Sisi Lain Metropolitan

Kisah Haru Penjual Donat Keliling, Mata Buta Sebelah Saat Usia 7 Tahun Akibat Golok

Kehilangan pengelihatan sejak usia 7 tahun, Lili Sasmita (63), penjual donat keliling ceritakan kronologinya. Akibat terkena golok.

Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Kehilangan pengelihatan sejak usia 7 tahun, Lili Sasmita (63) ceritakan kronologinya.

Lili, sapaannya merupakan bapak sembilan anak asal Sumedang, Jawa Barat.

Sejak menikah dengan Lili Kartini, ia sudah tinggal di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.

Sedari bujang, ia tak pernah memilih perihal pekerjaan.

Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020).
Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020). (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Bermodalkan ijazah Sekolah Dasar (SD) yang ia miliki, Lili mengaku enggan untuk melamar pekerjaan.

Ia menuturkan lebih suka berdagang ketimbang bekerja di suatu perusahaan atau apapun.

"Dari dulu saya dagang. Ya gini-gini aja. Kalau dulu dagang minyak tanah keliling pun pernah," katanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (10/3/2020).

Secara keseharian Lili menyebut tak ada yang menarik pada dirinya, sebab saat ini dirinya hanya bekerja sebagai penjual donat keliling di wilayah Cipayung hingga Makasar, Jakarta Timur.

Setiap hari ia memikul berat sekira 10 kilogram demi menjajakan donat jualannya sejak pagi hingga siang dan dilanjut sampai sore usai istirahat, salat dan makan siang di rumahnya.

Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020).
Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020). (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Namun, ia justru memiliki kisah unik perihal mata kirinya yang kini sudah tak bisa melihat lagi.

"Keseharian saya ya tetap berdagang. Cuma sekarang dagang donat yang diambil dari orang dengan keuntungan Rp 1 ribu perdonatnya. Tapi cerita uniknya justru terkait kondisi mata saya ini," lanjutnya.

"Kalau yang kanan pengelihatan memudar karena faktor usia. Tapi kalau yang kiri ini sudah tak bisa melihat sejak tahun 1954. Jadi ini kena golok sampai berdarah," jelasnya.

Saat itu, sepupunya yang bernama Tandi menginginkan pepaya dan Lili menyodorkan sebilah golok kepada saudaranya itu.

"Nih potong sendiri pakai golok," katanya kala itu sambil menyodorkan golok.

Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020).
Lili, pedagang donat di Cipayung sampai Makasar, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2020). (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved