Emosi Habisi Nyawa Balitanya Karena Tak Mau Makan, Ibu di Muaraenim Ngaku Tak Sengaja Membunuh

"Saya menyesal seumur hidup saya menyebabkan anak saya meninggal," ucap LN menyesali perbuatannya, Senin (6/4/2020).

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Siti Nawiroh
sripoku.com/ardani
Emosi Habisi Nyawa Balitanya Karena Tak Mau Makan, Ibu di Muaraenim Ngaku Tak Sengaja Membunuh 

TRIBUNJAKARTA.COM, MUARAENIM - Tak bisa tahan emosi membuat seorang ibu di Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.

Bocah malang itu berinisial RN (3) sedangkan pelaku yang tak lain adalah ibu kandung korban berinisial LN (19).

"Saya menyesal seumur hidup saya menyebabkan anak saya meninggal," ucap LN menyesali perbuatannya dikutip dari Sripoku.com, Senin (6/4/2020).

Namun penyesalannya itu tak dapat membuat nyawa bocah berusia 3 tahun itu kembali.

Walaupun mengaku tak berniat membunuh sang anak, LN harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di ranah hukum.

Beri Kejutan Ultah Mama Rieta saat Pandemi Covid-19, Nagita Slavina Teriak-teriak di Depan Pintu

Peristiwa nahas itu terjadi tengah hari sekira seminggu lalu atau Jumat (25/3/2020) di rumahnya.

Pelaku mengaku saat itu anaknya baru saja bangun tidur dan meminta makan.

LN meminta anaknya mengambil sendiri makanan tersebut namun rupanya sang anak menolak.

Saat itu LN emosi hingga memukul dan mencubit kaki korban.

Alhasil, LN mengambilkan makanan untuk sang anak.

31 Ikannya Mati Massal Karena Ini, Irfan Hakim Putuskan Kuras Habis Akuarium Raksasa: Mendebarkan

LN lantas menyuapi sang anak makan namun tiba-tiba ia gelap mata saat sang anak tak mau makan.

Pelaku emosi sehingga memukul piring ke arah bahu bocah malang itu.

LN kaget melihat piring yang ia pukul pecah dan melukai anaknya.

Melihat anaknya berlumuran darah, LN panik dan sigap membawa anaknya ke bidan desa yang berjarak 500 meter dari rumahnya.

Raffi Ahmad Syuting 5-7 Program Sehari, Manajer Bongkar Penghasilan: Gak Mungkin Seepisode 10 Juta!

Ia berlari menggendong sang anak bertelanjang kaki sampai kakinya melepuh karena menginjak aspal.

Ketika diperiksa, bidan desa menyuruh sang ibu membawa korban ke Puskesmas Gunung Megang.

LN membawa anaknya ke Puskesmas Gunung Megang, ketiika diperiksa mereka tak sanggung dan dirujuk ke RSU dr HM Rabain Muaraenim.

Baru sebentar dirawat, nyawa balita malang itu tak tertolong dan meninggal dunia.

Sesak Nafas Jadi Tanda Bahaya Covid-19, Dokter Ungkap Gejala Sebelum Terjadinya Kesulitan Bernafas

"Saya tak menyangka dan tak sengaja akan seperti itu,"

"Mana ada ibu mau membunuh anaknya. Anak saya sudah meninggal dan saya masuk penjara," sesal pelaku terisak.

Akhirnya pelaku dilaporkan oleh mertua atau nenek korban ke polisi.

Kepada petugas penyidik Polres Muaraenim, pelaku mengakui perbuataannya hanya karena emosi sesaat.

"Sebenarnya tak ada niat membunuh, saya sangat menyanyangi anak saya. Saya yang melahirkannya, mana mungkin saya mau bunuhnya,"

Ilustrasi pembunuhan
Ilustrasi pembunuhan (TRIBUNMEDAN)

"Kalau emang saya mau membunuhnya, mungkin sebelum dia lahir aja," kata perempuan berusia 19 tahun ini.

Ia mengungkap rasa sayangnya kepada sang anak, namun karena gelap mata ia akhirnya membunuh sang anak.

"Saya ibunya, saya sangat menyayanginya, itu cuma karena kesal saja,"

Pelaku mengaku tak kencang memukul sang anak, namun piring yang dipakai pelaku tipis sehingga langsung pecah.

"Saya menyesal, mbak," tuturnya.

Wali Kota Bekasi Belum Terapkan Kebijakan PSBB di Wilayahnya

Saat melihat sang anak terkapar berlumur darah, pelaku mengaku syok.

Ia mengaku dibantu kerabatnya saat membawa korban ke bidan.

"Anak saya, saya gendong dan bawa lari ke bidan desa. Pakai sendalpun saya tak sempat hingga telapak kaki melepuh karena aspal panas,"

Seorang ibu di Muaraenim tengah menjalani pemeriksaan lantaran diduga sudah menyebabkan anaknya tewas
Seorang ibu di Muaraenim tengah menjalani pemeriksaan lantaran diduga sudah menyebabkan anaknya tewas (sripoku.com/ardani)

"Saya panik melihat darah terus mengucur," kata pelaku.

Ia pun tak menyangka jika peristiwa tersebut berujung pada kematian pada anak korban.

"Saya berusaha agar anak saya bisa diselamatkan, tapi setelah sampai di rumah sakit dia meninggal," pungkasnya.

Di lain pihak Kapolres Muaraenim, AKBP Donni Eka Saputra, melalui Kasat Reskrim, AKP Dwi Satya Arian membenarkan adanya kejadian tersebut.

PKS Cium Kejanggalan Dalam Pemilihan Wagub DKI

"Tersangka sudah kita amankan guna pemeriksaan lebih lanjut,"katanya.

Ditambahkan terkait peristiwa tersebut lanjutnya pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa 1 buah pecahan piring beling bening,1 lembar celana dalam, 1 bantal yang belumur darah.

Atas perbuatannya tersangka akan dikenakan pasal 80 ayat 3 UU RI No.35 tahun 2014 atas perubahan UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

(Tribunjakarta/sripoku)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved