Persija Jakarta
Striker Persija Marko Simic Sumbang Rp 100 Juta untuk Perangi Virus Corona dan Sebutkan Jakmania
Meski Liga 1 2020 libur tanpa batas waktu, striker Persija Jakarta Marko Simic turut berpatisipasi melawan virus corona atau Covid-19.
Penulis: Suharno | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Meski Liga 1 2020 libur tanpa batas waktu, striker Persija Jakarta Marko Simic turut berpatisipasi melawan virus corona atau Covid-19.
Striker Persija Jakarta Marko Simic menyalurkan bantuan uang tunai sebesar 100 juta rupiah untuk memberantas virus corona atau Covid-19.
Bantuan ini disalurkan melalui gerakan “Satu Hati Melawan Corona” yang merupakan kerja sama antara “Persija Untuk Indonesia” dan kitabisa.com.
Simic merasa terpanggil membantu karena merasa Jakarta adalah kota keduanya.
Menurutnya ini sudah saatnya membalas segala yang Jakarta bersama masyarakatnya berikan selama ini, mulai dari dukungan hingga deretan piala.
• Dampak Covid-19: Liga Inggris Alami Kerugian Rp 13 Triliun, Klub-klub Lakukan Pemotongan Gaji Pemain
• Bhayangkara FC Ikuti Keputusan PSSI Tentang Skema Gaji Pemain, Gunawan Dwi Cahyo Tak Setuju
• Cara Suporter Klub Liga 1 2020 Perangi Covid-19: The Jakmania Galang Dana, Bonek Lakukan Disinfeksi
• Termasuk Persija Jakarta dan Persib Bandung, Ada 7 Klub dari ISL 2008 yang Belum Terdegradasi
“Saya memutuskan dengan kerendahan hati memberikan donasi untuk melawan Covid-19 dengan menyumbang uang 100 juta rupiah," ujar Marko Simic.
"Hal ini saya lakukan karena Jakarta sangat berjasa bagi saya. Sudah saatnya saya membalas budi apa yang diberikan Jakarta untuk saya,” sambung pemain bernomor punggung 9 ini.
Simic berharap, bantuan yang Ia berikan dapat membantu melawan Covid-19 yang melanda Indonesia, termasuk Jakarta.
Marko Simic pun berharap kompetisi segera dimulai karena sudah rindu berlaga di depan The Jakmania.
Teringat Kasus yang Dialaminya
Penyerang Persija Jakarta Marko Simic juga melakukan isolasi diri sesuai anjuran pemerintah karena ada wabah virus corona atau Covid-19.
Isolasi diri yang dilakukan Marko Simic ini membuat pemain asing Persija Jakarta tersebut terkenang kejadian yang pernah dialaminya.
Seperti diberitakan pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengisolasi diri guna mencegah persebaran Covid-19.
Selama isolasi diri, Marko Simic hanya beraktivitas di sekitar apartemen tempat tinggalnya di Jakarta.
• Cara Klub-klub Liga 1 2020 Perangi Corona: Mulai dari Tes Medis, Galang Dana Hingga Bersihkan Mes
• Pemain Persib Bandung Wander Luiz Dinyatakan Positif Covid-19, Luzinho Yakin Pemainnya Bisa Sembuh
• Liga 1 2020 Setop Karena Virus Corona, Pemain Persija Jakarta Marc Klok Tuliskan Kata-kata Positif
• Presiden Jokowi Putuskan Tarif Listrik 450 VA Gratis Selama 3 Bulan, Diskon 50 % untuk 900 VA
Simic mengeluhkan hal tersebut pada unggahannya di instagramya Senin (30/3/2020).
"Keadaan terburuk adalah ketika kebebasan kami sebagai manusia diambil," tulis Simic.
Penyerang 31 tahun itu menuliskan jika dia pernah mengalami hal yang sama pada tahun lalu.
Hal yang dimaksud Simic, kemungkinan adalah saat tersangkut permasalahan di Australia pada awal 2019.
Saat itu, Simic memang terkatung-katung selama tiga bulan lantaran dituduh melakukan tindakan pelecehan.
Simic dituduh melakukan tindakan tidak menyenangkan terhadap seorang wanita ketika berada di pesawat.
Akibatnya, paspor pemain asal Kroasia itu ditahan dan harus berada di Australia hingga waktu persidangan.
Penyerang Persija itu harus menunggu selama tiga bulan karena waktu kejadian adalah bulan Februari sedang persidangan digelar pada April 2019.
Namun Simic yakin bahwa semua memiliki hikmah yang bisa diambil.
"Saya pernah mengalaminya pada tahun lalu. Tuhan tahu apa yang sedang direncanakan dan dikerjakannya. Saya percaya Tuhan. Saya khawatir, tapi saya tidak takut. Terus berdoa," tulis Simic.
Saran dari Otavio Dutra
Bek Persija Jakarta, Otavio Dutra memiliki pandangan tersendiri mengenai sikap yang harus dilakukan pemerintah untuk memerangi penyebaran virus corona.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana melakukan karantina wilayah untuk mencegah penyebaran dan meluasnya virus corona.
Selain itu, usulan lain dalam memerangi penyebaran virus corona yakni melakukan lockdown.
Dutra menilai, jika memberlakukan lockdown akan membuat semua lapisan masyarakat terisolasi dan sulit melakukan aktivitas.
Terlebih, bagi masyarakat yang harus tetap bekerja secara normal dan menjadi tulang punggung keluarganya.
"Menurut saya seandainya memang ada lockdown, situasi bisa tambah parah lagi. Karena kasihan yang punya keluarga di Jakarta, tapi tempat kerja mereka di luar Jakarta dan sebaliknya," kata Otavio Dutra.
"Pasti bertanya-tanya, ya situasinya bagaimana karena harus tinggal di rumah sama keluarga di Jakarta," tambahnya.
Bagi sebagian orang, adanya virus corona tidak membuat aktivitas terganggu dan harus menghentikan kegiatan yang dijalani.
Jika harus bertahan di rumah, maka tidak akan mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarganya.

"Kalau tidak pergi untuk kerja bisa hilang penghasilan. Mereka harus pergi kerja supaya keluarga bisa makan di rumah," ujar Dutra.
Lebih lanjut, pemain yang sudah berstatus Warga Negara Indonesia itu belum bisa memprediksi kondisi seperti ini akan bertahan sampai kapan.
"Kita tidak tahu juga berapa lama harus tinggal jauh dari keluarga sampai situasi ini balik normal. Apalagi ada yang punya keluarga di Jakarta, ada keluarga di kota lain, ada orang tua juga yang tinggal jauh, jadi situasi itu sangat sangat sulit," tutur Dutra.
Saat ini, pandemi virus corona di Jakarta sangat mengkhawatirkan dan penyebarannya sangat tinggi.
Data dari corona.jakarta.go.id pada Selasa (31/3/2020) menyebutkan, pasien positif terkena virus corona sebanyak 741 kasus, 49 sembuh, dan 84 meninggal dunia.