Persija Jakarta
Isolasi Diri Karena Virus Corona, Striker Persija Jakarta Marko Simic Ingat Kejadian yang Dialaminya
Penyerang Persija Jakarta Marko Simic juga melakukan isolasi diri sesuai anjuran pemerintah karena ada wabah virus corona atau Covid-19.
Penulis: Suharno | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM - Penyerang Persija Jakarta Marko Simic juga melakukan isolasi diri sesuai anjuran pemerintah karena ada wabah virus corona atau Covid-19.
Isolasi diri yang dilakukan Marko Simic ini membuat pemain asing Persija Jakarta tersebut terkenang kejadian yang pernah dialaminya.
Seperti diberitakan pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengisolasi diri guna mencegah persebaran Covid-19.
Situasi ini ternyata membuat Marko Simic merasa jenuh lantaran tak bisa beraktivitas secara normal.
Selama isolasi diri, Marko Simic hanya beraktivitas di sekitar apartement tempat dirinya tinggal di Jakarta.
• Cara Klub-klub Liga 1 2020 Perangi Corona: Mulai dari Tes Medis, Galang Dana Hingga Bersihkan Mes
• Pemain Persib Bandung Wander Luiz Dinyatakan Positif Covid-19, Luzinho Yakin Pemainnya Bisa Sembuh
• Liga 1 2020 Setop Karena Virus Corona, Pemain Persija Jakarta Marc Klok Tuliskan Kata-kata Positif
• Presiden Jokowi Putuskan Tarif Listrik 450 VA Gratis Selama 3 Bulan, Diskon 50 % untuk 900 VA
Simic mengeluhkan hal tersebut pada unggahannya di instagramya Senin (30/3/2020).
"Keadaan terburuk adalah ketika kebebasan kami sebagai manusia diambil," tulis Simic.
Penyerang 31 tahun itu menuliskan jika dia pernah mengalami hal yang sama pada tahun lalu.
Hal yang dimaksud Simic, kemungkinan adalah saat tersangkut permasalahan di Australia pada awal 2019.
Saat itu, Simic memang terkatung-katung selama tiga bulan lantaran dituduh melakukan tindakan pelecehan.
Simic dituduh melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap seorang wanita ketika berada di pesawat.
Akibatnya, paspor pemain asal Kroasia itu ditahan dan harus berada di Australia hingga waktu persidangan.
Penyerang Persija itu harus menunggu selama tiga bulan karena waktu kejadian adalah bulan Februari sedang persidangan digelar pada April 2019.
Namun Simic yakin bahwa semua memiliki hikmah yang bisa diambil.
"Saya pernah mengalaminya pada tahun lalu. Tuhan tahu apa yang sedang direncanakan dan dikerjakannya. Saya percaya Tuhan. Saya khawatir, tapi saya tidak takut. Terus berdoa," tulis Simic.
Saran dari Otavio Dutra
Bek Persija Jakarta, Otavio Dutra memiliki pandangan tersendiri mengenai sikap yang harus dilakukan pemerintah untuk memerangi penyebaran virus corona.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran dan meluasnya virus corona.

Selain itu, usulan lain dalam memerangi penyebaran virus corona yakni melakukan lockdown.
Dutra menilai, jika memberlakukan lockdown akan membuat semua lapisan masyarakat terisolasi dan sulit melakukan aktivitas.
Terlebih, bagi masyarakat yang harus tetap bekerja secara normal dan menjadi tulang punggung keluarganya.
"Menurut saya seandainya memang ada lockdown, situasi bisa tambah parah lagi. Karena kasihan yang punya keluarga di Jakarta, tapi tempat kerja mereka di luar Jakarta dan sebaliknya," kata Otavio Dutra.
"Pasti bertanya-tanya, ya situasinya bagaimana karena harus tinggal di rumah sama keluarga di Jakarta," tambahnya.
Bagi sebagian orang, adanya virus corona tidak membuat aktivitas terganggu dan harus menghentikan kegiatan yang dijalani.
Jika harus bertahan di rumah, maka tidak akan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya.
"Kalau tidak pergi untuk kerja bisa hilang penghasilan. Mereka harus pergi kerja supaya keluarga bisa makan di rumah," ujar Dutra.
Lebih lanjut, pemain yang sudah berstatus Warga Negara Indonesia itu belum bisa memprediksi kondisi seperti ini akan bertahan sampai kapan.
"Kita tidak tahu juga berapa lama harus tinggal jauh dari keluarga sampai situasi ini balik normal. Apalagi ada yang punya keluarga di Jakarta, ada keluarga di kota lain, ada orang tua juga yang tinggal jauh, jadi situasi itu sangat sangat sulit," tutur Dutra.
Saat ini, pandemi virus corona di Jakarta sangat mengkhawatirkan dan penyebarannya sangat tinggi.
Data dari corona.jakarta.go.id pada Selasa (31/3/2020) menyebutkan, pasien positif terkena virus corona sebanyak 741 kasus, 49 sembuh, dan 84 meninggal dunia.
Gelandang Persija Sandi Sute Sedih Lihat Kondisi Jakarta
Gelandang Persija Jakarta, Sandi Darma Sute mengaku sedih melihat penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia, khususnya Jakarta.
Menurut data dari corona.jakarta.go.id, saat ini terdampak virus corona di DKI Jakarta sebanyak 720 kasus positif, 48 pasien sembuh, dan 76 orang meninggal dunia.
Data tersebut sangat mengkhawatirkan dan menjadi yang tertinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Sandi Darma Sute berharap pemerintah bisa bergerak cepat menyelesaikan permasalahan tersebut agar aktivitas di ibu kota bisa kembali normal.
Sebab, pemain berusia 28 tahun itu menjadikan Jakarta sebagai rumah keduanya, setelah Palu, Sulawesi Tengah.
"Saya sedih karena Jakarta itu rumah kedua bagi saya. Apalagi saya sedih lihat kondisi Jakarta seperti sekarang. Semoga Jakarta cepat pulih dan bisa beraktivitas kembali," kata Sandi Sute.
Pemain berjuluk gelandang pengangkut air Persija itu berharap kepada para korban yang positif terkena virus tersebut bisa tabah menjalani masa penyembuhan.
"Saya hanya berharap semoga yang terkena Covid-19 bisa segera sembuh dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tutur mantan pemain Bali United tersebut.
Persija Jakarta Legawa Kompetisi Liga 1 2020 Berhenti
Manajemen Persija Jakarta menghormati keputusan PSSI terkait kelanjutan kompetisi sepak bola di Indonesia dalam kondisi penyebaran pandemi virus corona yang kian mengancam.
Persija Jakarta dan belasan klub profesional di Indonesia lainnya kini terancam tutup buku lebih dini meski kompetisi Liga 1 2020 baru berjalan tiga putaran.
Kompetisi sepak bola di Indonesia saat ini memang dalam status dihentikan akibat penyebaran pandemi virus corona yang tak kunjung mereda.
Pada awalnya, PSSI mengambil sikap bahwa kompetisi akan berlanjut pada awal April, menyesuaikan jadwal pekan keempat Liga 1 2020.
Belakangan, federasi yang dipimpin Mochamad Iriawan tersebut memperpanjang masa berhenti menjadi "hingga batas waktu yang tak ditentukan".
Pada Jumat (27/3/2020), PSSI lantas mengirim surat kepada klub-klub peserta kompetisi yang berjudul "Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Musim 2020 dalam Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Virus Corona (COVID-19)".
Berdasarkan keputusan di dalam surat tersebut, PSSI memastikan tak akan menggelar kompetisi hingga bulan Juni 2020.
Jika skenario pemerintah bahwa status darurat bencana COVID-19 oleh BNPB akan berakhir pada 29 Mei 2020, maka PSSI akan menggulirkan kembali kompetisi paling cepat pada 1 Juli 2020.
Akan tetapi, bila pandemi COVID-19 belum mereda sehingga pemerintah memperpanjang masa darurat bencana hingga lebih dari 29 Mei 2020, maka kompetisi musim 2020 tidak akan dilanjutkan.
Merespons surat tersebut, manajemen Persija Jakarta mengaku legawa dan dapat memahami alasan PSSI membuka kemungkinan menghentikan kompetisi secara total.
Hal tersebut disampaikan Direktur Olahraga Persija, Ferry Paulus, seperti dikutip BolaSport.com dari situs resmi klub.
"Kami tahu masyarakat Jakarta atau yang di luar Jakarta, khususnya The Jakmania, sangat mencintai Persija," ucapnya.
"Tetapi, kita harus mengikuti keputusan pemerintah dalam memerangi wabah virus corona. Semua ini untuk kebaikan bersama," tutur Ferry.