Food Story

Mandi Rice Cemput Khas Timur Tengah: Viral di Medsos, Harga Kaki Lima

Mandi Rice Cemput atau Nasi Mandi Cemput mendadak viral di media sosial dan diburu banyak kalangan.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Y Gustaman

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, CEMPAKA PUTIH - Mandi Rice Cemput atau Nasi Mandi Cemput mendadak viral di media sosial dan diburu banyak kalangan.

Usaha rintisan Cindy Maharari Tumanggor sejak April 2019 silam ini menyajikan kuliner Timur Tengah.

Berbeda dengan harga restoran yang terbilang mahal, Nasi Mandi Cemput mencoba mematahkan anggapan tersebut.

Cindy menyajikan beragam menu nasi basmati dengan varian beragam di gerobaknya ala kaki lima, namun dengan harga ramah di kantong.

Nasi Mandi Cemput, ungkap Cindy, merujuk lokasi jualannya di Jalan Cempaka Putih Raya, Jakarta Pusat.

Berawal Hobi Makan

Terselip cerita unik di balik usaha Cindy membuka usahanya ini dan mulai banyak pelanggan setia.

Menariknya, Cindy bukanlah lulusan tata boga dan sehari-hari menjadi pegawai kantoran.

"Pertama, karena aku suka banget makanan Arab," cerita Cindy kepada TribunJakarta.com, Selasa (11/2/2020

"Tapi,  as we know, semua makanan Arab itu di atas Rp 100 ribu, kebanyakan good quality," imbuh dia.

Hampir tiap pekan ia menikmati kuliner nasi mandi atau nasi kebuli di restoran langganannya.

Suatu waktu, restoran tersebut bangkrut dan tutup.

Cindy pun tak punya lagi tujuan harus ke restoran mana untuk menikmati hidangan yang sama.

"Akhirnya, restoran makanan nasi Arab itu bangkrut. Bagaimana nih caranya aku bisa makan enak dan sehat," Cindy bercerita.

"Kan kalori dari beras basmati itu lebih kecil daripada beras merah. Itu benar-benar bagus untuk orang yang diabetes," sambung dia.

Bikin Formula Sendiri

Akhirnya, Cindy mencoba peruntungan dengan membuat nasi mandi

"Lalu aku bikin formula sendiri beberapa kali, gagal. Akhirnya dapat yang pas, aku bawa nih ke kantor," kata Cindy.

Lewat promosi dari mulut ke mulut di lingkungan kantor, nasi mandi kreasi Cindy mendapay banyak penggemar.

"Terus teman-teman, 'eh aku beli deh'. Sebenarnya aku tidak mau karena banyak kerjaan."

"Akhirnya bikin free order, akhirnya banyak yang pesan," sambung perempuan kelahiran 6 Juni 1995 ini. 

Hebatnya, pemesan nasi mandi besutan Cindy pun tak hanya dari lingkungan kantornya.

Setelah itu banyak pemesan yang memesan nasi mandi buatan Cindy untuk acara hajatan.

"Bukan dari kantor saja, tapi dari luar. Karena dari mulut ke mulut. Ada yang pesan untuk pesta, arisan, dan sebagainya," beber Cindy.

"Akhirnya sekalian saja modal nekat, bikin gerobak di pinggir jalan. Pas itu, tiga hari sebelum bulan Ramadhan," sambung dia.

Owner and Founder Mandi Rice Cemput, Cindy Maharari, saat ditemui, Selasa (11/2/2020).
Owner and Founder Mandi Rice Cemput, Cindy Maharari, saat ditemui, Selasa (11/2/2020). (TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat)

Saat pertama kali membuka usaha, lanjutnya, ternyata banyak peminat

"Aku buka banyak peminatnya. Kami bikin rasa nasi mandinya lebih ke cita rasa khas Indonesia."

"Tapi tetap ada rasa khasnya timur tengahnya," ujar Cindy.

30 Menit Ludes

Meski berjualan di gerobak, porsinya banyak dan seringnya ratusan porsi ludes terjual dalam 30 menit.

"Akhir-akhir ini nasi yang kami jual laku terkadang tak sampai 30 menit. Kadang juga dalam 60 menit," kata Cindy.

Pengamatan TribunJakarta.com di lokasi, tempat usaha milik Cindy ini beroperasi sejak pukul 17.00 WIB.

Dia ditemani partnernya yang tak berhenti melayani pelanggan kerena terus-terusan berdatangan.

Pembeli tersebut terdiri dari berbagai kalangan. Entah itu pria atau wanita.

Satu di antara pembeli, Yati (50), mengatakan penasaran dengan nasi mandi tersebut.

Mandi Rice Cemput yang viral dan diminati banyak khalayak karena makanan khas Timur Tengah ini ramah di kantong.
Mandi Rice Cemput yang viral dan diminati banyak khalayak karena makanan khas Timur Tengah ini ramah di kantong. (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

"Penasaran setiap sore tempat makannya ramai dikerumuni orang. Saya lihat, boleh juga nih," kata Yati, di lokasi.

"Saya tadi beli nasi mandi dengan daging ayam, Rp 35 ribu," lanjutnya.

Cindy menuturkan, terdapat sembilan menu yang dihidangkan.

Menu pertama, nasi mandi polos yang dijual seharga Rp 20 ribu.

Kedua, nasi biryani polos yang dijual seharga Rp 20 ribu.

Ketiga, nasi mix polos seharga Rp 20 ribu.

Keempat, nasi biryani dengan daging ayam, Rp 35 ribu.

Kelima, nasi mix dengan daging ayam, Rp 35 ribu.

Keenam, nasi mandi dengan daging ayam Rp 35 ribu.

Ketujuh, nasi mandi daging kambing atau sapi, Rp 60 ribu.

Selanjutnya, yaitu nasi biryani dengan daging kambing atau sapi, Rp 60 ribu.

"Terakhir ada nasi mix dengan daging kambing atau sapi, Rp 60 ribu," tambah Cindy.

Kuliner yang sedang hits ini beroperasi sejak pukul 17.00 WIB hingga waktu yang tak ditentukan.

Buka sejak Selasa hingga Minggu. Senin libur.

Permintaan Unik Pelangggan

Sejak membuka usaha ini, banyak hal baru yang Cindy dapat dari pelanggan dengan beragam kelas sosial.

Terkadang, ada saja pertanyaan menggelitik sampai bertanya nomor baju, sehingga Cindy dibuat bingung menjawabnya.

"Kalau kami bisnis pasti ada saja yang aneh-aneh. Kayak saya ditanya rumah di mana, baju nomor berapa, pertanyaan yang tak masuk akal," kata Cindy.

Cindy sempat bingung menjelaskan hal unik tersebut kepada pelanggan yang melontarkan pertanyaan itu.

"Saya pengin jelaskannya juga bingung. Bolehkah saya diajarkan masak, lucu-lucu deh," ujar dia.

Bahkan, pelanggannya ada yang ingin meniru resep makanan besutan Cindy, Mandi Rice Cemput

"Banyak yang ingin tiru-tiru. Tapi tidak bisa," kata Cindy.

Cindy mengatakan mencari resep atau formula khas Mandi Rice Cemput ini selama 30 hari.

"Kami cari formulanya ini tiga puluh hari. Agak susah tapi akhirnya ketemu," kata dia.

Usaha kuliner yang dirintis sejak April 2019 ini pun didukung keluarganya.

"Keluarga sangat mendukung. Untungnya mereka suka. Jadi kalau saya tidak jualan, mereka tidak bisa makan nasi mandi," ucapnya sambil tertawa.

Dia berharap, agar bisnis kulinernya ini dapat dikenal masyarakat.

"Lebih ke arah bisnis ini bisa nyerap daya teman-teman lain untuk inovasi. Berani dobrak, kita muda, punya pemikiran lain," ujar Cindy.

"Aku jualan ini murah bukan money oriented, tapi hobi saja. Mau makan sehat belum tentu tidak enak. Makan sehat pasti bisa enak dan murah juga," ucap dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved