Tangis Pilu Siswi SMP Korban Bully di Purworejo Berkebutuhan Khusus, Sang Bude Peluk Erat

Ia bahkan baru mengetahui peristiwa nahas yang menimpa keponakannya saat video bully tersebut viral.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Kurniawati Hasjanah
Instagram Lambe Turah/ Facebook
Siswi kelas 8 SMP Muhammadiyah Butuh, Kabupaten Purworejo berinisial CA buka suara terkait aksi perundungan yang kerap diterimannya di sekolah. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nuryani tak percaya, keponakannya yang berusia 16 tahun ini jadi korban bully di sekolahnya.

Ia bahkan baru mengetahui peristiwa nahas yang menimpa keponakannya saat video bully tersebut viral.

Keponakan Nuryani, CA mendapat perlakuan bully dari 3 siswa SMP di Purworejo.

Tiga murid pria melakukan tindakan tak terpuji kepada CA yang saat itu terlihat tertunduk sampai memegang perutnya.

Aksi tersebut terekam kamera hingga akhirnya viral di media sosial dan menimbulkan geram publik.

Rupanya CA tak hanya sekali mendapat perlakuan tersebut, ia telah beberapa kali mengeluhkan kenakalan teman sekolah kepada sang bude.

Sekitar 4 bulan lalu, CA mengeluhkan badannya sakit dan pegal kepada Nuryani.

Lucinta Luna Sempat Ingin Bunuh Diri, Disebut Gara-gara Selebgram Pernah Unggah Foto Mendiang Ibunya

Nuryani mengaku merasa iba namun tidak bisa berbuat banyak karena tidak punya bukti keponakannya disakiti.

"Budhe awakku loro kabeh (badanku sakit semua). Aku ditendangi kancane nang sekolahan (aku ditendangi teman di sekolah),"ujar Nuryani, Kamis (13/2/2020), menirukan keluhan CA dalam bahasa Jawa, seperti ditulis Tribunnews.com.

Sebagai keluarga, Nuryani ikut geram mendengar curahan hati keponakannya.

Tega Perkosa Putri Kandungnya, Ayah di Jembrana Ngaku Tak Ada Masalah Sama Istri: Saya Tak Tahu

Ia pun sempat menanyai CA perihal alasan teman-temannya menjahatinya.

Barangkali, keponakannya membuat masalah lebih dulu yang menyebabkan ia dianiaya.

"Lha kok iso, opo siro nakal? Ora budhe, koncoku nakal kabeh (Kok bisa, apa kamu nakal? tidak bude, temanku nakal semua),"kata Nuryani mengulang percakapannya dengan CA kala itu.

Siswi kelas 8 SMP Muhammadiyah Butuh, Kabupaten Purworejo berinisial CA buka suara terkait aksi perundungan yang kerap diterimannya di sekolah.
Siswi kelas 8 SMP Muhammadiyah Butuh, Kabupaten Purworejo berinisial CA buka suara terkait aksi perundungan yang kerap diterimannya di sekolah. (Instagram Lambe Turah/ Facebook)

Setelah perundungan ketiga siswa itu diterima CA, aktivitas sekolah yang berada di desa tersebut masih berjalan normal, Kamis (13/2/2020).

Para siswa masih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

CA yang merupakan anak berkebutuhan khusus ini tak lagi tampak di sekolah.

Pelaku juga tak terlihat ada di sekolah.

Rumah korban CA berlokasi tidak jauh dari sekolah.

Rizky Febian & Putri Delina Tak Hadiri 40 Harian Meninggalnya Lina, Mantan Asisten Beberkan Ini

Rumah sederhana di pinggir jalan kampung itu sontak ikut dipadati orang.

Di ruang tamu rumah itu, CA dipeluk erat budenya, Nuryani.

CA terus menangis sembari menyembunyikan mukanya di pelukan budenya.

Nuryani berusaha menguatkan, meski ia sendiri tampak tak kuat menahan kesedihan.

Follow juga:

"Saya baru tahu ya kemarin pas lihat videonya itu," katanya.

Meski ia mengaku telah mengetahui lama keponakannya itu biasa mendapat perlakuan tak baik dari teman-temannya, sebelumnya ia mengira itu hanya kenakalan biasa.

Berkebutuhan khusus

Ganjar Pranowo menyarankan orangtua CA untuk menempatkan anaknya ke sekolah untuk berkebutuhan khusus.

"Maka kita sedang merayu kepada kedua ortunya untuk menyekolahkan si anak ke sekolah berkebutuhan khusus agar pas dan sesuai dengan keinginan," kata Ganjar.

Betrand Peto Pertanyakan Hal Ini ke Ruben Onsu Jelang Disunat

Saat kasus ini mencuat, Ganjar Pranowo sudah merespon dengan menelpon kepala sekolah tempat terjadinya kasus bully.

Sementara, pada Kamis (13/2/2020) pagi, Ganjar telah mengutus Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah untuk bertemu dengan korban dan kedua orangtuanya yang kondisinya cukup memprihatinkan.

"Hari ini saya sudah meminta Kepala Dinas saya untuk bertemu korban dan kedua orang tuanya. Kondisinya memang memprihatinkan. Kami minta kedua orangtua korban untuk tidak bekerja dulu sementara waktu. Agar waktu pendek ini ada trauma healing kepada si anak," jelas Ganjar saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (13/2/2020).

Sebagai simpatinya kepada siswi korban bullying, Ganjar memberikan santunan kepada orangtua korban.

Santunan ini diberikan agar orangtua tidak bekerja selama beberapa waktu dan mencurahkan perhatian mereka untuk mendampingi sang putri melewati masa-masa traumatis.

Ditemui TribunJateng, Kepala SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo, Ahmad mengatakan peristiwa perundungan CA terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah.
Ditemui TribunJateng, Kepala SMP Muhammadiyah Butuh Purworejo, Ahmad mengatakan peristiwa perundungan CA terjadi di luar sepengetahuan pihak sekolah. (TribunJateng/ Facebook)

Untuk para pelaku, Ganjar meminta agar pelaku didampingi guru konseling maupun psikolog. Ini untuk mencegah berulangnya kembali aksi perundungan di tempat lain.

“Anak-anak itu perlu dikirim psikolog, kirim guru konselingnya ke sana agar kita bisa tahu persoalannya apa, lalu kita cegah ke depannya supaya tidak terjadi bullying seperti ini,” kata Ganjar.

Pelaku tertunduk

Pelaku berinisial TP, DF, dan UHA melakukan bully kepada CA di dalam kelas SMP Muhammadiyah Butuh Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Tak hanya menampar atau memukul, beberapa tendangan juga dilancarkan TP, DF, UHA kepada CA.

Ada juga yang memukul CA menggunakan gagang sapu ijuk.

CA hanya bisa duduk di kursi membenamkan kepalanya dalam-dalam ke meja.

Dia terdengar menangis tersedu-sedu.

Follow juga:

Teman-temannya yang melakukan perundungan malah tertawa sambil terus berulah.

Kapolres Purworejo AKBP Rizal Marito, Kamis (13/2/2020) menjelaskan, penganiayaan terjadi pada Selasa (11/2/2020), sekitar pukul 08.00 WIB.

Saat itu, CA berada di kelas sedang mengerjakan tugas bersama teman-temannya, termasuk tersangka UHA.

Tersangka TP dan DF yang merupakan kakak kelas korban masuk ke dalam kelas sambil membawa sapu.

TP mendekati korban sambil mengatakan meminta uang Rp 2.000 kepada korban.

 Ngebet Makan Ini Setelah Bebas dari Penjara, Nikita Mirzani Rela Keluarkan Uang Rp 6 Juta Per Orang

"Korban menjawab 'ojo (jangan)'. Selanjutnya DF dan tersangka lainnya melakukan kekerasan. Ada yang menggunakan tangan kosong, ada yang pakai gagang sapu dan kaki," ujar Rizal.

Penganiayaan itu direkam menggunakan ponsel oleh F yang juga kakak kelas korban.

F sendiri disuruh oleh TP untuk memvideokan tindakan itu.

Setelah itu TP mengambil paksa uang Rp 4.000 dan mengancam korban agar tidak melaporkan aksi mereka.

Tiga siswa SMP tak punya hati itu kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Wajah pelaku tampak memelas dan tertunduk lesu ketika berada di sebuah ruangan.

Diduga ketiga pelaku dimintai keterangan kepolisian.

Tersangka dikenakan pasal 80 UU RI nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU nomor 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 3 tahun 6 bulan.

(TribunJakarta/Kompas/TribunJateng)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved