Sisi Lain Metropolitan
Curhat Hendra Penjual Jaket di KRL yang Viral di Medsos: Ditinggal Istri Besarkan Anak Seorang Diri
Sadar fisiknya tak normal akibat kecelakaan dan kesulitan berjalan, Hendra hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian sang istri.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, BOGOR BARAT - Viral di media sosial, Hendra Yansah (43) hidupi anaknya seorang diri dari hasil menjual jaket.
Hendra, sapaan akrabnya merupakan bapak satu anak yang tinggal di Cilubang RT 2/3, Bogor Barat, Jawa Barat.
Terhitung, sudah empat tahun lamanya ia berjuang seorang diri merawat anak semata wayangnya, Raka (9).
Sejak Raka berusia 5 tahun, istrinya pergi meninggalkan mereka berdua tanpa alasan yang pasti.

"Saya mau pergi, saya sakit hati sama kamu," ucap istri Hendra kala itu masing terngiang jelas diingatnya.
Sadar fisiknya tak normal akibat kecelakaan dan kesulitan berjalan, Hendra hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian sang istri.
"Saya cuma jawab silakan. Saya bilang saya enggak ngusir kamu kok. Saya juga enggak ceraikan kamu," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (21/4/2020).
Kendati demikian, keikhlasan Hendra berawal dari ia yang sudah mengetahui adanya orang ketiga dalam rumah tangganya.
Selama sebulan pasca kembali dari kampung, sikap istrinya berubah 360 derajat.
"Intinya saya sudah tahu bawa ada pihak ketiga. Sebab sepulang dari kampung sikap dia ke saya dan Raka beda. Dia ke saya sama Raka sudah kayak musuh. Sudah kurang respect gitu lah. Makanya pas dia pergi saya jawab seperti tadi," ungkapnya.
Selepas kepergian sang istri, Hendra mengaku hal itu menjadi titik berat dalam hidupnya.
Tubuhnya berubah menjadi kurus dan ia sempat terlilit utang.
"Badan saya sempat kurus. Selepas istri saya pergi, saya mikir nitipin Raka ke siapa kalau kerja. Sebab kan saya kerja jualan jaket keliling. Alhamdulillahnya saudara saya mau merawat Raka selama saya jualan," jelasnya.
Meski demikian, Hendra masih memberikan kabar anaknya kepada istrinya.
Tiap kali Raka sakit, Hendra selalu memberikan kabar kepada istrinya. Entah dibalas atau tidak, Hendra hanya ingin sang istri mengetahui tumbuh kembang Raka.
Sayangnya, maksud baik darinya tak diterima dengan baik oleh sang istri. Klimaksnya kata-kata menyayat hati keluar dari sang istri.
"Hidup dan mati Raka, saya enggak mau tahu lagi,"
"Nanti kalau sudah pisah saya enggak akan kasih apa-apa lagi buat Raka," ucap istrinya saat itu.
"Dari situ saya putuskan untuk tak berikan kabar. Sebab kalau masih berikan kabar saya yang sakit karena dia juga enggak mau tahu. Alhamdulillahnya Allah kasih saya petunjuk dari sebelum istri saya pergi. Saya mimpi kalau istri saya pergi dari rumah dan ternyata kejadian," jelasnya.
Akhirnya, sejak saat itu, ia menutup rapat semua kenangan bersama istrinya dan fokus pada tumbuh kembang Raka.
Setiap hari ia selalu berangkat dari rumah dan berjualan menggunakan Commuter Line jurusan Bogor-Jakarta Kota.
"Saya tetap jualan jaket untuk nafkahi Raka. Saya selalu berjualan di kereta. Namun karena enggak boleh, saya jualan di stasiun," katanya.
"Setiap pagi sudah berangkat dengan tongkat dan tas ransel ini. Saya jajakan jaket yang memang saya ambil di orang untuk kehidupan saya sama Raka," lanjutnya.
Dalam satu hari, biasanya 7-9 jaket pasti terjual dan Hendra hanya mengambil keuntungan sekira Rp 15 ribu perjaketnya.
"Rumah saya jauh dari jalan raya. Makanya sehari itu ongkos PP plus makan Rp 60 ribu. Makanya saya ambil untung maksimal Rp 15 ribu aja perjaketnya. Alhamdulillah 7 jaket pasti laku, kalau ramai bisa 9 jaket," jelasnya.
Beralih ke online
Seperti diketahui, sejak wabah Covid-19, sejumlah penjagaan pada layanan publik mulai diperketat.
Satu diantaranya di stasiun. Adanya pengecekan suhu tubuh selalu menjadi momok yang menakutkan bagi Hendra.
Pasalnya, ia takut begitu dicek, suhunya tak stabil.
"Sejak ada pengecekan suhu saya sudah di rumah aja. Sebab namanya orang jalan jauh, saya takut pas lagi dicek suhu saya enggak sesuai. Nanti yang ada malah buat khawatir," katanya.
Saat ini, Hendra hanya mengandalkan penghasilannya dari menjual jaket secara online.
Bukan di market place melainkan di medsos pribadinya, yakni di Instagram @kidzraka.
"Ya sekarang cuma ngarepin pendapatan dari online aja. Kadang sehari suka ada yang beli ada yang enggak," katanya.
"Tapi alhamdulillahnya, banyak yang kasih saya bayaran lebih pas pesan jaket. Jadi buat makan sehari-hari bisa dari situ," tandasnya.
Saat ini, Hendra tak berharap apapun.
Ia hanya menginginkan Raka bangga terhadap dirinya.
"Saya cuma pengin Raka bangga. Bahwa saya kondisi fisiknya yang jalannya pincang dan kalau bicara mulutnya miring tetap usaha berjualan tanpa mengemis belas kasih orang lain," ujarnya.