Sisi Lain Metropolitan
Meski Putus Sekolah, Asa Cahaya Wujudkan Cita-Cita Tetap Menyala: Mau Jadi Pramugari
Cahaya adalah murid tertua dari delapan anak putus sekolah yang mengisi waktu sorenya untuk menuntut ilmu di lapak tersebut.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
"Alhamdulillah respon orangtua sangat baik. Malah banyak yang minta kelasnya diadain setiap hari," kata Agus.
Sementara ini, kelas belajar untuk anak putus sekolah di tempat ini diadakan sepekan tiga kali.
Kelas belajar di lapak pemulung Kampung Sawah Balong dibuat di sebuah teras salah satu rumah warga berukuran 2x4 meter.
Tak ada pintu, jendela, apalagi kipas angin.
Tempelan daftar abjad, angka pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian menjadi penghias kelas sederhana beratap triplek bagi anak-anak ini.
Sebuah papan tulis mini mungkin menjadi benda paling mewah yang ada di ruang sederhana ini.
Sore tadi, ada delapan anak-anak berusia lima hingga 14 tahun yang belajar di lapak ini.
Bermodalkan dua meja kayu bekas dan dua kursi panjang mereka tampak bersemangat menuntut ilmu kendati dalam keterbatasan.