Warga Bawa Paksa Jasad Pasien Covid-19 dari RS: Massa Pukul Ambulans, Petugas Ngumpet di Depot Air
Video belasan warga membawa paksa jenazah pasien Covid-19 dari RS Paru Karang Tembok Surabaya menjadi viral di media sosial.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, SURABAYA - Video belasan warga membawa paksa jenazah pasien Covid-19 dari RS Paru Karang Tembok Surabaya menjadi viral di media sosial.
Dikabarkan, warga yang anarkis memukul mobil ambulans. Bahkan petugas berlindung di depot air isi ulang.
Kronologi kejadian tersebut disampaikan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi.
Joni Wahyuhadi mendapatkan kronologi tersebut dari Dirut RS Paru Karang Tembok.
Dimana, pasien tersebut meninggal pada 4 Juni 2020 dini hari setelah mendapatkan perawatan maksimal dari tim rumah sakit.
Pihak RS Paru lalu menghubungi keluarga pasien.
Namun, keluarga pasien namun tidak juga berhasil meski sudah berulang kali mencoba.
RS Paru baru bisa tersambung dengan keluarga pasien pada sekitar pukul 08.00.
Keluarga pasien kemudian datang ke RS Paru dan dijelaskan oleh dokter jaga terkait kronologi meninggalnya pasien tersebut.
Keluarga kemudian meminta izin untuk berunding dengan keluarga yang lain, sampai pukul 8.30 WIB.
"Jadi mulai jam lima meninggalnya. Kemudian pukul 09.00 ada dua keluarga pasien yang meminta masuk untuk memastikan bahwa yang meninggal itu ibunya," ujar Joni, Selasa (9/6/2020).

Petugas pun menyiapkan APD untuk keluarga tersebut sebelum masuk melihat jenazah yang sudah dibungkus plastik sebagaimana protokol Covid-19.
"Setelah keluarga melihat, petugas melanjutkan perawatan jenazah kembali sesuai dengan protokol Covid-19. Kemudian yang melihat jenazah itu juga berunding lagi dengan keluarga yang lain," ucap Joni.
Selanjutnya, sekitar pukul 11.00 WIB, sekitar 10 sampai 11 orang menuju lantai empat ruang isolasi jenazah dan tiba-tiba membawa paksa jenazah beserta tempat tidur.
"Jam 11.05 WIB, petugas lapor ke direktur bahwa keluarga pasien membawa paksa jenazah. Selanjutnya melapor ke security supaya keluarga membawa jenazah dihentikan," ujar Joni.