Identik dengan Seks Bebas dan Pesta Miras Kemenag Tangsel Imbau Warga Tak Rayakan Valentine
Namun menurut Rojak, Valentine sudah salah kaprah diartikan masyarakat, dan justru identik dengan seks bebas dan pesta minuman keras (miras).
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Tangerang Selatan (Tangsel), Abdul Rojak, mengimbau agar awarga tidak merayakan Valentine.
Seperti diketahui, Valentine biasa dirayakan setiap 14 Februari, yang dikenal juga dengan hari kasih sayang.
Namun menurut Rojak, Valentine sudah salah kaprah diartikan masyarakat, dan justru identik dengan seks bebas dan pesta minuman keras (miras).
"Ya sifatnya hanya imbauan untuk tidak merayakan dan membesar-besarkan valentine karena valentine itu sudah melenceng dari yang sesungguhnya. Valentine itu sekarang diidentikan dengan kebebasan bergaul, berhubungan dengan lawan jenis dan konotasi negatif lainnya," ujar Rojak melalui aplikasi pesan singkat, Kamis (13/2/2020).
"Diidentikan di milenial dengan hura- hura dengan pesta miras dan sex nah hal seperti itu yang harus kita antisipasi," tambahnya.
Padahal menurut Rojak, jika Valentine berkaitan dengan kasih sayang, hal itu bisa dilakukan kapan saja.
"Valentine itu adalah sikap kasih sayang saling menyayangi dan mencintai sesama insan tapi dikonotasikan atau menjadi bias makanya MUI melarang kalau tujuan dari Valentine seperti itu."
"Karena yang namanya berkasih sayang sikap saling mencintai dan menyayangi itu tidak pakai waktu, setiap saat seumur hidup itu aja intinya," paparnya.
Meski begitu, Rojak mengaku tidak bisa mengeneralisasi konotasi negatif itu.
Tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan momentum Valentine untuk hal positif.
"Misalnya anak siswa datang ke orang tua itu kan bagus jadi dia entah memberikan bunga, coklat atau apa ke ortunya. Itu kan bentuk bakti anak ke ortu," ujarnya.