Bajaj Tabrak Transjakarta

Sopir Transjakarta Akui Sempat Keluar Jalur sebelum Bus Dihantam Bajaj yang Melaju Cepat

Bus Transjakarta terlibat kecelakaan di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, sempat keluar jalur sebelum dihantam bajaj.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Daryono (41), sopir bajaj yang terlibat kecelakaan maut di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN - Bus Transjakarta terlibat kecelakaan di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, sempat keluar jalur sebelum dihantam bajaj.

Hal itu diakui Sukijo (45), sopir bus Transjakarta bernomor polisi B 7368 TGB yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

Awalnya bus Transjakarta yang dikemudikan Sukijo baru saja keluar dari shelter Ancol ke arah Jalan Gunung Sahari.

Sukijo mengaku mengemudikan bus tersebut agak keluar dari jalur yang seharusnya.

Tanpa disadari, ternyata ada bajaj yang melintas dari sebelah kanan bus, tepatnya dari jembatan Jalan Lodan Raya menuju ke arah Ancol.

"Saya agak keluar sedikit garis merah dan bajaj agak kencang dari arah Lodan," kata Sukijo di lokasi kejadian, Senin (25/5/2020) sore.

Berikut Jadwal Operasional Pelayanan BRI, BNI, Bank Mandiri dan BCA Selama Lebaran

Sejauh penglihatan Sukijo, bajaj tersebut cenderung kelebihan muatan.

Sukijo juga menilai seharusnya sopir bajaj tersebut menyadari bahwa di depannya ada jalur busway.

"Mungkin karena dia kaget lihat bus Transjakarta, dia banting setir ke kiri, tapi tidak mampu," terang Sukijo.

"Makanya langsung tabrak mobil saya, makanya posisi mobil saya kejadiannya di tengah," papar Sukijo.

Daryono (41), sopir bajaj B 1415 FZ yang juga terlibat dalam kecelakaan ini, mengungkapkan hal serupa.

Sebelum kecelakaan ia melihat bahwa bus Transjakarta yang dikemudikan Sukijo sempat keluar dari jalurnya.

"Kan posisi dari sana (Shelter Ancol). Sebetulnya yang ngeliat itu Busway. Kalo jalurnya bener, nggak mungkin ada kecelakaan," kata Daryono di lokasi.

Presiden Hingga Wali Kota Langgar Jam Malam saat Lockdown: Keenakan Nongkrong, Hingga Pura-pura Mati

Daryono mengakui dirinya sempat melaju dengan kecepatan maksimal dan berupaya mengerem.

Namun, ia berpendapat bahwa kecelakaan bisa terhindarkan apabila bus Transjakarta tersebut tetap melaju di jalurnya.

Kecelakaan terjadi antara Bus Transjakarta dengan bajaj di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020) pagi.
Kecelakaan terjadi antara Bus Transjakarta dengan bajaj di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020) pagi. (ISTIMEWA)

Apalagi, ketika bajaj menghantam badan bus, menurut Daryono sopir bus tersebut tidak berupaya menghentikan laju dengan cekatan.

"Kalo Transjakarta tertib enggak mungkin makan korban. Karena yang arah ke situ (masuk ke Shelter) masih kosong jadi saya berusaha berhenti di situ. Kalo dia ngikutin jalur merah mungkin selamat," ucap Daryono.

"Saya langsung ngambil ke kiri ternyata masih kepapas. Akhirnya kebalik. Bus-nya ngebalik ke sini."

"Penumpang jebol terus masih jalan aja (busnya) bukannya ngerem, (korban) kelindas," lanjutnya.

Perihal kelebihan muatan, Daryono memang mengakui dirinya membawa empat penumpang.

Ia membagi penumpangnya di kursi depan dan kursi belakang.

"Ada empat penumpang. Di depan dua, di belakang dua. Kita ngebagi rata penumpangnya. Karena kan ada PSBB kan enggak boleh ada tiga di belakang," imbuhnya.

H-2 Lebaran, TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur Masih Ramai Didatangi Peziarah Hingga Sore

Korban baru sebulan jadi sopir bajaj

Korban tewas dalam kecelakaan ini bernama Aji Sofyan (26).

Menurut Daryono, Aji adalah seorang teman dekat sekaligus rekan sesama sopir bajaj.

Korban baru sebulan belakangan beralih menjadi sopir bajaj setelah sebelumnya bekerja sebagai sopir taksi.

Sehari-harinya Daryono selalu bertemu untuk sekadar menyapa atau mengobrol bersama korban.

"Kalo yang meninggal itu sopir bajaj baru. Awalnya kan sopir taksi, karena ekonomi susah, dia pindah ke bajaj," kata Daryono.

Daryono menceritakan, kecelakaan berawal saat korban meminta dijemput untuk diantarkan ke rumahnya di daerah Pademangan.

Korban meminta dijemput bersama tiga orang lainnya.

Sebagai teman dekat, Daryono pun tidak meminta ongkos terhadap Aji dan ketiga temannya.

"Itu saya nggak minta ongkos. Karena temen, saya kasian dia minta dijemput. Karena kan lagi susah," kata dia.

Polisi olah TKP

Kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta nomor polisi B 7368 TGB dengan bajaj B 1415 FZ terjadi sekitar pukul 07.55 WIB.

Libur Lebaran 3 Hari, Pemain Seleksi Timnas U-19 Dapat Instruksi Khusus dari Shin Tae-yong

Setelah kejadian, Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya menggelar olah TKP pada Senin sore ini.

Olah TKP digelar untuk menggali lebih dalam terkait kecelakaan maut antara bajaj dan bus Transjakarta yang terjadi pagi tadi.

Pantauan di lokasi, proses olah TKP melibatkan anggota Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya beserta pihak-pihak yang terlibat kecelakaan.

Polisi menghadirkan sopir bajaj, Daryono (41), dan sopir bus Transjakarta, Sukijo (45).

Di lokasi, polisi memeriksa lebih lanjut keterangan kedua belah pihak serta memberi tanda pada titik-titik terjadinya kecelakaan hingga posisi akhir korban.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar mengatakan, hasil olah TKP akan dirilis dalam waktu dekat.

"Kita akan rilis kalo sudah olah TKP. Ini kan setelah kejadian perkara kan kita melakukan olah TKP," kata Fahri kepada wartawan.

Hasil olah TKP nantinya akan menentukan beberapa aspek penting dalam kecelakaan maut ini.

Salah satunya, kata Fahri, ialah titik tumbur atau key point di TKP kecelakaan.

"Untuk menentukan bagaimana key point dan sebagainya. Biarkan anggota kerja," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved