Antisipasi Virus Corona di DKI
Sampai Minggu 5 April, 210 Jenazah Dimakamkan dengan SOP Covid-19 di TPU Tegal Alur
total jenazah muslim yang dimakamkan dengan SOP Covid-19 sampai sore ini berjumlah 135 jenazah.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Jumlah jenazah yang dimakamkan dengan SOP korban Covid-19 di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat terus bertambah.
Berdasarkan data hingga Minggu (5/4/2020) sore, sudah ada 210 jenazah di TPU Tegal Alur yang dimakamkan dengan SOP Covid-19.
Jumlah tersebut berasal dari jenazah yang dimakamkan di Blok Unit Islam, Unit Kristen dan Unit Buddha yang ada di TPU Tegal Alur.
Adi, petugas admin di Unit Islam TPU Tegal Alur mengatakan, total jenazah muslim yang dimakamkan dengan SOP Covid-19 sampai sore ini berjumlah 135 jenazah.

"Total ada 135 dari tanggal 21 Maret sampai sore ini Pukul 15.30 WIB dan ini masih terus berdatangan jenazahnya," kata Adi ditemui di TPU Tegal Alur, Minggu (5/4/2020).
Sementara itu, untuk jenazah di Unit Kristen dan Buddha yang dimakamkan di TPU Tegal Alur dengan SOP Covid-19 berjumlah 75 jenazah.
"75 jenazah itu gabungan untuk yang jenazah non muslim yang dimakamkan di TPU Tegal Alur," kata Haris, petugas makam di Unit Kristen dan Buddha TPU Tegal Alur.
Adi mengatakan, jenazah yang dimakamkan dengan SOP Covid-19 ini tak hanya yang sudah positif Covid-19 atau corona.
"Mereka yang masih berstatus PDP atau ODP juga kami lakukan dengan protokol Covid-19," katanya.
SOP bagi jenazah Covid-19 diantaranya, jenazah harus dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Para petugas makam yang menangani juga diwajibkan mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti baju berbahan plastik sekali pakai, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Saat tiba di TPU, mobil jenazah harus disemprot disinfektan terlebih dahulu.
Pihak keluarga pun tak diperkenankan mendekati liang lahat saat pemakaman.
Setelah jenazah dimakamkan, barulah keluarga diperkenankan mendekati pusara makam untuk berdoa dan menaburkan bunga.
Namun sebelum dan sesudah mendekati makam, mereka diwajibkan disemprot disinfektan dan mengenakan masker.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi Pukul 15.00 WIB, ada enam mobil jenazah yang terparkir di area TPU Unit Islam untuk mengantre memakamkan jenazah.
Adi mengatakan, dalam beberapa hari terakhir jumlah jenazah yang dimakamkan dengan SOP Covid memang terus bertambah tiap harinya.
Dikatakannya, dalam sehari petugas bisa memakamkan sampai 15 jenazah SOP Covid-19.
Hal tersebut lantaran TPU Tegal Alur merupakan satu dari dua TPU di Jakarta yang ditunjuk untuk memakamkan korban Covid-19.
"Kami sampai malam, pokoknya kami siaga kalau ada yang datang langsung kami makamkan," katanya.
Doa penggali kubur untuk jenazah
Minivan putih mendekati kompleks TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, tanpa hingar bingar sirine.
"Mobil Jenazah Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta," begitu tulisan di sisi kanan belakang mobil minivan putih tersebut.
Semuanya sunyi, kecuali deru mesin membelah tanah lapang menuju pekuburan pada Jumat (27/3/2020) siang itu.
Tampak di belakangnya, sebuah mobil minibus hitam menyusul.
Perlahan, sopir memundurkan minivan putih itu mendekati lubang kubur yang sudah digali sebelumnya.
Seorang petugas menyemprotkan disinfektan ke mobil ambulans itu, termasuk kabin dalam tempat peti jenazah.
• Pasien Covid-19 Jalani Isolasi di Wisma Atlet Kemayoran Diberikan Fasilitas Wifi hingga Akses TV
Lima petugas makam dengan Alat Pelindung Diri (APD) seperti jas hujan plastik, masker wajah, sarung tangan karet, sepatu boot dan topi, mendekat untuk membawa peti ke makam.
Sebelum itu, mereka lebih dulu disemprot disinfektan.

"Kemarin 10, hari ini sampai jam 3 sore sudah ada 4 yang dimakamkan," ucap Asep, petugas makam di TPU Tegal Alur kepada TribunJakarta.com.
Sementara sudah 25 jenazah yang dimakamkan di TPU Tegal Alur, entah positif atau belum terpapar virus corona atau Covid-19 karena beberapa hasilnya belum keluar.
Sejak TPU Tegal Alur dipilih sebagai lokasi pekuburan jenazah pasien Covid-19, petugas makam lebih sibuk dari biasanya.
Asep dan kawan-kawan sudah bersiaga dari pagi hingga pukul 22.00 WIB, untuk memakamkan jenazah.
• Liga 1 2020 Dihentikan Akibat Virus Corona, Bek Persija Jakarta Pilih Dekatkan Diri dengan Keluarga
Di area makam, ada empat lampu tembak yang disangga dua tiang yang tegak di atas sebuah mobil pikap berikut genset sebagai bahan listrik.
Mobil itu stand by di sana, jaga-jaga ada jenazah pasien Covid-19 datang dan harus dimakamkam malam.
"Kita semua siaga menunggu informasi dari Dinas. Biar malam juga kita makamin kalau ada yang dibawa ke sini," imbuh dia.

Menurut Asep, lubang yang digali untuk jenazah karena penyakit menular lebih dalam dan lebih panjang, mengikuti ukuran peti.
Sanur (55), salah satu penggali kubur di TPU Tegal Alur, mengiyakan ucapan Asep.
"Dalamnya dua meter lebih untuk lebih meminimalkan virus, meski sebenarnya jenazah juga sudah aman karena dimasukin peti dan dilapisi plastik," ucap Sanur.
"Kalau panjangnya juga dua meter lebih, kalau lebarnya semeter karena ngikutin ukuran peti," ia menambahkan.
Sejumlah liang kubur sudah disiapkan petugas di area Blok AA I, karena tidak pernah tahu berapa jenazah yang datang dan dimakamkan hari itu.
Sejak Jumat (20/3/2020) pekan lalu, TPU Tegal Alur menerima pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19.
"Setiap hari kita gali karena ada terus jenazah yang datang untuk dimakamin," cerita Sanur.
Makam jenazah pasien corona berjejer di satu area, hanya gundukan tanah tanpa nisan.
• Atasi Over Kapasitas hingga Ancaman Covid-19 di Lapas dan Rutan, Ini Saran Anggota Komisi III DPR
Ada tidaknya nisan, sambung Sanur, tergantung kesepakatan dengan ahli waris atau keluarga.
"Dari Dinas kita terima hanya jenazah saja yang sudah dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus plastik," terang dia.

Sampai Jumat sore, ada tujuh liang kubur yang sudah diselesakan Sanur dan teman-temannya sesama penggali kubur.
Lillahi Taala
Gubuk sederhana di area makam Blok AA I jadi tempat petugas TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, menunggu panggilan tugas.
Sudah sepekan ini, mereka lebih sibuk dibanding biasanya dan sudah tahu tugas masing-masing.
Rasa takut juga menghinggapi para penggali kubur yang memakamkan jenazah pasien Covid-19, tapi mereka serahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.
Ia mengakui punya tugas baru, tak hanya menggali kubur tapi juga memakamkan jenazah korban virus corona atau Covid-19.
Sanur membenarkan setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.
Di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, para petugas makam memanfaatkan untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Kedalaman lubang untuk jenazah korban corona lebih dalam dibanding jenazah umum untuk lebih aman.
Kendati sebenarnya Sanur memastikan jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus.
Sebab, SOP yang diterapkan sangat ketat. Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Asep menambahkan penjelasan rekan kerjanya itu.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya.
Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep.
Dilarang Mendekat
Di bawah pohon, beberapa orang hanya bisa menyaksikan dari jauh jenazah kerabat mereka dikuburkan.
Sayup-sayup tangis terdengar dari sekumpulan pria dan wanita anggota keluarga almarhum.
Satu perwakilan keluarga diminta untuk mendekat jika ingin mengazankan langsung sebelum jenazah dikubur.
Setelah pemakaman usai, area makam kembali disemprot disinfektan oleh petugas.
Pihak keluarga barulah boleh mendekati makam. Itu pun lebih dulu harus memakai masker dan disemprot disinfektan oleh petugas makam.
Para penggali kubur yang sudah memakamkam, kembali ke tempat peristirahatan dan disemprot menggunakan disinfektan.
• Kronologi Pria di Tebet ODP Corona Jatuh Pingsan Setelah Naik Tangga hingga Tak Bergerak
APD yang dipakai seperti jas hujan hanya bisa sekali pakai untuk kemudian dibuang.
Penyemprotan kembali disinfektan berlaku untuk keluarga atau ahli waris yang sudah selesai ziarah kubur.

Pantauan TribunJakarta.com, selama di sana sudah tiga jenazah dimakamkam.
Tak Ada Blok Khusus
Selain TPU Tegal Alur, Pemprov DKI Jakarta memilih TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, untuk keperluan serupa.
Lahan di dua TPU ini luas, begitu penjelasan Kabid Pemakaman Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta, Siti Hasni, kepada TribunJakarta.com, Rabu (25/3/2020).
Tak hanya Covid-19, jenazah yang meninggal karena penyakit menular lainnya juga biasa dimakamkan di TPU Tegal Alur.
Jenazah ditempatkan satu area dengan jenazah lain yang lebih dulu dimakamkan.
Dinas terkait tak membagi blok khusus untuk pemakaman jenazah dengan penyakit menular.
Siti menjamin jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di kedua TPU itu tak akan menulari warga sekitar.
• Ceritakan Gejala Awal Terpapar Corona, Pasien Sembuh Covid-19 Beri Tips Agar Imunitas Tak Menurun
"Dinas Kesehatan memperlakukan jenazah sudah sesuai SOP mereka dan mereka yakinkan bahwa tidak akan terjadi penularan apapun," ujar dia.
SOP untuk jenazah pasien Covid-19, sejak dari rumah sakit sudah dikafani dan dibungkus plastik tebal, sebelum dimasukkan ke dalam peti mati.

Pemakaman korban Covid-19 yang dimakamkan di TPU milik Pemprov DKI Jakarta mengacu pada Pasal 3 Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman.
Mereka yang dimakamkan, yakni warga ber-KTP DKI Jakarta, baik yang meninggal di Jakarta maupun di luar Jakarta.
"Serta warga luar Jakarta yang meninggal di wilayah Jakarta," kata Siti.