Sansan Susanpur Beberkan Ramuan Kesuksesan Fakhri Husaini saat Tangani Timnas U-16
Menurut Sansan, semua elemen yang ada di Timnas U-16 sangat terlibat sehingga berkolaborasi dengan baik membentuk tim menjadi lebih baik.
Penulis: Wahyu Septiana | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Timnas Indonesia U-16 di era kepemimpinan Fakhri Husaini berhasil menorehkan tinta emas.
Kala itu, penampilan Bagus Kahfi dan kawan-kawan mampu membuat publik sepak bola Indonesia optimis mempunyai generasi emas di masa selanjutnya.
Pantas saja, prestasi Timnas Indonesia U-16 saat itu sangat berkilau karena berhasil mendapatkan tiga gelar juara yaitu turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017 di Vietnam, turnamen JENESYS di Jepang, dan Piala AFF U-16 2018 di Indonesia.
Bahkan saat itu, Timnas Indonesia U-16 hampir lolos ke ajang bergengsi Piala Dunia U-17 2019 di Peru.
Namun, tim asuhan Fakhri Husaini itu harus takluk dari Australia di babak perempat final Piala AFC U-16 2018.
Padahal, untuk bisa lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 2019, Timnas U-16 harus bisa bisa mengamankan tiket semifinal Piala AFC U-16 2018.
Kendati demikian, yang menjadi sorotan publik sepak bola Indonesia kepada Timnas U-16 adalah munculnya para pemain muda berkualitas yang mempunyai kondisi fisik bagus.
Para pemain Timnas Indonesia U-16 berhasil menunjukkan penampilan luar biasa dibarengi dengan kondisi fisik yang mampu bersaing dengan tim-tim luar negeri.
Salah satu sosok penting yang berada di dalam Timnas U-16 adalah pelatih fisik Sansan Susanpur.
Kala itu, Sansan diminta secara langsung oleh Fakhri Husaini untuk menemaninya di Timnas U-16.
Sansan mengatakan, kondisi fisik para pemainnya saat pertama kali datang memang belum sesuai ekspektasi tim pelatih Timnas U-16.
Tugas seluruh elemen di tim saat itu meningkatkan performa agar bisa bersaing dengan tim-tim dari luar negeri.
"Pada saat itu memang mereka pemain terbaik dari hasil seleksi kita. Tapi grade mereka belum mencapai apa yang kita harapkan," kata Sansan saat live bersama TribunNetwork.
"Dari situ kita buat mereka meningkatkan gradenya agar mereka bisa berbicara di level internasional," sambungnya.
Beruntung, Sansan mempunyai tim kepelatihan yang solid dan mampu bekerja sama dengan baik di Timnas U-16.
"Proses itu harus diberikan secara tepat sasaran dan benar. Tidak sekedar physical conditioning, tapi Dokter dan psikolog di tim punya peran juga. Dia akan menyeimbangkan latihan saya," ucapnya.
• Batavia Sports Group Akuisisi Klub Spanyol, Pemain Indonesia Berpeluang Main di Luar Negeri
Saat itu, Sansan beruntung bisa bekerja sama dengan psikolog Laksmiari Saraswati serta Dokter Dicky Mohammad Shofwan.
"Saya koordinasi juga dengan dokter tim. Beliau sangat respect dan bantu kita bentuk phisical conditioning. Akhirnya terbentuklah kondisi pemain yg memiliki kualitas berbicara di pertandingan internasional."
Selain itu, lanjut Sansan, kesuksesan yang bisa diraih Timnas U-16 saat itu karena peran besar dari psikolog.
"Di Timnas u-16 secara fisik kita mampu, tapi ada kunci sukses yang bisa membuat tim kita jadi lebih baik, itu psikologi. Pada waktu itu Ibu Asti, dia sangat membantu dalam kondisi segala macem dia mampu mambuat keseimbangan pemain," ucapnya.
Menurut Sansan, semua elemen yang ada di Timnas U-16 sangat terlibat sehingga berkolaborasi dengan baik membentuk tim menjadi lebih baik.
Terutama sosok Fakhri Husaini yang mampu menyatukan semua elemen di tim menjadi tim yang kuat.
"Kesuksesan timnas dulu itu bukan cuma dari fisik, tapi dibalik kesuksesan itu semua ada dokter tim dan psikolog benar-benar membantu. Ini bukan dari saya saja, tapi dari sebuah tim, terutama coach Fakhri," tutup Sansan.