Update Penangkapan Buronan FBI
Muncikari Pemasok Gadis ke Buronan FBI Tertangkap, Untung Rp 20 Juta, Ini Awal Kenalan dengan Albert
A (20), muncikari yang menyediakan gadis di bawah umur kepada Buronan FBI Russ Albert Medlin (49) akhirnya tertangkap polisi.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - A (20), muncikari yang menyediakan gadis di bawah umur kepada Buronan FBI Russ Albert Medlin (49) akhirnya tertangkap polisi.
Muncikari A telah mengenal Russ Albert Medlin sejak tahun 2017.
Saat itu, A bekerja di tempat hiburan di Jakarta Barat.
Polda Metro Jaya menangkap A di sebuah rumah di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (19/6/2020) siang sekira pukul 13.00.
Diketahui A kabur ke Banten dari Jakarta setelah tahu dirinya menjadi DPO pihak kepolisian.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dari hasil interogasi awal A ini mengakui sudah menyuplai sekitar 10 perempuan di bawah umur ke Russ Medlin.
"A ini sudah kenal dengan RAM (Russ Albert Medlin-Red) sejak 2017 lalu, saat A bekerja di salah satu tempat hiburan di Jakarta Barat.
"Namun sempat tak komunikasi dengan RAM, dan baru komunikasi lagi sejak Februari 2019," kata Yusri, Minggu (21/6/2020).

Sejak tahun 2019 itu katanya A kembali aktif lagi menyuplai perempuan di bawah umur kepada Russ Medlin.
"Jadi rata-rata hampir setiap Minggu A ini menghadirkan wanita di bawah umur ke kediamannya RAM,” kata Yusri.
Dari pengakuan A, kata Yusri, ia sedikitnya telah memasok 10 perempuan di bawah umur kepada Russ Medlin dan mendapatkan keuntungan hingga Rp20 juta.
"Jadi dari Februari 2019 hingga 2020 total keuntungan dari A mencapai Rp 20 juta,” kata Yusri.
Sebelumnya Yusri menyebutkan bahwa A kabur dari Jakarta ke Lebak, Banten, setelah tahu dirinya menjadi DPO pihak kepolisian.
"Dari interogasi awal, A ini kabur ke Banten sejak kemarin, setelah tahu ia jadi DPO atau buronan polisi," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jumat (19/6/2020) sore.
Menurut Yusri penyidik sempat mencari A di kediamannya di Jakarta.
"Namun A ini tidak ada di sana, dan informasi dari rekan-rekannya A kabur ke Lebak, Banten," kata Yusri.
"A, penyuplai perempuan di bawah umur ke buronan FBI RAM sudah dirangkap di Banten, tepatnya di Kabupaten Lebak," kata Yusri kepada wartawan, Jumat (19/6/2020).
Diketahui buronan FBI Russ Medlin dibekuk Subdit Cyber Crime Ditreskrimum Polda Metro Jaya di rumah yang dikontraknya di Jalan Brawijaya, Kebayoran, Jakarta Selatan, terkait kasus persetubuhan anak di bawah umur, Minggu (14/6/2020).
Medlin diketahui terakhir kali masuk ke Indonesia pada November 2019 menggunakan paspor sesuai identitas dirinya, sebelum Red Notice, ia sebagai buronan dikeluarkan FBI pada Desember 2019.
"Ia terbang dari Dubai, Uni Emirat Arab, masuk ke Indonesia lewat bandara Halim Perdana Kusuma, pada November 2019 dengan visa kunjungan.
"Setelah itu red notice bahwa dirinya buronan keluar pada Desember 2019," kata Yusri.
Menurut Yusri karena tahu adanya red notice atas dirinya, Medlin, tidak keluar dari Indonesia, karena dipastikan akan dijegal pihak imigrasi.
"Sejak Desember 2019, ia sempat tinggal di salah satu apartemen di Jakarta dan kemudian sejak 3 bulan terakhir ia mengontrak rumah di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jaksel, dan di sana ia ditangkap petugas karena kasus persetubuhan dengan anak dibawah umur," kata Yusri.
Ia menuturkan sampai Kamis (18/6/2020) pihaknya masih menunggu kepastian ekstradisi yang akan dilakukan terhadap buronan kelas kakap FBI, Russ Albert Medlin (49) yang dibekuk Polda Metro Jaya, Minggu (14/6/2020).
"Kepastian ekstradisi itu kami masih menunggu hasil koordinasi dengan kedutaan besar Amerika Serikat serta FBI," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/6/2020).
Yusri menjelaskan perwakilan Federal Bureau of Investigation (FBI) sudah berada di Jakarta untuk melakukan kordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Mabes Polri, terkait ekstradisi Russ Albert Medlin.
Sembari menunggu kata Medlin, pihaknya memastikan proses hukum terhadap tersangka terkait tindak pidana persetubuhan terhadap perempuan di bawah umur.
"Sampai saat ini tersangka RAM (Russ Albert Medlin-Red) masih dilakukan pemeriksaan dan pendalaman oleh penyidik Cyber Crime terkait dugaan persetubuhan anak.
"Dan juga terus koordinasi antara Hubinter Mabes Polri dengan FBI yang saat ini perwakilannya ada di Jakarta," kata Yusri.
Selain berkordinasi dengan perwakilan FBI, pihaknya juga akan menemui Dubes AS di Indonesia terkait ini.
"Memang permohonan dari FBI agar yang bersangkutan bisa diekstradisi kembali ke negaranya di Amerika Serikat).
"Sambil menunggu surat dari sana, kita harus bertemu perwakilan Dubes Amerika di Indonesia," kata Yusri.
Tersangka Miedlin ditangkap Subdit Cyber Crime dirumah kontrakannya yang baru 3 bulan ditempatinya di Jalan Brawijaya VIII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ia ditangkap usai mengencani 3 perempuan yang disediakan A yang hingga kini jadi buronan polisi.
Dari 3 perempuan yang dikencani itu, dua diantaranya berusia 15 dan 17 tahun atau di bawah umur.
Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Dhany Aryanda menjelaskan bahwa Russ Albert Medlin, warga negara Amerika Serikat yang jadi buronan FBI dalam kasus penipuan investasi saham bitcoin hingga Rp 10,8 Triliun dan berhasil dibekuk pihaknya, mengaku memiliki pesawat jet pribadi dan kapal pesiar mewah.
Pesawat jet pribadi dan kapal pesiar itu adalah hasil aksi penipuan Russ Medlin dengan modus investasi saham bitcoin.
"Dari pengakuannya, yang bersangkutan memiliki pesawat jet pribadi dan kapal pesiar mewah.
"Semuanya ada di Singapura, dan itu merupakan barang bukti kasus penipuan bitcoin di Amerika," kata Dhany di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/6/2020).
Menurut Dhany, pihaknya sudah melaporkan hal itu ke pihak interpol dan kedutaan Amerika Serikat.
"Sebab itu menjadi barang bukti kasus penipuan yang dilakukannya di Amerika Serikat," kata Dhany.
Ia mengatakan dari hasil penyelidikan pihaknya diketahui bahwa Russ Albert Medlin, sejak 2012 kerap mengunjungi Indonesia, dan selalu menggunakan visa turis dengan paspor berbeda.
Diduga kuat, kata Dhany, sejak 2012 itulah, Russ Medlin telah melakukan pencabulan terhadap perempuan di bawah umur di Indonesia.
"Sejak 2012 ia mengaku sudah bolak balik Indonesia-Amerika. Sejak itu juga ia selalu mencari perempuan di bawah umur untuk disetubuhi, dengan imbalan uang.
"Setiap beraksi, perempuan yang disetubuhi minimal dua orang atau lebih," kata Dhany.
Karenanya kata Dhany, korban Medlin di Indonesia diduga mencapai ratusan.
Dan dipastikan bahwa Russ Medlin adalah pelaku pedofilia atau penyuka hubungan seks dengan anak-anak.
"Dari pengakuannya, ia punya banyak cewek atau perempuan di Indonesia. Dan semuanya adalah di bawah umur dan telah disetubuhinya," kata Dhany.
Dari hasil kordinasi dengan interpol kata Dhany, diketahui bahwa Medlin adalah residivis kasus pedofilia.
Ia pernah didakwa 3 kali di Amerika Serikat atas kasus itu pada 2004, 2006 dan 2008.
Seperti diketahui Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya membekuk buronan Federal Bureau of Investigation (FBI), Russ Albert Medlin (46), warga negara Amerika Serikat, pelaku penipuan investasi saham bitcoin hingga Rp 10,8 Triliun.
Medlin ditangkap di rumah yang dikontraknya di Jalan Brawijaya Raya, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020). Saat ini Medlin diamankan di Mapolda Metro Jaya.
Penangkapan Medlin berawal dari dugaan persetubuhan anak dibawah umur.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Kombes Roma Hutajulu mengatakan dibekuknya Russ Albert Medlin berawal dari penyelidikan dugaan pedofilia yang terjadi di rumah di mana Medlin tinggal yakni di Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Dari laporan masyarakat itu, kami gerebek rumah itu dan mendapati tersangka RAM, WNA asal Amerika, yang baru saja menyetubuhi 3 orang perempuan, dimana 2 diantaranya adalah dibawah umur yakni berusia 15 dan 17 tahun," kata Roma dalam konpers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/6/2020).
Dari hasil penyelidikan kata Roma diketahui bahwa Medlin kerap meminta dicarikan perempuan dibawah umur kepada A, perempuan berusia 20 tahun, warga negara Indonesia melalui pesan
WhatsApp. A, saat ini juga ditetapkan sebagai tersangka.
"Diduga A ini adalah mucikari atau penyedia perempuan di bawah umur kepada Medlin. A ini sekarang kami buru," kata Roma.
Dalam kasus ini kata Roma, tersangka A mengenalkan Medlin dengan korban yakni SS, perempuan berusia 15 tahun.
"Medlin lalu mengajak SS berhubungan intim layaknya suami istri dan meminta SS mengajak dua rekan lainnya yakni LF dan TR. Mereka masing-masing diberi imbalan Rp 2 Juta, untuk berhubungan intim bersama-sama dengan Medlin," katanya.
Dari penyelidikan katanya diketahui bahwa Medlin kerap merekam video dengan HP saat ia berhubungan intim dengan ketiga perempuan itu dan perempuan dibawah umur lain, sebelumnya.
"Pelaku kadang meminta bantuan salah satu korban untuk memegang HP, sementara pelaku melakukan hubungan layaknya suami istri dengan perempuan dibawah umur lainnya," kata dia.
Berdasarkan keterangan para korban, kata Roma diketahui bahwa pelaku sering meminta dicarikan perempuan di bawah umur dengan ukuran badan kecil dengan menjanjikan imbalan sejumlah uang. "Dari semuanya, diduga kuat Medlin ini adalah pelaku pedofilia. Bahkan ia residivis kasus serupa di Amerika Serikat pada tahun 2004, 2006 dan 2008," kata Roma.
"Pelaku juga sering meminta para perempuan di bawah umur atau korbannya, untuk mengirim foto dan video telanjang melalui WhatsApp, dengan dijanjikan imbalan uang," kata Roma.
Dari pendalaman pihaknya kata Roma diketahui bahwa Russ Albert Medlin atau RAM merupakan seorang buronan Interpol berdasarkan Red Notice-Interpol dengan control number: A-10017/11-2016, tanggal 04 November 2016, tentang informasi pencarian buronan Interpol United States, yang diterbitkan pada tanggal 10 Desember 2019 dan tercatat sebagai tersangka.
"Berdasarkan Red Notice-Interpol tersebut, RAM diketahui telah melakukan penipuan investor saham bitcoin sekitar $ 722 juta USD atau sekitar Rp 10,8 Triliun. Modus penipuan dengan dalih investasi saham dan membuat, mengoperasikan, dan mempromosikan investasi dengan metode cryptocurrency skema ponzi," kata Roma.
Dalam kasus pelecahan anak, kata Roma, Medlin terakhir kali dihukum penjara selama 2 (dua) tahun oleh Pengadilan Distrik Negara Bagian Nevada, AS pada 2008, atas perbuatannya melakukan pelecehan seksual terhadap anak berusia 14 tahun dan menyimpan material video dan gambar dengan obyek anak sebagai korban seksual.
"Saat ini kami tetap memproses hukum terhadap tersangka RAM ini, meskipun ia buronan FBI. Proses hukum kami lakukan, sembari menunggu request dari FBI atau pihak interpol. Juga untuk kemungkinan ekstradisi, kami menunggu pihak terkait," kata Roma.
Kepada Russ Albert Medlin kata Roma akan dijerat Pasal 76 D junto Pasal 81 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Dengan ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp5 Miliar," kata Roma.
Dari tangan Medlin, kata Roma disita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp. 6.3 Juta yang merupakan uang kepada 3 perempuan dimana dua diantaranya di bawah umur.
Disita pula uang tunai sebesar Rp. 60 Juta, pecahan Rp.100.000 dan uang tunai sebesar USD. 20 Ribu pecahan USD.100, serta 8 HP dan dua laptop.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dibekuknya Russ Medlin berawal dari laporan masyarakat adanya dugaan persetubuhan dibawah umur yang terjadi di rumah dimana Medlin tinggal.
"Dari laporan masyarakat, selama beberapa bulan ini, banyak anak perempuan dibawah umur keluar masuk ke rumah itu," kata Yusri dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/6/2020).
Dari sana kata dia tim melakukan penyelidikan dan mendapati ada tiga anak dibawah umur berusia antara 14 sampai 16 tahun, yang mengaku telah melayani seksual seorang warga negara asing di rumah itu.
"Tim lalu melakukan penggerebekan di rumah itu dan menangkap yang bersangkutan atas dugaan tindak pidana persetubuhan dengan anak di bawah umur sesuai UU Perlindungan Anak," kata Yusri.
Kemudian kata dia pelaku diamankan di Mapolda Metro Jaya. "Setelah di dalami, kami dapati bahwa dari red notice Interpol, yang bersangkutan adalah buronan FBI kasus penipuan saham Bitcoin," kata Yusri.
Sementara kata Yusri, pihaknya terus mendalami kasus dugaan pedofilia yang dilakukan Medlin.
"Ia sudah tinggal di rumah di Jalan Brawijaya, Kebayoran itu, selama 3 bulan terakhir. Sejak itu, di sana ia sudah melakukan praktek pedofilia terhadap puluhan anak perempuan di bawah umur melalui seorang penyedia atau mucikari, yakni perempuan yang saat ini buron dan kami buru," papar Yusri.
Meski baru 3 bulan tinggal di rumah itu kata Yusri, Medlin diketahui sudah bolak balik Indonesia- Amerika Serikat, sejak 2012.
• Nikita Mirzani Bahas Ulang Tahun Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad Langsung Beri Reaksi Ini
• Gara-Gara Merengek Minta Dibelikan Es Krim, Kakak Beradik di Medan Tewas Dihajar Ayah Tiri
• Pertama di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Konsep A-CDM Berbasis Digital
"Ia selalu datang dengan visa turis. Jika masa tinggal visa habis ia kembali ke Amerika. Medlin selalu datang dengan menggunakan paspor yang berbeda-beda," kata Yusri.
Dari hasil penyelidikan dan kordinasi dengan interpol, kata Yusri, diketahui bahwa Russ Medlin adalah residivis kasus pedofilia di Amerika Serikat. Ia pernah dihukum atas kasus pedofilia pada tahun 2004, 2006 dan tahun 2008.
"Jadi yang bersangkutan diduga adalah pedofilia, dan juga buronan FBI kasus penipuan saham investasi bitcoin. Korbannya di Amerika Serikat ada ratusan dan kerugian para korban totalnya mencapai sekitar Rp 10,8 Triliun," kata Yusri.
Seperti diketahui Polda Metro Jaya membekuk buronan Federal Bureau of Investigation (FBI), Russ Medlin, pelaku penipuan investasi saham bitcoin.
Medin ditangkap di rumah yang dikontraknya di Jalan Brawijaya Raya, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020).
Medlin ditangkap oleh tim penyidik Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, di tempat persembunyiannya di sebuah rumah yang dikontraknya di Jalan Brawijaya Raya, Kelurahan Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (14/6/2020).
Medlin masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) FBI setelah diduga melakukan penipuan investasi saham bitcoin, pada April 2014 hingga akhir 2019 di Distrik New Jersey.
Sejak akhir 2019, Medin hilang bak ditelan bumi. Namun keberadaannya kini berhasil diketahui dan ditangkap Polda Metro Jaya.(bum)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Suplai 10 Gadis di Bawah Umur ke Buronan FBI, Perempuan Ini Ngaku Untung Rp20 Juta,