Ramadan 2020
Bolehkah Memakai Inhaler untuk Obati Asma Kambuh Saat Puasa? Begini Kata Buya Yahya
Bagaimana hukum menggunakan inhaer untuk mengobati asma yang kambuh saat berpuasa?
Penulis: Muji Lestari | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bagaimana hukum menggunakan inhaer untuk mengobati asma yang kambuh saat berpuasa?
Sebagai umat muslim, menjadi kewajiban untuk menjalankan puasa di bulan Ramadan.
Bulan Ramadan yang sudah di depan mata membuat umat muslim mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut datangnya bulan suci.
Mulai dari menjaga kesehatan agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan maksimal.
Lantas bagaimana dengan penyakit asma yang kerap kambuh tanpa bisa diprediksi?
Melansir tayangan YouTube Al-Bahjah TV (23/4/2020), Buya Yahya menjelaskan soal perkara tersebut.
Pembahasan itu muncul saat ada seseorang yang hadir dalam tausiah Buya Yahya bertanya.
"Bolehkah saat berpuasa memakai obat semprot (ihaler) untuk asma? Apakah puasa saya batal jika memakai obat tersebut?" ujar seorang penanya.
Ditanya begitu, Buya Yahya pun menjelasan secara rinci soal boleh tidaknya menggunakan ihaler untuk pereda asma kambuh kala berpuasa.
• Ini Link Live Streaming Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadan 1441 H, dan Daftar Lokasi Pemantauan Hilal
Menurut Buya Yahya, ihaler yang disemprotkan ke mulut itu tidak hanya berupa angin saja.
Melainkan ada obat di dalamnya yang bisa meredakan asma tersebut.
"Semprot yang dimasukan/disemprotkan ke mulut itu bukan sekedar angin saja,"
"Kalau sekeddar angin saja tidak akan mengurangi asma," ujar Buya.
"Berarti bersama sesuatu yang dihembus/disemprot ada sesuatu yaitu obatnya, dan itu melalui mulut," lanjutnya.
Maka apabila menyemprotkan inhaler yang terdapat obat khusus di dalamnya, menurut Buya Yahya itu dapat membatalkan puasa.
"Maka menyemprotkan itu adalah membatalkan puasa," kata Buya Yahya.
Buya Yahya mengungkapkan, bagi orang yag sakit ada keringanan yang diberikan Allah SWT.
"Anda yang lagi sakit ndak usah khawatir, Allah maha kasih." ucapnya.
Buya mengatakan apabila orang tersebut sedang berpuasa dan ternyata pada siang hari asmanya kambuh, dan ia menyemprotkan obat asma maka puasanya batal.
"Selagi asma anda memang tidak bisa pisah dari obat semprot tersebut, dan anda harus menyemprotkan di siang hari, maka semprotkan dan tidak berpuasalah anda," ujar Buya.
Buya Yahya mengatakan, bagi orang yang menderita penyakkit asma dan kerap kambuh saat berpuasa, maka orang itu diperbolehkan untuk tidak berpuasa, dan dianggap tidak berdosa.
• 8 Hal yang Membatalkan Puasa Ramadan, Apa Saja? Simak Ulasannya
"Dan anda tidak dosa, cukup dengan kerinduan anda, anda mendapat pahala yang banyak. Sama dengan orang berpuasa," kata Buya.
Maka orang-orang yang sedang sakit tersebut termasuk ke dalam golongan orang yang boleh tidak berpuasa.
"Jadi anda termasuk orang yang boleh membatalkan puasa, selagi anda memnag tidak bisa menahan tanpa semprotan (inhaler) sepanjang hari," terang Buya Yahya.
Namun Buya Yahya mengatakan, apabila orang tersebut ingin mencoba untuk tetap menjalankan ibadah puasa ramadan, maka diperbolehkan.
"Tapi anda bisa coba, barangkali asmanya tidak kambuh. Dicoba berpuasa,"
"Jika ternyata tidak bisa menahan, yasudah (berbuka)," kata Buya Yahya.

Lantas bagaimana cara membayar utang puasa ramadan bagi orang yang tak bisa berpuasa karena sakit?
Buya Yahya menjelaskan, apabila penyakit asma yang didap termasuk ke dalam penyakit yang bisa sembuh, maka tunggu sampai sembuh lalu bayarlah utang puasa terrsebut dengan qadha.
"Jika asma anda termasuk asma yang bisa sembuh, maka anda tidak perlu membayar apa pun,"
"Cukup anda menanti waktu sembuh, lalu anda qadha," terang Buya Yahya.
Namun jika penyakit asma tersebut tidak ada harapan untuk disemuhkan, maka tidak perlu mengqadha puasa tersebut.
"Tapi jika asma ini tidak ada harapan sembuh, makan anda tidak perlu mengqadhanya," kata Buya.
Sebagai gantinya, orang tersebut cukup memberikan zakat kepada fakir miskin.
• Patuhi Imbauan Beribadah dari Rumah, Berikut Lafal Niat Salat Tarawih di Rumah Selama Ramadan
"Cukup anda membayar satu hari diganti dengan satu mud (genggam),"
"Mud itu segenggam beras/gandum, antara 600-700 gram," terang Buya.
SIMAK VIDEONYA: