Tontowi Ahmad Pensiun dari Bulu Tangkis: Awalnya Diragukan karena Kaki Lemah, Ini Segudang Gelarnya
Tontowi Ahmad bahkan mulanya tidak begitu memiliki kekuatan kaki atau footwork yang ideal sebagaimana mestinya
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM- Pebulu tangkis ganda campura Indonesia, Tontowi Ahmad menyatakan pensiun.
Kabar Tontowi Ahmad pensiun disampaikan langsung olehnya melalui akun Instagram pribadinya pada Senin (18/5/2020) pagi WIB.
Di dunia bulu tangkis, nama Tontowi Ahmad Sangat harum. Dia adalah atlet bulu tangkis yang meraih semua gelar di berbagai ajang bulu tangkis.
BWF World Tour, hattrick All England, juara dunia hingga puncaknya di medali emas Olimpiade 2016. Simak selengkapnya
1. Tontowi Ahmad Pensiun
Tontowi ata akrab disapa Owi itu menyusul rekannya yang tahun lalu pensiun, Liliyana Natsir.
"Ini saatnya mengucapkan selamat tinggal untuk sesuatu yang saya tekuni lebih dari setengah hidup saya, yang membuat hidupku menjadi lebih berwarna," tulis Tontowi Ahmad.
"Ada susah dan senangnya, tetapi saya bangga dengan apa yang sudah dicapai, di mana saya bisa meraih puncak prestasi yang diharapkan."
"Memang saya mengharapkan bisa mengakhiri ini di puncak podium, tetapi inilah hidup. Tidak selalu apa yang kita inginkan bisa tercapai."
Dalam unggahannya, Tontowi Ahmad juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung kariernya di arena bulu tangkis.
"Saya juga mau berterima kasih untuk semua yang sudah mendukung karier bulu tangkis saya selama ini. Sekarang waktunya saya melanjutkan hidup untuk meraih kesuksesan di bidang lain," begitu pernyataan Tontowi Ahmad.
2. Cerita Richard Mainaky yang Diragukan Bisa Bikin Tontowi Ahmad Jadi Pebulu Tangkis Dunia
Kepala pelatih ganda campuran PBSI, Richard Mainaky, menceritakan awal mula melatih Tontowi Ahmad.
Tontowi Ahmad tidak serta-merta jago beradu kok di lapangan bulu tangkis.
Tontowi Ahmad bahkan mulanya tidak begitu memiliki kekuatan kaki atau footwork yang ideal sebagaimana mestinya seorang atlet bulu tangkis.
Hal itu diungkapkan oleh kepala pelatih ganda campuran, Richard Mainaky.
Dikutip TribunJakarta.com dari Kompas.com, Richard Mainaky mengatakan bahkan sampai diragukan saat memutuskan mendatangkan Tontowi ke pelatnas pada tahun 2007.
"Dia itu kelemahannya hanya satu, yaitu kekuatan kakinya. Saat saya datangkan dia pertama kali, kakinya sangat lemah," kata Richard Mainaky saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/5/2020).
"Waktu itu orang-orang nanya apa mata saya tidak salah lihat bawa Owi (sapaan akrab Tontowi) ke pelatnas. Namun, saya punya keyakinan bahwa pilihan saya tidak salah," katanya.
Menurut Richard, kala itu dia melihat Tontowi memiliki potensi untuk menjadi pemain hebat pada masa depan.
Richard menyoroti bagaimana kemampuan smes dan bola-bola atas Tontowi Ahmad yang berkharisma dan menakutkan.
Meskipun sempat diragukan, Richard mengaku sama sekali tidak menyerah membentuk Tontowi Ahmad menjadi pemain dunia, apalagi setelah melihat kemauan sang pemain setiap latihan.
"Dia punya potensi. Bola-bola atasnya berkharisma dan menakutkan. Dia tahu itu kelemahannya, Owi selalu maksimal saat berlatih kekuatan kakinya," tutur eks pebulu tangkis nasional ini.
"Dia punya kemauan dan sangat antusias setiap berlatih. Apa pun yang saya kasih ke dia dilahap tuntas. Itu yang membuat saya tidak menyerah melatih kekuatan kaki dia," ujar Richard.
Sementara itu, Richard Mainaky sudah mendapat kabar langsung dari Tontowi Ahmad terkait keputusan pensiun sang pemain.
"Ya dia sudah punya plan lama itu kan. Tadi pagi dia sampaikan via WhatsApp kalau sudah kirim surat pensiun ke PBSI," ucap Richard.
"Lalu kami chatting. Saya beri dia dukungan semoga dia mendapat kesuksesan seperti apa yang dia raih di bulu tangkis," tuturnya.
3. Segudang prestasi
Indonesia Masters 2020 menjadi turnamen terakhir Tontowi Ahmad yang kala itu dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.
Pria kelahiran Banyumas 1987 itu mengawali karier profesionalnya dengan bergabung ke PB Djarum Kudus pada 2005.
Melansir BWF, Indonesia Open 2006 menjadi turnamen internasional pertama bagi Tontowi Ahmad. Kala itu, dia berpasangan dengan Richi Puspita Dili.
Sejak saat itu, Tontowi "wara-wiri" di turnamen level internasional sebagai spesialis ganda campuran dengan beberapa tandemnya.
Namanya semakin mentereng saat mulai dipasangkan dengan Liliyana Natsir pada 2010.
Setahun sejak dipasangkan, keduanya sukses meraih medali emas SEA Games 2011.
Gelar-gelar superseries (sekarang BWF World Tour) pun perlahan-lahan dikumpulkan oleh keduanya sehingga mereka memastikan diri bergabung dalam peta persaingan ganda campuran dunia.
Tontowi Ahmad terus menorehkan sejarah seusai menjuarai turnamen bergengsi All England sebanyak tiga kali secara beruntun dari 2012 hingga 2014.
Pada tahun 2012, Tontowi melakoni debutnya di Olimpiade London. Sayangnya, Tontowi/Liliyana gagal mengamankan gelar juara setelah kalah dari pasangan China, Xu Chen/Ma Jin, di semifinal.
Tontowi juga kalah dalam perebutan podium ketiga. Alhasil, Tontowi/Liliyana juga harus merelakan medali perunggu.
Tujuh bulan kemudian, tepatnya pada 11 Maret 2013, kegagalan di pesta olahraga dunia itu langsung dibayar tuntas dengan menjuarai All England.
Tak hanya sukses mempertahankan gelar juara All England, pada Agustus 2013, Tontowi juga berhasil mengangkat trofi juara dunia pertamanya.
Pada 2014, Tontowi Ahmad bersama Liliyana Natsir sukses mencetak hattrick juara All England.
Puncak prestasi Tontowi terjadi kala ia meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Liliyana Natsir.
Medali emas Rio 2016 bukanlah akhir dari prestasinya. Tontowi masih haus gelar juara. Dia membuktikannya dengan menjadi juara dunia untuk kali kedua pada 2017.
Pada 2019, Tontowi Ahmad tak lagi berpasangan dengan Liliyana Natsir. Sebab, Liliyana Natsir memutuskan pensiun lebih dulu tepat setelah pertandingan final Indonesia Masters 2019.
Setelahnya, Tontowi Ahmad sempat dipasangkan oleh Winny Oktavina Kandow dan Apriyani Rahayu sebelum akhirnya resmi gantung raket.
Berikut daftar gelar juara Tontowi Ahmad yang dihimpun Kompas.com dari BWF:
Bersama Yulianti
2007: Indonesia International Challenge
2008: Vietnam Open
Bersama Shendy Puspa Irawati
2008: Vietnam Open
Bersama Richi Puspita Dili
2009: Vietnam International Challenge
• BREAKING NEWS Beredar Daging Sapi Dicampur Daging Babi di Pasar Bengkok Tangerang
• Kecamatan Bekasi Timur Bentuk Tim Penindak Sanksi PSBB
• Berkerumun, Puluhan Satpol PP Tertibkan PKL di Pasar Tanah Abang, Begini Suasananya
Bersama Liliyana Natsir:
2010: Macau Open, Indonesia Masters.
2011: India Open, Malaysia Masters, Singapore Open, Macau Open, SEA Games.
2012: All England, Swiss Open, India Open, Indonesia Masters, Macau Open.
2013: All England, India Open, Singapore Open, World Championship, China Open.
2014: All England, Singapore Open, French Open.
2015: Asia Championship, Indonesia Masters.
2016: Olimpiade Rio, China Open, Hong Kong Open.
2017: Indonesia Open, World Championship, French Open.
2018: Indonesia Open.
(Kompas.com)