Antisipasi Virus Corona di DKI
Operasi Senyap Anies sebelum Corona Mewabah di Jakarta, Briefing Rumah Sakit soal Pneumonia Wuhan
Operasi senyap dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jauh sebelum virus corona atau Covid-19 mewabah di Jakarta.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Operasi senyap dilakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jauh sebelum virus corona atau Covid-19 mewabah di Jakarta.
Berdasar data sampai 14 April 2020, Jakarta masih menjadi episentrum penyebaran virus asal Provinsi Wuhan China.
Jumlah positif Covid-19 nasional 4.839 kasus dan di Jakarta separuhnya, yakni 2.447 kasus, 246 meninggal, 613 isolasi mandiri, 1.424 dirawat, 164 sembuh.
Sejak Januari, Anies sudah bergerak untuk mengantisipasi sejak virus sangat berbahaya dan mematikan itu pertama kali menginfeksi warga Wuhan
Ia segera menginstruksikan jajarannya, khususnya Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk mewaspadai wabah penyakit mematikan tersebut.
• Vicky Prasetyo Ungkap Cerita Andhika Kangen Band, Luna Maya Tak Percaya: Pantesan Setiap Ketemu Diem
Dirinya memberinya kode virus tersebut dengan nama Pneumonia Wuhan.
Hal tersebut diungkapkan Anies dalam wawancara eksklusif dengan Warta Kota lewat video conference pada Selasa (14/4/2020).
Ia membeberkan upaya pengawasan virus corona di Jakarta sejak awal tahun.
Dirinya membentuk tim pengawasan orang aing yang diberinya nama Tim Pora.
Tim tersebut terdiri dari sejumlah elemen, termasuk Imigrasi di dalamnya.
"Sejak Januari, kami di Jakarta, saya paling tidak dengan tim memonitir terus apa yang terjadi dengan Covid itu di ruangan ini, di ruangan tempat kita video conference ini," ungkap Anies.
"Saya panggil Tim Pora waktu itu. Tim Pora adalah Tim Pengawasan Orang Asing, termasuk imigrasi dan lain-lainnya," tambahnya.
Sesuai fungsinya, Tim Pora bertugas memantau pergerakan orang asing atau warga Indonesia yang berasal dari Wuhan, China dalam jangka waktu dekat.
• Wajah Sedih Airin dan Suaranya Berat Ditelepon Korban Corona: Yakinlah Keajaiban Allah itu Ada
Anies menegaskan membutuhkan data orang-orang tersebut untuk segera dilakukan karantina..
"Saya tanya, 'di mana saja orang yang dari Tiongkok yang ada di Jakarta?' 'Siapa saja yang baru datang dari Tiongkok?'" Saya perlu datanya, kita perlu tahan," ungkap Anies.