Persija Jakarta

Evan Dimas Ungkap Tolak Tawaran Klub Luar Negeri Demi Persija Jakarta, Singgung Saingan Lini Tengah

Beberapa pekan lalu, gelandang muda potensial Indonesia, Evan Dimas Darmono secara resmi diperkenalkan menjadi pemain baru Persija Jakarta.

Penulis: Wahyu Septiana | Editor: Suharno
BOLASPORT.COM/MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH
Gelandang Persija Jakarta, Evan Dimas, memberikan komentar kepada awak media terkait perasaannya latihan perdana di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta dengan berseragam Persija Jakarta . 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA – Beberapa pekan lalu, gelandang muda potensial Indonesia, Evan Dimas Darmono secara resmi diperkenalkan menjadi pemain baru Persija Jakarta.

Proses perkenalan Evan Dimas menjadi bagian baru tim Ibu Kota sempat membuat publik sepak bola Indonesia terkejut.

Sebab, kala itu, pemain kelahiran Surabaya tersebut belum fit dan masih dalam proses penyembuhan pasca mengalami cedera parah yang terjadi di final SEA Games 2019 di Filipina.

Saat itu juga, tim-tim besar luar negeri turut memburu tandatangan Evan Dimas untuk bergabung di kompetisi musim depan.

Namun, Evan Dimas akhirnya menyetuji bergabung dengan Persija dan bertekad memberikan prestasi bagus bagi tim kebanggaan The Jakmania tersebut.

Kepada wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana, Evan Dimas menceritakan kondisi terbarunya pasca mengalami cedera parah dan ambisi besarnya bersama Persija Jakarta di kompetisi musim ini.

Berikut petikan wawancara singkatnya:

Setelah kemarin terkena cedera parah di final SEA Games 2019, sekarang bagaimana kondisi terbaru kaki Evan Dimas?

Alhamdulillah kondisi kaki saya sudah jauh lebih baik, tapi masih ada sedikit rasa trauma dan rasa sakit ketika saya mau melakukan pergerakan tertentu.

Tapi, sejauh ini alhamdulillah sudah membaik dan kemarin saya bisa main di Piala Gubernur Jatim 2020.

Perkiraan nanti pas kompetisi Liga 1 2020, apa sudah pulih dan normal kembali?

Kalau saya pribadi berharap waktu main di Liga 1 2020 itu sudah normal, optimal dan bisa bantu tim.

Tapi kan di sini ada dokter, ada phisioterapy.

Kita gak bisa mutusin buat main, tapi kan dengan ada dokter dan tim medis tim jadi mereka lebih tahu bagaimana kedepannya.

Tapi saya pribadi ingin segera pulih dan ingin segera bisa membantu tim.

Sempat bilang trauma. Bagaimana cara kamu menghilangkan rasa trauma akibat cedera kemarin?

Menghilangkan cara trauma kalau saya dengan cara latihan bareng tim, itu jadi terbiasa. Buat di pertandingan juga pelan-pelan.

Kalau misalkan trauma pada beberapa gerakan tertentu seperti belok, itu ga bisa lepas lagi ga seperti sebelum cedera. Ya itu memang butuh waktu.

Menurut Evan, berapa lama lagi perkiraan bisa optimal dan pulih dari cedera?

Belum tahu. Kalau saya belum tahu, itu mungkin dokter yang lebih paham dan tahu.

Saat terkena cedera parah di SEA Games 2019, gimana perasaan orang terdekat saat itu seperti orang tua dan calon istri?

Ya, pastinya mereka sangat khawatir saat itu. Ibu juga langsung telpon saya dan langsung sedih.

Terus sempat nangis juga Ibu. Bagaimana seorang Ibu melihat anaknya kesakitan.

Sama juga calon istri sedih dan langsung telpon saya juga. Dia nanya kondisi kaki saya dan sangat khawatir saat itu.

Cara Evan menenangkan orang tua dan calon istri saat itu seperti apa?

Saya pasti berusaha meyakinkan mereka bahwa saya tidak ada masalah serius saat itu.

Tapi emang tidak ada masalah serius pada cedera saya.

Setelah cedera parah, keluarga atau orang terdekat pernah melarang Evan Dimas kembali ke dunia sepak bola?

Ya, dulu pas awal-awal main bola orang tua sempat takut ya. Kedua orang tua sempat takut.

Karena main bola kan selalu ada benturan, jatuh.

Tapi mungkin saya juga meyakinkan kepada kedua orang tua, kalau saya ingin dan senang main bola.

Lama-lama kedua orang tua saya juga mendukung.

Pernah alami cedera parah. Apakah Evan tidak kapok berkarier di dunia sepak bola?

Kalau saya pribadi ga pernah kapok. Ya, ini kan sudah jadi pekerjaan saya.

Saya juga harus sadar kalau resiko pekerjaan saya itu memang seperti ini.

Bagaimana proses adaptasi Evan Dimas bareng klub baru, teman baru, dan pelatih baru di Persija? Ada kendala?

Alhamdulillah sejauh ini proses adaptasi tidak terlalu sulit dan proses adaptasi ga ada masalah.

Karena memang banyak teman-teman saya di sini yang pernah di Timnas juga.

Jadi mereka sangat membantu saya dalam proses adaptasi.

Persija punya pelatih baru Sergio Farias. Dia itu pelatih seperti apa menurut Evan?

Kalau saya lihat galak sih enggak, ya. Tapi coach ini saya lihat orangnya tegas dan punya karakter.

Apa yang membedakan pelatih Sergio Farias dengan pelatih-pelatih yang pernah menjadi pelatih Evan Dimas sebelumnya?

Kalau saya pikir sama saja, ya. Kebanyakan pelatih itu tegas dan memiliki karakter berbeda-beda.

Terus mungkin setiap pelatih kan punya gaya bermain sendiri-sendiri. Nah, coach Farias juga punya ciri khas tersendiri.

Pernah dilatih pelatih lokal dan asing. Apa perbedaanya?

Perbedaanya ga terlalu jauh, mungkin hanya masalah bahasa saja.

Selebihnya pelatih lokal ga kalah kalau menurut saya juga mereka bagus dan punya kualitas.

Menurut Evan Dimas, siapa pelatih paling berjasa dalam karier sepak bola kamu?

Ya tentunya coach Indra Sjafri, dia yang menemukan bakat saya.

Waktu di Timnas Indonesia U-16 itu banyak kenangan sama coach Indra. Pertama kali juga dia membawa timnas juara.

Lini tengah Persija menumpuk banyak pemain berkualitas, ada Sandi Sute, Rohit Chand, Marc Klok. Gimana lihat persaingannya?

Saya sangat senang di Persija punya gelandang bagus dan berkualitas.

Saya pikir di tim itu jangan ada perbedaan cukup jauh antara pemain starting eleven sama cadangan.

Jadi saya sebagai pemain profesional biar kita dimainkan selama satu menit, biar kita dimainkan beberapa menit, atau bahkan kita duduk di tribun kita harus siap bantu tim.

Meskipun tanpa bantu dengan tenaga tapi kita bisa bantu dengan doa.

Jangan sampai kita punya pikiran kita iri atau kita ga main sampai punya pikirian biarkan tim kalah.

Pelatih dan manajemen Persija berencana mau datangkan sosok playmaker asing. Apakah itu ancaman bagi posisi Evan Dimas?

Ya, persaingan di sepak bola itu wajar. Tapi kita pikir juga persaingan di sepak bola kita harus bersaing secara sehat.

Dalam latihan kita harus benar-benar menunjukan kualitas dan menunjukan 100%. Selebihnya biar pelatih yang menentukan.

Evan Dimas dikenal sering pindah-pindah klub dan tidak pernah lama bertahan disuatu klub. Apa penyebabnya?

Ya, mungkin setiap tahunnya saya kontrak selalu setahun-setahun.

Tapi kalau memang rejekinya saya di klub itu pasti bertahan.

Kenapa saya terus pindah-pindah karena mungkin rejeki saya ga di klub itu.

Salah satu pertimbangan pindah klub, apakah karena tawaran nilai kontrak lebih besar dari klub lain?

Enggak sih, nilai kontrak itu kan relatif ya.

Kita nyamannya dimana, terus kita juga pastikan melihat tim ini serius ga menginginkan kita.

Kita juga lihat teman-teman materi pemain bagus.

Secara pribadi, Evan mau ga bertahan lama main di satu klub?

Kalau memang tim itu menginginkan kehadiran saya lama, pasti saya selalu siap saja.

Kalau untuk respon dan service yang diberikan dari Persija sekarang gimana?

Alhamdulillah sejauh ini sangat baik dan sangat welcome semuanya.

Saya di sini juga merasa sangat dihargai.

Bukan berarti tim lain tidak menghargai, tim lain juga menghargai.

Kan ada juga dibilang di sosial media, di klub lain saya tinggal di mes tapi di Persija saya di apartment, bukan masalah klub lain ga bagus pelayanannya.

Memang sebetulnya saya ga minta apartement, tapi karena saya mau menikah dan bulan ini saya menikah jadi mau ga mau saya harus punya tempat tinggal sendiri.

Kalau enggak ya saya tetap di mes sama seperti di klub-klub sebelumnya.

Sebelum gabung Persija, Muly Munial (agen Evan Dimas) sempat singgung ada tawaran dari klub lain dan luar negeri. Apa pertimbangannya gabung Persija?

Pertimbangan saya pertama itu karena mau menikah. Saya urus-urusnya biar gampang.

Kalau misalkan saya gabung ke klub luar negeri nanti jauh lagi dan susah ngurusnya.

Di Jakarta aja saya susah ngurusnya apalagi nanti di luar negeri.

Kalau Evan pribadi, mau ga main dan berkompetisi di luar negeri?

Kalau saya pribadi pastinya pengen main di luar negeri.

Siapa sih yang ga mau main di luar negeri, pasti semuanya pasti pengen.

Kalau memang ada rejeki di sana Insya Allah dan klubnya juga sangat bagus jadi kenapa ga diambil.

Sebelum ke Persija, klub luar negeri mana saja yang sudah menjalin komunikasi dengan Evan Dimas?

Kemarin itu ada Chonburi dari Thailand, terus juga ada Selangor dari Malaysia.

Chonburi itu sudah lama mengincar saya, pas abis dari Bhayangkara FC dan saya mau ke Selangor mereka sudah ajukan penawaran.

Terus sebelum kemarin ke Barito juga Chonburi terus kontak saya minta gabung 2 tahun di sana.

Jika bisa memilih bermain di luar negeri, negara mana yang paling cocok dengan permainan Evan?

Kalau saya pikir Thailand sangat cocok, ya.

Thailand itu saya lihat permainannya lebih ke teknik dan mainnya dari kaki ke kaki.

Tapi saya belum tahu dan itu hanya pandangan saya saja.

Di Liga Thailand saat ini ada pemain Indonesia yaitu Yanto Basna. Apa Evan pernah diajak main di sana sama dia?

Kalau diajak sih enggak pernah, tapi hanya ada tawaran dari klub-klub Thailand.

Kamu pernah main dibanyak tempat, stadion mana yang selalu dikenang dan tidak terlupakan sampai saat ini?

Yang ga terlupakan ya di GBK.

GBK itu disitu waktu awal saya kepilih mewakili Indonesia ke Barcelona dan seleksinya di situ juga pas sebelum saya gabung timnas.

Terus GBK juga jadi tempat saya buat gol Timnas Indonesia pas lawan Korea Selatan.

Gol yang paling diingat selama karier Evan Dimas di sepak bola?

Paling bangga ya itu tadi gol yang dicetak ke gawang Korea Selatan di GBK.

Banyak mengunjungi daerah bersama tim ketika pertandingan tandang, apakah kamu tipikal pemain yang sering mencari kuliner setiap daerah?

Kalau kuliner saya suka.

Biasanya itu kalau saya sering cari makanan khas daerah.

Nyobain misalkan kaya di sini Malang cobain bakso.

Setiap kota beda-beda. Kalau yang paling saya suka itu tengkleng di Solo.

Enak sekali, pokoknya setiap ke Solo wajib mengunjungi tempat itu, wajib.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved