adik. Kemudian sekarang punya 6 karyawan dan saya turun langsung," jelasnya.

"Saya harus turun tangan langsung. Karena ketika saya enggak ada maka rasanya akan berbeda. Istri saya sendiri pun berbeda rasanya sama saya," tambahnya.

Didatangi ratusan pembeli

Suasana di Jamu Emper Tulus, sejumlah orang rela mengantre demi membeli jamu, Kamis (30/1/2020) malam.
Suasana di Jamu Emper Tulus, sejumlah orang rela mengantre demi membeli jamu, Kamis (30/1/2020) malam. (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Jamu Emper Tulus milik Dirman diketahui buka setiap Selasa-Minggu sejak pukul 16.30-01.15 WIB.

Meskipun buka menjelang malam, rupanya jumlah pembeli jamunya mencapai ratusan orang.

Ratusan orang ini rela mengantre untuk membeli jamu seharga Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 13 ribu dan Rp 20 ribu, dan puncak keramaiannya pun akan tiba ketika menjelang tengah malam.

"Yang datang enggak bisa dihitung. Lebih dari ratusan," ungkap Dirman.

Mengetahui pembeli yang ratusan orang, Dirman akhirnya menyiapkan nomor antrian untuk memudahkan pelayanan.

Nantinya tiap pembeli yang datang akan diberikan nomor antrian lebih dulu dan dipersilakan menunggu hingga nomor antrian dipanggil.

"Untuk satu nomor antrean biasanya sekitar 5 menit," lanjut Dirman.

Untuk itu, sebagian orang yang sudah mengenal Dirman dan sering memesan jamu darinya akan memesan nomor antrian lebih dulu via telepon ke nomor pribadinya.

Pembeli datang dari Jabodetabek

Suasana di Jamu Emper Tulus, sejumlah orang rela mengantre demi membeli jamu, Kamis (30/1/2020) malam.
Suasana di Jamu Emper Tulus, sejumlah orang rela mengantre demi membeli jamu, Kamis (30/1/2020) malam. (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Merintis usaha sejak tahun 1997, tentunya bukanlah perkara mudah.

Setelah sukses menghadirkan banyak pembeli, Dirman menuturkan kemampuannya meracik jamunya didapat seiring lamanya berjualan.

Selain itu, ia mengungkapkan jika Jamu Emper Tulus yang dijualnya sudah terkenal dimana-mana.

Namun, sampai saat ini Dirman masih tak mengetahui pasti bagaimana pembeli tersebut mengetahui Jamu Emper Tulus.

Ia pun menduga khasiat jamu racikannya sudah cocok alias manjur ke beberapa pembeli dan disebarkan melalui mulut ke mulut.

"Ya biasa-biasa saja, namanya dipinggir jalan, mungkin karena jamunya selalu berkhasiat dan cocok. Akhirnya dari mulut ke mulut mulai tersiar. Bahkan sekarang se-Jabodetabek tahu semua loh," ungkapnya.

Saat ini, Dirman mengungkapkan dalam satu harinya, omset yang didapat bisa mencapai Rp 3 juta perhari.

"Dalam satu hari kurang lebih Rp 2 juta sampai 2,5 juta pasti dapat. Tapi kalau Rp 3 juta jarang-jarang," tandasnya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved