Antispasi Virus Corona di Tangsel

Tak Bisa Sembarangan, Ini Peraturan Kerabat yang Ziarah ke Makam Covid-19 Tangerang Selatan

TPU Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), yang ditetapkan menjadi pemakaman korban Covid-19 menerapkan sejumlah aturan.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (25/5/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Tradisi ziarah pada Hari Raya Idulfitri atau lebaran di Tangerang Selatan (Tangsel) harus menyesuaikan dengan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kota satelit DKI Jakarta itu merupakan zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19, sehingga harus menjaga agar penularan tidak semakin meluas.

Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), yang ditetapkan menjadi pemakaman korban Covid-19, pun menerapkan sejumlah aturan.

Pengunjung makam atau para peziarah tidak boleh berkumpul lebih dari lima orang dalam satu pusara.

Jika ada keluarga yang datang lebih dari lima orang, maka akan dibuat dua kloter.

"Enggak boleh dari lima orang. Ya kalau delapan orang, 10 orang, kita bagi dua, tapi kalo berenam ya bareng aja, kasihan sendiri kan," ujar Febri, pengelola TPU Jombang, di lokasi, Senin (25/5/2020).

Selain pembatasan jumlah orang, para peziarah juga diwajibkan cuci tangan di tempat yang sudah disediakan dan mengenakan masker.

"Iya dong, itu cuci tangan di sana sama harus pakai masker," uajrnya.

Sejak hari pertama lebaran, makam Covid-19 itu sudah dikunjungi 61 keluarga.

"Dari kemarin sudah ada 61 keluarga. Kita nyatetnya enggak per orang, per keluarga. Kemarin 46, sekarang 15," ujarnya.

100 jenazah dimakamkan dengan protap Covid-19

Sampai hari Rabu (20/5/2020), sebanyak 100 jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), yang dikhususkan untuk korban Covid-19.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala TPU Jombang, Tabroni, saat dihubungi TribunJakarta.com.

"Kemarin 98, 99, hari ini 100 jenazah yang dimakamkan," ujar Tabroni.

TPU Jombang, Ciputat, Tangsel, Rabu (20/5/2020)
TPU Jombang, Ciputat, Tangsel, Rabu (20/5/2020) (Dokumentasi TPU Jombang)

Tabroni mengatakan, 100 jenazah yang dimakamkn di TPU Jombang itu belum tentu semuanya positif Covid-19, ada juga yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

"Belum tahu positif atau bukan, protapnya Covid-19," ujarnya.

Pihaknya memastikan, bahwa 100 jenazah tersebut merupakan warga Tangsel.

"Yg dikubur di TPU Jombang warga Tangsel semua," jelasnya.

Jumlah 100 jenazah tersebut sama dengan data meninggal kasus Covid-19 yang terpampang pada https://lawancovid19.tangerangselatankota.go.id/

Di website itu terpampang, jumlah kasus meninggal dunia sebanyak 100 orang.

Namun, dari angka 100 itu, 80 berstatus PDP, sedangkan 20 lainnya berstatus positif Covid-19.

Makamkan 5 jenazah sehari

Petugas pemakaman menajadi garda yang benar-benar terakhir dalam rangka perang melawan virus corona atau Covid-19.

Setelah upaya antisipasi sudah dilakukan, tenaga medis pun sudah bergerak memberikan penanganan terbaik, namun nyawa tetap tidak tertolong, maka giliran petugas pemakaman yang bertugas.

Dari mulai penggali makan, petugas penyemprot disinfektan, hingga juru doa, siap sedia salam 24 jam kapan pun dibutuhkan.

Peran mereka tak bisa dianggap enteng. Alat pelindung diri (APD) pun harus melekat setiap saat kala bertugas.

Di tengah terik matahari, ataupun derasnya hujan hingga dinginnya malam, petugas pemakaman tidak boleh mangkir dari tugas.

Taman Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), sudah dikhususkan untuk Pemakaman korban Covid-19.

Kepala TPU Jombang, Tabroni, mengatakan, sebanyak 11 penggali kubur, seorang penyemprot disinfektan, dan delapan juru doa, bergantian sedia di makam menunggu jenazah.

Dalam sehari bisa mencapai lima jenazah harus dimakamkan dan didoakan menggunakan protokol pemakaman Covid-19.

"Petugas pemakaman, tukang gali 11, sama satu tukang semprot jadi 12, juru doa kita pengurusnya itu kurang lebih ada delapan. Sehari bisa empat, lima jenazah. Kalau lai sepi ya enggak sama sekali juga pernah," ujar Tabroni saat dihubungi TribunJakarta.com, Rabu (20/5/2020).

Tabroni mengatakan, pernah pemakaman dilaksanakan pada pukul 02.00 WIB malam.

Para petugas makam sudah memahami prosedur pemakaman jenazah korban Covid-19 harus segera dilakukan maksimal empat jam setelah meninggal dunia.

"Setiap hari kita, pernah sampai jam 02.00 WIB malam. Ya memang kan protapnya kan empat jam katanya dari rumah sakit," ujarnya.

Tabroni sampai memikirkan nasib para jajaran petugas pemakamannya di saat lebaran yang sudah tinggal menghitung hari lagi.

Ia berharap pemerintah kota memberikan libur kepada petugas pemkaman saat hari lebaran.

"Setiap hari stand by, mungkin idul fitri libur kali, kasihan," uajrnya.

Tabroni sampai membuat nisan dengan tulisan "Indonesia Terserah" yang belakangan viral di media sosial.

"Indonesia Bin Terserah Kalian, Kami Tunggu Di Sini, TPU Jombang Tangerang Selatan," tertulis di nisan di TPU Jombang.

Tabroni mengatakan, para petugas pemakaman juga lelah, sama seperti petugas medis yang memunculkan tagar #Indonesiaterserah.

Tabroni ingin menyindir masyarakat yang masih egois bepergian ke luar rumah, ke mal, termasuk yang mudik.

Di saat corona masih mewabah, masyarakat justru berkerumun, memberi peluang penularan virus ganas itu semakin besar.

"Kami lelah juga ngejagain siang malam, ya bentuk support juga ke tim medis. Bahwa pandemi ini kan belum berakhir, tapi kita lihat banyak yang pulang kampung, bandara padat, mal ramai, ya istilahnya itu sindiran juga buat masyarakat supaya enggak menganggap remehlah gitu," ujarnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved