Sisi Lain Metropolitan

Cerita Fadli, Berawal Iseng Hingga Fokus Bantu Pengobatan Anak dan Lansia Melalui Respek Peduli

Fadli merupakan warga Lampung sekaligus founder Respek Peduli yang sejak dulu tergerak untuk melakukan kegiatan sosial.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Fadli, Founder Respek Peduli saat membantu sesama 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Berawal dari iseng, Anggi Fadli Fani (34) bantu masyarakat yang butuh pengobatan hingga kini.

Fadli merupakan warga Lampung sekaligus founder Respek Peduli yang sejak dulu tergerak untuk melakukan kegiatan sosial.

Meskipun ia dicap sebagai anak yang 'badung alias bandel', Fadli selalu menyisihkan sebagian penghasilannya dari bekerja lepas untuk membantu sesama.

Untuk aksi pertamanya, ia memulai dari membantu sesama yang terdampak bencana di tahun 2016.

"Jadi dulu tuh saya suka mabuk gitu, tapi gerak sosial jalan. Memang suka aja. Awalnya tiap lakukan gerakan pakai dana pribadi. Kemudian banyak teman yang tahu dan ikut menyisihkan rezekinya juga," jelasnya kepada TribunJakarta.com, Senin (11/5/2020).

Niat baiknya pun berlanjut dan mendapatkan dukungan serta kucuran dana dari sejumlah rekannya.

Hingga akhirnya pada tanggal 19 November 2016, Fadli mendapatkan saran dari salah satu rekannya untuk membentuk suatu wadah.

"Bang gimana kalau bikin bendera lain?," tawar temannya saat itu.

"Akhirnya di situ muncullah ide 'Respek' atau Relawan Sosial Peduli Kemanusiaan. Jadi sejak saat itu, aksi kita selalu dinamakan Respek Peduli," jelasnya.

Semakin gencar membantu sesama, pada April 2017 Fadli bersama rekan lainnya memutuskan untuk membuka donasi secara umum.

Tujuannya untuk lebih banyak membantu orang, karena selama ini dana mereka bisa dibilang terbatas.

Bersambut baik, donasi yang masuk terbilang banyak saat itu. Sehingga, Fadli membantu lansia yang masih bekerja dari uang tersebut.

Sampai, muncul wacana untuk melakukan inovasi agar donasi tersebut tepat guna.

"Saya merasa kok gini-gini aja ya. Sebab, dulu itu apa yang kita lihat memprihatinkan pasti dibantu tanpa survei lebih dulu. Akhirnya di situ berpikir gimana uang donasi ini tepat guna, sebab kan ini amanah," ungkapnya.

Sebulan kemudian, pada Mei 2017, Respek Peduli menetepakan sistem menjadi pendamping kesehatan, atau dalam kata lain Fadli dan rekan lainnya bergerak untuk membantu sesama dalam ranah kesehatan.

Keputusan ini diambil setelah melihat kondisi saat ini, di mana banyak pengobatan pasien dengan penyakit cukup serius terhalang oleh biaya maupun akomodasi yang berujung kepasrahan.

"Jadi kita melakukan pendampingan pada lansia dan anak-anak. Sebab beberapa dari mereka memiliki BPJS tapi terkendala biaya operasional menuju RS sehingga lebih pilih berhenti pengobatan saja atau pihak keluarga tak mengerti birokrasi di Raa seperti apa. Kita (Respek Peduli) akhirnya fokus membantu di situ hingga saat ini," jelasnya.

Fokus pada pendampingan sosial diakui Fadli menjadi hal yang memiliki kesulitan sendiri. Pasalnya, ia harus selalu memastikan bila keuangan Respek Peduli selalu cukup.

Hal ini lantaran pendampingan pasien berhubungan pada nyawa seseorang. Sehingga, bila tak cepat ditangani pengobatannya atau terlambat, nyawa menjadi taruhannya.

"Untuk itu, melalui medsos maupun youtube Fadli Respek kita beritahukan kegiatan kita seperti apa dan turut memberikan informasi perihal donasi. Sehingga bagi yang ingin menyisihkan rezekinya dapat mengirimkan ke Rekening BCA 4060851366 a/n Anggi Fadli Fani," katanya.

Miliki rumah singgah

Seiring perjalanan waktu, di tahun 2018 pihak Respek Peduli mendapatkan kabar gembira, di mana satu diantara donaturnya, Ayu Widiyaningsum mendukung mereka untuk membangun rumah singgah.

Rumah singgah ini menjadi tempat untuk pasien anak-anak selama pengobatan, yang di mana sejumlah pasiennya berasal dari daerah.

Selain itu, keberadaan rumah singgah juga diperlukan untuk memudahkan memantau pasien.

Terhitung saat ini, rumah singgah Respek Peduli sudah ada di Lampung dan Jakarta Utara.

"Jadi katanya dia (Ayu) ini waktu umrah terlintas Respek Peduli. Akhirnya dia kasih anggaran Rp 150 juta dan kita alokasikan untuk rumah singgah yang di mana biaya sewa pertahunnya kita lanjutkan sendiri," katanya.

Sementara untuk pasien di luar anak-anak akan disewakan kosan atau rumah lain untuk singgah sementara.

Harapan

Masih bergerak untuk membantu pengobatan, Respek Peduli tentunya memiliki impian lainnya.

Usai memiliki rumah singgah, Founder Respek Peduli berencana untuk memiliki panti jompo.

Hal ini berlatar belakang dari pengalaman selama menangani pasien jompo. Di mana Fadli dan rekan lainnya merasakan kesulitan untuk evakuasi pasien lansia.

"Sejauh ini panti jompo memang masih sangat jarang. Sebab lebih banyak panti yang menerima orang-orang yang masih produktif. Sehingga harapan kami selanjutnya dapat mendirikan panti jompo," ujar Fadli.

Selain itu, Respek Peduli juga berharap semakin banyak donatur yang percaya kepada mereka. Kemudian berlanjut menularkan virus kebaikan ke orang sekitar.

Sebab ke depannya mereka berencana mendirikan sanggar kreatif serta Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Saya berharap juga ke depannya yang menjadi trending justru hal baik dan bukan hal yang salah. Sehingga semakin banyak orang yang menularkan virus kebaikan," katanya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved