Suami Tikam Istri di Tangerang

Kasus Penusukan di Tangerang Mirip dengan di Tangsel, Dilakukan Suami Istri, Ada 15 Tusukan

Dalam sepekan lalu, terjadi dua kasus penusukan sadis di Tangerang Selatan ( Tangsel) dan di Kota Tangerang, dengan pola serupa.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Rumah lokasi penusukan suami terhadap istri di bilangan Paku Jaya, Serpong Utara, Tangsel, Selasa (4/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dalam sepekan lalu, terjadi dua kasus penusukan sadis di Tangerang Selatan ( Tangsel) dan di Kota Tangerang, dengan pola serupa.

Penusukan tersebut sama-sama dilakukan suami kepada istrinya, dan menggunakan pisau dapur.

Terlebih, luka tusukan yang diderita sang istri sama-sama berjumlah 15 tusukan.

Kedua pelaku juga sama-sama sedang diperiksa psikisnya, karena diduga mengalami gangguan jiwa.

Pertama di Tangsel

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, kasus penusukan lebih dulu terjadi di Tangsel, tepatnya di Cluster Viola Residence, Paku Jaya, Serpong Utara, Tangsel pada Selasa dini hari (4/2/2020).

Pada kasus ini, kronologi bermula saat Azwar (35), suami, cekcok dengan istrinya, Siska (40), di pelataran rumah.

Karena suara yang keras, warga sekitar sampai merasa terganggu dan meminta agar permasalahan keduanya diselesaikan di dalam rumah.

Akhirnya, Azwar dan Siska masuk ke dalam rumah. Saat warga yang tidak lain adalah para tetangga masih belum pulang ke rumah masing-masing, mereka mendengar suara teriakkan minta tolong dari Siska.

Christine, tetangga sebelah Azwar dan Siska, mengatakan, setelah teriakan tolong terhenti, Azwar keluar rumah dalam keadaan bersimbah darah.

Ia masih memegang pisau yang juga berlumuran darah.

Dari rumahnya, Azwar berjalan sampai ke pos keamanan, dan menceritakan penusukan yang dilakukannya.

Ia menyebut istrinya dajal dan tidak meninggal saat ditusuk pisau.

"Istri saya ini dajal, tadi saja mau keluar taringnya, makanya saya tusuk-tusukin enggak mati," ujar Azwar seperti diceritakan Christine, tetangga sebelah rumahnya.

Christine berpikir Azwar dalam kondisi berhalusinasi. "Kurang lebih gitu ya kalimatnya, dia itu halusinasi ya."

Yang janggal, setelah ia keluar dari rumah sebelum sampai ke pos keamanan, Azwar sempat mengatakan bahwa istrinya masih hidup.

"Dia santai enggak ngejar, sasaran ini hanya istrinya. Dia bilang 'Demi Allah istri saya belum mati'," ujarnya.

Christine beranggapan kalau Azwar minta tolong agar istrinya dibawa ke rumah sakit, atau minimal diketahui warga yang mengerubung di teras rumah.

"Dia kayaknya mau minta tolong kali ya, istrinya gitu di atas, makanya dia bilang gitu," ujarnya.

Kapolsek Serpong, Kompol Stephanus Luckyto, mengatakan, Siska menderita 15 luka tusukan.

Siska sampai harus menjalani 185 jahitan untuk menutup luka tersebut. Ia juga harus dioperasi untuk menyambung pembuluh darah yang sobek akibat tusukan pisau dapur suaminya itu.

"Jahitannya juga cukup banyak, 185 jahitan," ujarnya.

Kondisi terakhir, Siska sudah siuman dan melewati masa kritisnya. Namun aparat belum mau memintai keterangan karena masih sedang masa pemulihan.

"Belum, masih tahap recovery atas operasi yang dilakukannya. Masih di RS," terang Luckyto.

Sedangkan Azwar sempat mengamuk di Mapolsek Serpong saat diamankan aparat.

Azwar histeris dan mendadak mengamuk sesaat setelah ditinggal dalam sel.

Ia memukul-mukul tembok, serta dinding akrilik pemisah antara warga binaan dan pembesuk.

"Ada berapa akrilik yang biasa buat besuk itu rusak. Kan ada tuh untuk membatasi antara warga binaan dan keluarga binaan. Ya dipukul, dipukul," ujar Luckyto.

Petugas polisi yang masih siaga pun sontak mendatangi sel dan menenangkannya.

Butuh tiga orang polisi untuk menahan Azwar yang sedang mengamuk, mengingat perawakannya yang cukup tinggi besar.

"Lalu ditenangkan oleh tiga personel. Perawakannya cukup besar juga ya, tinggi besar," ujarnya.

Kini, Azwar sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk menjalani pemeriksaan psikis sampai 14 hari mendatang.

Lalu di Tangerang

Di Tangerang, tepatnya di Kampung Nagrak, Periuk, Tangerang, terjadi kasus serupa pada Sabtu (8/2/2020).

Seorang suami, Edi (72), tega menusuk istrinya, Yati (50), menggunakan pisau dapur berkali-kali.

Korban menderita 15 luka tusukan hingga akhirnya nyawanya tak terselamatkan setelah sempat dibawa ke rumah sakit.

Kanit Reskrim Polsek Jatiuwung, AKP Zazali, yang menangani kasus tersebut, mengatakan, kronologi bermula dari kondisi Edi dan Yati yang sedang minum minuman keras.

Mereka asyik bercanda menikmati situasi intim suami istri itu.

Bercanda menjadi petaka, entah apa yang dicandai, korban melempar pelaku dengan asbak.

"Karena selisih pendapat, suaminya itu dilempar asbak. Dia kan dua-duanya itu lagi minum, minuman keras," ujar Zazali saat dihubungi TribunJakarta.com.

Setelah dilempar menggunakan asbak, Edi naik pitam dan keributan terjadi.

Kondisi memanas, Edi mengambil pisau dan langsung menikam istrinya.

Dari kronologi itu, Zazali menyatakan, motif pelaku karena kesal dan dalam keadaan mabuk.

"Iya motifnya enggak ada motif lain. Karena dalam kondisi mabuk," jelasnya.

Zazali mengatakan, saat ini pelaku belum ditetapkan status hukumnya.

Pelaku diduga mengalami gangguan mental, terlebih dalam kondisi mabuk saat menikam sang istri.

Hal itu berkaitan dengan pasal 44 KUHPidana, tentang bebas hukum bagi orang dengan gangguan jiwa.

"Statusnya belum, karena menunggu hasil tes psikis, bisa jadi dia 44, bebas hukum nanti," ujarnya.

Saat ini, Edi sedang menjalani pemeriksaan psikis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, untuk waktu yang belum ditentukan.

"Sementara belum kita amankan, sementara kita observasi. Karena diduga ada gangguan depresi. Belum dapat hasilnya kita. Nantikan dilihat tingkah lakunya sehari-hari. Pola makannya, kalau harinya rnggak ada patokannya lah ya," jelasnya.

Aparat juga sudah menyampaikan tindakan pemeriksaan psikis itu kepada keluarga.

"Cuma permasalahannya, keluarga juga sudah saya kasih tahu, gimana, keluarga juga mengerti."

"Karena kalau dipaksa di kita, dia depresi kan ganggu tahanan yang lain, makanya kita bawa ke Rumah Sakit Kramat Jati," jelasnya.

Hubungan Kedua Kasus

Saat ditanyakan tekait kasus yang ditangani di Tangerang yang serupa dengan kasus di Tangsel, Zazali memberikan penjelasan.

Menurutnya, kasus penusukan suami kepada istri di Tangerang maupun di Tangsel hanya kesamaan modus saja, tidak berhubungan satu sama lain.

"Cuma kebetulan modusnya mirip, waktunya berdekatan," ujar Zazali saat dihubungi, Senin (10/2/2020).

Menurut Zazali, kasus pembunuhan tersebut berkaitan dengan personal pelaku ataupun korban.

Karena pelaku maupun korban berbeda, maka kedua kasus unik dan tidak bisa disamakan.

"Ya itu beda-beda lah. Kan situasi begini kan person, enggak bisa disamakan, kasusnya unik," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved