Tak Dapat Sarapan Gratis dari Pemprov DKI, Komite SDN 01 Gunung Sahari Selatan Bikin Program Sendiri

Lantaran tidak dapat program Pemberian​ Makanan Tambahan​ Anak Sekolah (PMTAS), SDN 01 Gunung Sahari Selatan memiliki program sendiri.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Suasana di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, KEMAYORAN - Komite SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Igar, mengatakan tak dapat program Pemberian​ Makanan Tambahan​ Anak Sekolah (PMTAS) Pemprov DKI Jakarta.

Bahkan Igar menyebut sama sekali tidak mengetahui ada program PMTAS Pemprov DKI.

Dia mengatakan SDN 01 Gunung Sahari Selatan memiliki program sendiri.

"Kami ada program sendiri," kata Igar saat diwawancarai TribunJakarta.com, di SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020).

"Sama kayak program Pemprov DKI Jakarta, bagi-bagi makan gratis," sambung Igar.

Program yang dimaksud Igar yaitu membagikan makanan gratis kepada seluruh siswa di SDN tersebut.

Pembagian makanan gratis ini rutin diadakan tiap Rabu.

"Lauknya ada daging, nasi, dan susu. Ya pokoknya empat sehat lima sempurna," kata Igar.

Pembagian makanan ini tepatnya diberikan tiap pukul 09.00 WIB.

"Setiap istirahat pertama sekolah atau pukul 09.00 WIB," ujar Igar.

Lebih lanjut, program tersebut dinamakan 'Gizi Sehat'.

Program ini, lanjutnya, telah berjalan sekira dua tahun.

Kerugian Akibat Kebakaran Toko di Pamulang Diprediksi Rp 7 Miliar, Pemilik Bingung Pikirkan Ini

Proses Naturalisasi Marc Klok Masuk Tahap Akhir, Persija Jakarta Berpeluang Rekrut Pemain Asing Baru

Seorang Tukang Parkir di Matraman Ditemukan Tewas dalam Kamar Mandi Minimarket

Saban Hari Hujan, Pemkot Tangerang Kantongi Beberapa Langkah Penanggulangan Banjir

"Sekarang anak saya kelas tiga SD. Wah, teman-temannya semua senang kalau masuk sekolah hari Rabu," ucap Igar.

"Kurang lebih sudah berjalan dua tahun programnya."

"Ini juga hasil rapat dengan dewan guru agar siswanya senang meski seminggu sekali," ucap Igar.

Tak Tahu Ada Program PMTAS

Igar menyatakan belum mengetahui program PMTAS milik Pemprov DKI Jakarta itu.

"Belum tahu apa itu program PMTAS," ucap Igar.

Program PMTAS termaktub dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.

"Selama anak saya sekolah tiga tahun di sini belum tahu ada pembagian makan gratis dari Pemprov DKI Jakarta," ucap Igar.

Lebih lanjut, Igar menyatakan tiada pembahasan dengan dewan guru terkait PMTAS.

"Biasanya kalau ada isu soal sekolah anak saya, ada rapat dengan dewan guru," jelas Igar.

"Tapi kalau soal progaram makanan gratis dari Pemprov DKI Jakarta ini tidak ada yang bahas."

"Saya juga baru tahu sekarang," ucap dia.

Orant tua siswa SDN 01 Gunung Sahari Selatan, Dewi, menyatakan hal selaras dengan Igar.

"Kalau saya juga tidak tahu," ujar Dedi di tempat dan waktu yang sama.

"Kan kalau program makan gratis itu seharusnya ramai di kalangan ibu-ibu."

"Tapi ini diam-diam saja, tahu begitu kami juga mau dapat program PMTAS," ujarnya.

Sebelumnya, pihak SDN Bidara Cina 05 mengakui ada saja muridnya yang pingsan tiap upacara bendera.

Kepala SDN Bidara Cina 05 Sudarto pun turut menyinggung program PMTAS Pemprov DKI Jakarta.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta meresmikan program yang diatur dalam peraturan Gubernur Nomor 9 tahun 2019 yang bertujuan menambah gizi anak.

Namun, hingga kini tak sekalipun 412 murid SDN Bidara Cina 05 merasakan program tersebut.

Tercatat, 90 persen murid SDN Bidara Cina berasal dari keluarga tidak mampu.

"Kenapa milih SD yang muridnya justru kalau menurut aku secara (keluarganya) ekonomi kuat."

"Padahal banyak murid di sini pingsan pas upacara karena enggak sarapan," kata Sudarto di Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2020).

Nyaris setiap upacara bendera, sedikitnya 2 murid SDN Bidara Cina 05 pingsan dan sembilan murid dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Sebabnya tak lain karena orang tua mereka secara ekonomi tak mampu menyediakan sarapan sebelum berangkat sekolah.

"Makannya aku bilang kayaknya Sudin (Pendidikan Jakarta Timur) salah memilih sekolah."

"Daerah yang orang-orangnya mampu malah dapat makanan tambahan," ujarnya.

Respon Disdik DKI Jakarta

Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengakui, program PMTAS belum bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh siswa di ibu kota.

Pasalnya, belum semua sekolah di Jakarta mendapat program pemberian sarapan gratis bagi murid PAUD, TK, SD, dan SLB di daerah kategori miskin.

"SDN Bidara Cina 05 belum termasuk SD penerima PMTAS," ucap Kepala Disdik DKI Nahdiana, Kamis (30/1/2020).

Dijelaskan Nahdiana, sekolah yang berhak menerima program PMTAS diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub) DKI nomor 09 tahun 2019 tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah Pada Satuan Pendidikan.

Saat ini ada 459 sekolah dari 53 kelurahan di Jakarta yang menerima telah menerima program PMTAS.

Rinciannya, sebanyak 375 Sekolah Dasar (SD), 75 Taman Kanak-kanak Negeri (TKN) dan Taman Pendidiman Al-quran Negeri (TPAN), serta 9 Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN).

Sayangnya, Nahdiana enggan menjelaskan lebih lanjut terkait rencana penambahan jumlah sekolah penerima program PMTAS di tahun 2020 ini.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved