Antisipasi Virus Corona di Tangsel

Terdampak Pandemi Covid-19, 700 Lebih UMKM di Tangerang Selatan Berguguran Gulung Tikar

Ketua Komunitas UMKM di Tangsel yang bernama Tangsel Berkibar (TB), mengungkapakan, dari 1.400 UMKM anggotanya, 700 di antaranya gulung tikar.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Kerajinan Ungkluek (ilustrasi UMKM) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Sejumlah pakar ekonomi menyatakan bahwa Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) menjadi pembeda pada krisis ekonomi 1998 lalu dengan saat ini yang merupakan imbas pandemi virus corona atau Covid-19.

Jika pada krisis zaman Orde Baru lalu, UMKM tidak masif terdampak dan menjadi pemutar roda ekonomi dari bawah, kali ini sebagian besar UMKM mati kutu.

Hari ini, banyak UMKM setop beroperasi, hingga gulung tikar.

Tidak lain, imbauan di rumah saja, hingga daya beli masyarakat yang menurun menjadi faktor utama.

Setidaknya hal itu yang terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel), kota dengan jumlah kasus Covid-19 cukup besar dan sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Tasrudin, Ketua Komunitas UMKM di Tangsel yang bernama Tangsel Berkibar (TB), mengungkapakan, dari 1.400 UMKM anggotanya, 700 di antaranya gulung tikar.

Tasrudin mengatakan, mereka yang berhenti jualan, adalah para pengusaha makanan curah, seperti penjual makanan pinggir jalan (siomai, soto, baso dan lain-lain), penjual makanan di kantin ataupun katering.

"Ya 1.400, ya artinya 700 itu stop beroperasi, karena memang enggak ada yang beli. Kalau usaha seperti itu kan dijalani enggak ada yang beli juga percuma, kan basi. Lebih aman diberhentikan," ujar Tasrudin melalui sambungan telepon, Selasa (28/4/2020).

"Itu rata-rata semuanya gulung tikar, rata-rata semuanya berhenti produksi total," tambahnya.

Kondisi PSBB yang membuat sejumlah instansi menutup operasionalnya, hingga pembatasan jam buka saat Ramadan, membuat para pengusaha makanan kantin kehabisan langkah.

"Yang curah, yang punya resto, yang kantin itu yang perlu sekarang digarisbawahi, orang-orang itu yang sekarang stuck," jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved