Lepas Jenazah Pelda Rama yang Gugur di Kongo, Panglima: Keluarga Besar TNI Berduka

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menghadiri pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi yang gugur akibat serangan milisi bersenjata.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Upacara pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi di Skadron 17, Lanud Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur, Jumat (3/7/2020). 

Anita sambil mengenakan mukena ditemani beberapa keluarganya.

Air mata berlinang di wajah Anita. Dia teramat sedih dengan kepergian suami tercinta.

Sesekali ia mengusap air matanya dan berusaha untuk tegar menghadapi musibah itu. Ia pun bersedia diwawancarai Kompas.com yang datang ke rumah duka, Rabu siang.

Di mata Anita, Sersan Rama Wahyudi merupakan sosok yang bertanggung jawab.

"Dia suami yang bertanggung jawab. Dari proses melahirkan anak pertama sampai anak ketiga, dia selalu mendampingi. Dia selalu ada," aku Anita.

Lebih lanjut, Anita menjelaskan, suaminya sering pergi, namun tiba waktunya pulang ia pulang ke rumah. Wahyudi selama ini tinggal di rumah mertua bersama istri dan anak-anaknya.

Serma Rama Wahyudi saat berdinas sebagai prajurit TNI-AD
Serma Rama Wahyudi saat berdinas sebagai prajurit TNI-AD (HO/tribun medan)

Almarhum juga dikenal sosok yang tidak banyak cerita.

"Dia tak banyak cerita. Kalau iya iya, kalau tidak ya tidak. Nanti bulan Juli tanggal 27 (2020) ini dia ulang tahun, masya Allah. Dia ulang tahun ke 37 tahun," jelas Anita.

Anita kemudian menceritakan dirinya sempat berkomunikasi via video call sebelum Serma Rama Wahyudi dikabarkan gugur.

"Senin malam itu kami video call sebelum pukul 22.00 WIB. Sebelum tidur, saya sama anak-anak pasti video call dulu. Biasa tanya kabar dan sebagainya," kata Anita.

Pada saat video call, lanjut Anita, suaminya sedang berada di dalam mobil dan sedang menempuh perjalanan.

Sersan Rama kemudian menutup video call dan berjanji akan disambung lagi setelah sampai di markas.

"Setelah itu enggak ada telpon lagi. Paginya dapat kabar, orang staf (TNI) datang kasih tahu kejadian itu. Pas saya tanya kronologi, katanya dihadang pas pulang itu," tegas Anita.

Anita menuturkan, suaminya sudah enam bulan berada di Kongo.

Apabila tidak ada halangan, sebut Anita, sang suami rencananya akan pulang kampung pada September 2020 mendatang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved