Antisipasi Virus Corona di DKI

Politikus PSI Tawarkan Dua Opsi Terkait Operasional KRL Commuterline Selama PSBB

Politikus muda PSI William Aditya Sarana merekomendasikan agar operasinal KRL Commuterline tetap berjalan dengan menambah jumlah perjalanan.

TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Sejumlah personel TNI pun mengedukasi penumpang KRL di stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wacana penghentian operasional KRL Commuterline di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodetabek hangat diperbincangkan.

Politikus muda PSI William Aditya Sarana turut buka suara terkait wacana tersebut.

Ia merekomendasikan agar operasional KRL Commuterline tetap berjalan normal dengan menambah jumlah perjalananan kereta.

Tujuannya, agar tak ada penumpukan penumpang di stasiun dan pengguna bisa tetap menjaga jarak ketika berada di dalam rangkaian gerbong KRL.

"(KRL) tetap berjalan dengan jumlah perjalanan yang banyak agar tidak ada penumpukan penumpang di stasiun dan para penumpang tidak berdesakan di gerbong," ucap Aditya, Jumat (17/4/2020).

Ogah Dibubarkan, Remaja Nongkrong Lempar Konblok ke Tim Rajawali Polres Metro Jakarta Timur

Jika pihak PT KCI sebagai operator KRL Commuterline ingin mengurangi jumlah perjalanan, hal tersebut harus secara bertahap.

Pengurangan sebaiknya dilakukan saat jumlah penumpang menurun drastis, bukan mengurangi perjalanan KRL demi mengurangi penumpang.

"Jadi, pembatasan perjalanan itu dilakukan setelah berhasil mengurangi penumpang," ujarnya.

Anggota DPRD DKI ini mengatakan, pemerintah ataupun PT KCI bisa meniru langkah Singapura.

Saat dilanda pandemi virus corona atau Covid-19, Singapura sangat efektif meski moda transportasi umumnya beroperasi normal.

Hal ini bisa terjadi lantaran jumlah penumpang berkurang drastis karena pemerintah mewajibkan perkantoran tutup dan memaksa warga tetap berada di rumah.

Selain itu, pemerintah setempat juga memberikan insentif bagi warganya yang taat menjalani aturan tersebut.

"Hasilnya, transportasi umum bisa berjalan dengan menerapkan protokol wabah Covid," kata William.

Kucing Kesayangan Dijual Santi ke Nagita Slavina Rp 55 Juta, Denny Cagur Syok: Bukan Segitu Harganya

Bila nantinya KRL benar-benar diberhentikan sementara opersionalnya, ia pun meminta pemerintah menyiapkan angkutan alternatif.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved