Tarif Rp 10 Juta Disorot Dinkes, Ningsih Tinampi Ternyata Sedekahkan Sebagian, Ini Pembagiannya

Ningsih Tinampi punya pertimbangan sendiri terkait tarif mahal tersebut. Katanya sebagian itu disedekahkan

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Suharno
Kolase TribunNewsmaker/Youtube/Ningsih Tinampi
Pengobatan alternatif berbasis spiritual, Ningsih Tinampi yang viral di media sosial terungkap setelah 'digeruduk' polisi hingga Dinkes Jawa Timur. 

TRIBUNJAKARTA.COM, SURABAYA- Pengobatan alternatif di Ningsih Tinampi mendapat respons dari pemerintah.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menganggap biaya pengobatan yang harus dikeluarkan masyarakat dianggap kelewat mahal.

Asal tahu saja, biaya berobat ke Ningsih Tinampi yang berdomisili di Pasuruan itu bervariasi. Mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 10 juta.

Ningsih Tinampi punya pertimbangan sendiri terkait tarif tersebut. Ada pertimbangan menyedekahkan kepada anak yatim dan kamu duafa.

Simak selengkapnya:

1. Biaya berobat mahal? ini jawaban Ningsih Tinampi

Ningsih Tinampi, yang menjalankan pengobatan alternatif di Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, angkat bicara terkait pernyataan dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur.

Meski tidak mengelak terkait tudingan besaran biaya yang disampaikan Pemprov Jatim, namun, dikatakan sebagian penghasilan yang didapat dari pengobatan yang dijalankan itu untuk membantu orang tak mampu.

"Saya sudah merambah ke sekolah-sekolahan, SMP, SD, SMK, yayasan panti asuhan, dan buat bencana alam. Jadi anak yatim piatu sama kaum duafa sekitar seribu lebih. Dan satu anak saya kasih Rp 200 ribu perbulan, jadi jujur saya dapat uang ini memang buat sedekah tapi gak sedekah 'kabeh'," ucap Ningsih seperti dilansir Kompas.com dari Tribunnews.com, Minggu (9/2/2020).

2. Dinkes sarankan masyarakat cari yang gratis

Sebelumnya, Pemprov Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan layanan gratis daripada ke pengobatan Ningsih Tinampi.

Pasalnya, ada kekhawatiran jika masyarakat memanfaatkan pengobatan alternatif itu.

Pertama, karena pengobatan yang dijalankan itu bukan termasuk layanan kesehatan dan kedua biayanya tidak murah.

Sebab dari informasi yang didapat, biaya pengobatan di Ningsih Tinampi antara Rp 300.000 hingga Rp 10 juta per orang.

"Kami khawatir nanti malah masyarakat penasaran dan mencoba berobat ke sana, padahal berobat ke Ningsih Tinampi tidak murah," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana, saat dikonfirmasi, Sabtu (8/2/2020).

"Lebih baik memanfaatkan layanan kesehatan yang gratis. Uangnya bisa dipakai untuk pendukung pengobatan," tambah dia.

3. Pasien rela mengantre 2 minggu

Pengobatan Ningsih Tinampi di Jalan Raya Lebaksari, Karang Kepuh, Kelurahan Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur masih ramai dikunjungi warga.

Salah satunya, warga Kudus, Jawa Tengah, Muh Ulhaq. Melansir Tribunnews, Ia jauh-jauh datang ke Pandaan untuk mengantar keluarganya.

Muh Ulhaq mengaku, salah satu keluarganya diduga memiliki penyakit tak wajar. Pria itu kemudian mengetahui adanya pengobatan Ningsih Tinampi dari Youtube.

"Kami sudah bawa ke mana-mana tapi tidak ada hasilnya. Nah, kemarin lihat video Bu Ningsih di Youtube, kami penasaran," ucapnya.

Ia pun berusaha mendatangi tempat praktik Ningsih Tinampi.

"Kami ingin mengikhtiarkan keluarga kami yang sakit, barangkali bisa sembuh," katanya.

Muh Ulhaq mengemukakan, untuk dapat berobat ke tempat praktik Ningsih Tinampi, keluarganya harus rela mengantre lama.

"Sudah dua minggu saya menunggu antrean," kata Muh Ulhaq.

Ia bahkan sempat pulang setelah mendaftar untuk menunggu antrean pasien.

"Kemarin setelah mendaftar kami pulang dan ini baru balik lagi hari ini, karena jadwal kami hari ini," ujar dia.

Muh Ulhaq mengaku, tidak tahu menahu perihal inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Dinas Kesehatan dan sejumlah pihak lainnya ke tempat pengobatan Ningsih Tinampi. Ia mengaku tidak bermasalah dengan hal itu dan ingin mencoba pengobatan Ningsih Tinampi.

4. Bukan layanan kesehatan

Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019)(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)
Ningsih Tinampi saat mengobati pasiennya di rumahnya di Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Selasa (17/9/2019)(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK) ()

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menyebut, pengobatan Ningsih Tinampi di Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, bukan kategori pelayanan kesehatan.

Masyarakat pun diimbau lebih bijaksana memilih layanan kesehatan untuk penyembuhan penyakit.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana menuturkan, ada 2 bentuk pelayanan kesehatan dalam dunia pengobatan.

Tak Ada Selongsong, Polisi Jelaskan Peluru Tak Sampai Tembus Kaca Penjagaan Rutan Cipinang

Kejuaraan Beregu Asia 2020: Takut Virus Corona India Mundur, China dan Hong Kong Dilarang Datang

Pernikahan Keduanya Viral, Ini Sosok Abah Cijeungjing: Pernah Temui Rizieq Shihab di Tanah Suci

Pertama pengobatan konvensional, dengan pengobatan dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kedua, pengobatan tradisional, dengan memanfaatkan ramuan-ramuan.

Pengobatan tradisional maupun konvensional, kata dia, sama-sama memiliki organisasi yang mengawal dan memiliki standar pelayanan maupun kode etik.

"Tapi, pengobatan Ningsih Tinampi tidak masuk dalam 2 kategori pengobatan tradisional dan konvensional," kata Herlin, dikonfirmasi, Sabtu (8/2/2020). (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved