Penemuan Jasad Pria di Warung
Korban Tewas Penganiayaan dalam Warung di Pondok Ranggon Dikenal Tak Punya Musuh
Warga RW 04 Kelurahan Pondok Ranggon yang mengenal Hendrik tak menyangka korban tewas karena jadi korban penganiayaan.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Penemuan jasad Hendrik Muhammad (45) dalam satu warung area TPU Pondok Ranggon pada Selasa (21/4/2020) pukul 07.00 WIB menimbulkan pertanyaan.
Warga RW 04 Kelurahan Pondok Ranggon yang mengenal Hendrik tak menyangka korban tewas karena jadi korban penganiayaan.
Emma (24), warga setempat mengatakan Hendrik bukan termasuk sosok yang bermasalah selama tinggal di wilayah Pondok Ranggon.
"Orangnya biasa saja, jarang ngobrol tapi enggak sombong. Kalau ketemu ya sekedar ngobrol sedikit saja, tapi dia enggak punya musuh sih," kata Emma di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (23/4/2020).
Hingga Selasa (21/4/2020) malam saat Hendrik terakhir terlihat, pria yang masih tercatat warga Pondok Ranggon itu beraktivitas seperti biasa.
Meski memiliki rumah, Hendrik memang lebih sering bermalam di warung tempatnya ditemukan tewas dalam keadaan tanpa baju.
"Dia punya rumah, tapi lebih sering tidur di warung. Warung ini juga sudah dua bulan enggak buka, jadi memang kondisinya sepi banget," ujarnya.
Risma (56), warga lainnya juga mengaku heran saat melihat jasad Hendrik yang saat ditemukan pada bagian lehernya terdapat luka.
Selain tak memiliki musuh, menurutnya secara ekonomi Hendrik bukan orang berkecukupan sehingga warga bingung motif pelaku menganiaya.
"Makanya warga heran kalau dibunuh. Saya enggak tahu sih dibunuh atau enggak, tapi memang katanya di leher ada luka. Polisi juga sempat nyari pisau gitu di lokasi," tutur Risma.
TribunJakarta.com telah berupaya mengonfirmasi sebab kematian Hendrik kepada Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Arie Ardian Rishadi.
Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo, dan Kapolsek Cipayung Kompol Tatik Suhartatik.
Namun hingga berita upaya konfirmasi yang dilakukan terhadap Arie, Hery, dan Tatik urung membuahkan hasil.
Kepastian Hendrik jadi korban penganiayaan berdasarkan keterangan Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry.
"Ada luka penganiayaan di beberapa bagian tubuh. Untuk detailnya silakan konfirmasi ke penyidik, karena ini ranah penyidik," kata Hastry.
