Antisipasi Virus Corona di DKI
Sebelum Larangan Mudik, Ribuan Orang Sudah Mudik Gunakan Bus
Keberangkatan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang dan Kampung Rambutan sebelum larangan mudik berlaku hari ini sempat melonjak.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Keberangkatan penumpang di Terminal Terpadu Pulo Gebang dan Kampung Rambutan sebelum larangan mudik berlaku hari ini sempat melonjak.
Bila sebelum pemerintah mengumumkan larangan mudik keberangkatan di Terminal Kampung Rambutan berkisar 700 penumpang.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Made Joni mengatakan pada Kamis (23/4/2020) lalu keberangkatan penumpang melonjak hingga nyaris 2.000.
"Hari Kamis (23/4) sebelum larangan mudik efektif kemarin tercatat sekitar 1.600 keberangkatan penumpang. Jumlahnya naik dibanding hari Rabu (22/4) yang tercatat 798 penumpang," kata Made di Terminal Kampung Rambutan, Jumat (24/4/2020).
Meski melonjak jumlah 1.600 penumpang tersebut sudah menurun dibanding keberangkatan normal yang berkisar 3.000 penumpang.
Pun bila dibanding jumlah keberangkatan saat awal bulan Ramadan di tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 5.000 penumpang.
"Memang ada peningkatan, tapi jumlahnya tetap menurun. Untuk rute keberangkatan mayoritas hari Kamis kemarin tujuannya Jawa Barat," ujarnya.
• Masih Banyak Waga yang Beraktifitas di Luar Rumah, Wali Kota Bekasi Sebut PSBB Belum Maksimal
• Bunuh Teman Kencan Usai Bercinta, Pelaku Kesal Ucapan Korban: Kalau Tak Punya Uang Jangan Booking
Lonjakan keberangkatan penumpang sebelum larangan mudik yang diatur Permnehub Nomor 25 Tahun 2020 juga terjadi di Terminal Pulo Gebang.
Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Bernard Pasaribu menuturkan selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) keberangkatan berkisar 400 penumpang.
"Setelah statement pak Presiden memang ada peningkatan. Di hari Kamis (23/4) sekitar 800, dan kemarin hari terakhir melonjak dua kali lipat, kurang lebih 1.996 penumpang," tutur Bernard.
Para pemudik beralasan pemasukannya terus menurun sementara biaya hidup di Ibu Kota lebih tinggi ketimbang di kampung halamannya.
Mereka didominasi pekerja sektor informal seperti pedagang keliling, tukang ojek, dan buruh harian lepas yang tak punya penghasilan tetap.
"Untuk tujuan keberangkatan penumpang hari Kamis kemarin mayoritas tujuannya ke Jawa Tengah, dan Jawa Timur," lanjut dia.