Preman Bakar Transgender di Cilincing
Detik-detik Tewasnya Transgender Mira oleh Bajing Loncat: Dipukuli Lalu Dibakar di Garasi Truk
Inilah kisah tentang detik-detik tewasnya transgender Mira oleh bajing loncat. Ia dipukuli hingga babak belur sebelum dibakar di garasi truk.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Inilah kisah tentang detik-detik tewasnya transgender Mira oleh bajing loncat yang biasa beroperasi di kawasan Cilincing.
Ia dipukuli hingga babak belur sebelum dibakar di garasi truk dan cerita kematiannya viral di media sosial.
Kanit Reskrim Polsek Cilincing, AKP Bryan Rio Wicaksono, membenarkan informasi tersebut namun belum bisa menjelaskan secara detail terkait kronologis peristiwa itu.
"Sementara masih dalam pengejaran pelakunya," ucap Bryan saat dikonfirmasi soal kasus Mira, Senin (6/4/2020).
"Mohon doanya agar terungkap. Nanti kami informasikan kembali," ia menambahkan.
Bermula pada Sabtu (3/4/2020) malam, seorang sopir truk diantar warga mendatangi kontrakan Mira di kawasan Kalibaru, Cilincing.
• Bulan Cantik Sirna Dimakan Corona, Kisah Pahit Pedagang Bunga Pasar Rawa Belong
Tampak kemarahan di wajahnya, sambil menuduh Mira lah orang yang telah mengambil tasnya berisi ponsel dan dompet.
Orang yang ditemuinya tak ada di lokasi, sopir truk tadi menggeledah isi kontrakan Mira.
"Di situ enggak ditemukan apa-apa, enggak ada barang bukti juga di kontrakan Mira," beber YN, teman Mira, Senin (6/4/2020).
Kesal tak menemukan ponsel dan dompetnya, sopir truk tadi memanggil sekelompok bajing loncat untuk mencarinya.
Malam itu ON baru tahu ada keributan setelah dipanggil warga dan melihat ada Mira di sana.
Orang-orang itu berkerumun di dekat sebuah garasi truk trailer, tak jauh dari kontrakan Mira.
"Katanya Mira semalam ngambil tasnya sopir, ada handphone ada dompet," ucap ON.
• Aksi 4 Pria di Pasar Kemiri Kembangan, Niat Bawa Pulang Emas Tapi Malah Dapat Perak
Menurut warga, ada yang melihat Mira mencuri dompet dan ponsel si sopir truk.
Nyatanya tidak ada satupun barang bukti milik sopir truk di tangan Mira maupun di kontrakannya.
"Kan katanya ada yang lihat. Anak-anak itu ada yang lihat. Barang bukti nggak ketemu," ucap Orin.
Dipukuli sebelum disiram bensin
Setelah dicari-cari mereka menemukan Mira.
Korban pun mengikuti keinginan mereka karena tak merasa telah mengambil ponsel dan dompet sopir truk.
Sampai di garasi, tanpa ampun sekelompok preman ini mengeroyok Mirna dan memukuli berulangkali.
"Mira ini dijemput. Yang jemput itu ada berapa orang saya nggak tahu," sambung ON.
Sopir truk dan para preman ini naik pitam karena Mira tak kunjung mengaku.
Mereka semakin kalap, dua orang di antara preman mendekat.
• Junaedi Awalnya Takut, Kini Terbiasa Makamkan Jenazah Covid-19: Tiap Pulang Harus Mandi Bersih
Tubuh Mira yang sudah tersungkur di tanah mereka siram dengan dua liter bensin.
"Kalau enggak, gue bakar nih," salah satu preman kembali menekan Mira agar mengaku.
ON bereaksi melihat dua lelaki itu.
"Heh jangan disiram bensin dong. Dia ini orang, bukannya apa. Jangan main bakar-bakar aja!" teriak ON.
Percuma saja, toh teriakan ON tak direspon .
"Apa yang saya omongin itu enggak direspon, enggak digubris," katanya.
ON sempat menyarankan mereka membawa Mira ke kantor polisi dan kasus ini diselesaikan secara hukum.
Namanya orang kalap dan emosi sudah memuncak, usulan apapun tak didengar.
Tak lama, api menjilati tubuh Mira. Orang-orang di sana tak berani mendekat.
Urunan donasi untuk Mira
Sejak kejadian itu warga sempat membawa Mira ke rumah sakit untuk perawatan.
Untuk menutupi biaya rumah sakit, teman-teman korban sesama transgender perempuan atau transpuan menggalang dana lewat media sosial.
Beruntung ada pengurus RT yang baik hati mau menjadi jaminan selama Mira dirawat di rumah sakit.
"Jadi ada ibu RT yang mengurus ke rumah sakit," ucap ON.
Biaya perawatan Mira semuanya Rp 6 juta.
• Kenang Awal Pertemuannya dengan Sule, Raffi Ahmad Jujur Akui Ini: Gua Artis yang Gak Tahu Diri
"Akhirnya kita pikir rame-rame, sesama waria ini gimana caranya cari solusi," kata ON.
Setelah dana terkumpul, uang tersebut diserahkan ke pengurus RT tempat Mira tinggal untuk dibayarkan ke pihak rumah sakit.
Minggu (5/4/2020) siang Mira meninggal di RSUD Koja dengan kondisi luka lebam dan luka bakar.
Ia meninggal sebatangkara, tanpa dokumen kependudukan. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)