Kisah Pedagang Pasar Cikini Kamboja Saling Menguatkan Saat Pandemi Covid-19

Menurut ceritanya, ia awalnya mengikuti tes swab bersama para pedagang pasar lain yang diadakan pemerintah

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Suasana sepinya Pasar Cikini Kamboja di kawasan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (10/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Belakangan, pedagang pasar banyak yang terpapar virus Covid-19.

Banyaknya kasus pedagang yang positif salah satunya berada di Pasar Cikini Kamboja, di Kawasan Pegangsaan, Jakarta Pusat.

Akibat ulah virus itu, pasar ditutup sementara waktu. Ditutupnya pasar jelas berdampak kepada pemasukan pedagang.

Namun, mereka memilih tabah menghadapi situasi yang belum tahu kapan selesainya ini.

Sugiyanto (47) misalnya, tidak ada pilihan selain sabar menghadapi kenyataan ketika istrinya, Wiartini (44) positif Covid-19.

Menurut ceritanya, ia awalnya mengikuti tes swab bersama para pedagang pasar lain yang diadakan pemerintah.

Dari hasil tes swab itu, Sugiyanto negatif Covid-19.

Namun, tidak bagi Wiartini yang mendapatkan hasil berlawanan.

Sugiyanto syok mengetahui hasilnya. Jujur ia kaget sebagai orang awam. Apalagi kasus-kasus itu yang hanya dilihatnya dari layar televisi kini malah kejadian di lingkup keluarganya sendiri.

"Ya jelas kaget lah. Kita orang awam ya kan. Resah dan cemas juga," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Jumat (10/7/2020).

Pikiran Sugiyanto tidak tenang selama seharian. Tapi ia tidak lama merenungi nasib malang.

Sikap Sugiyanto berbeda dari kebanyakan pedagang pasar yang positif. Mereka tidak bisa tidur berhari-hari.

Selama di isolasi mandiri di dalam rumah, Sugiyanto harus tidur terpisah dengan Wiartini.

Keempat anaknya yang masih sekolah ia titipkan ke rumah pak denya.

Ia mendukung istrinya selama dirawat secara mandiri.

"Saya sebagai kepala keluarga menguatkan Wiartini. Memberi semangat," ujar pedagang kelontong itu.

Di permukiman, Ia mengikuti anjuran pemerintah dengan menjaga jarak, memakai masker kala keluar rumah dan membawa hand sanitizer.

Pihak RW 001 Kelurahan Pegangsaan juga menaruh perhatian kepada kondisi Wiartini.

Soal makanan, istri Sugiyanto itu tercukupi selama di isolasi.

Setelah tes swab pertama, Wiartini menjalani tes swab kedua. Di tes terakhir ini beberapa hari kemudian ia dinyatakan sembuh.

"Dokter Puskesmas mengirim pesan dari WA (Whatsapp). Begitu abis swab tiga hari, dikasih kabar bahwa sembuh. Hasil tes kemarin negatif," lanjutnya.

Sugiyanto senang mendengarnya. 

Pikiran macam-macam Wiartini yang kadung terngiang-ngiang di benaknya pun perlahan lenyap.

"Pikirannya dia udah macem-macem. Udah kemana-mana. Setelah dengar kabar udah lega lagi," ungkapnya.

Kisah Sri Melawan Covid-19: Isolasi Mandiri Selama 13 Hari Tinggal di Dalam Kios Baju

Selain Wiartini sebagai penyintas Covid-19, Sri (61) juga sama.

Saat ditemui TribunJakarta, perempuan lanjut usia itu sedang duduk di depan kiosnya yang gelap.

Pedagang baju tersebut hanya membuka sedikit celah di depan kiosnya. 

Barangkali Sri bosan berhari-hari tinggal di dalam kiosnya seorang diri. Hanya ditemani baju-baju dagangannya.

Sembari duduk di dalam kiosnya, Sri tampak berbincang dengan pedagang lain yang berada di seberangnya.

Pedagang itu juga sempat dinyatakan positif sebelum akhirnya negatif.

Kepada TribunJakarta.com, Sri juga mengaku hari ini telah dinyatakan negatif Covid-19.

"Baru tadi saya dikabari negatif sama pihak puskesmas. Sebelumnya positif saat tes swab pertama," ungkap Sri pada Jumat (10/7/2020).

Sri mengatakan awalnya ada pemeriksaan tes swab di Pasar. Semua pedagang harus mengikuti tes itu.

Pada saat tes swab pertama, ia kemudian dinyatakan positif.

"Orang pasar harus diperiksa semua. Kalau enggak diperiksa kan enggak boleh jualan.

Pas saya diperiksa ya positif" katanya.

Waktu pertama kali divonis positif Covid, Sri tidak panik bahkan takut. 

Ia malah tertawa heran. Kok, bisanya ia terpapar virus padahal sebelumnya tidak merasakan sakit apa-apa.

Keluarganya juga sudah diperiksa semua, tapi tidak ada yang positif lagi selain Sri.

Ia menduga barangkali dirinya terpapar oleh pedagang atau pengunjung di sekitar pasar.

"Di rumah saya berempat. Ada dua anak dan suami saya. Dari berempat yg diperiksa, yang lain negatif tapi saya positif," lanjutnya.

Agar tidak menularkan kepada suami dan kedua anaknya, Sri dianjurkan untuk isolasi mandiri di kios bajunya.

Ia diminta anaknya untuk tinggal di kios itu seorang diri.

"Mamak tidur di pasar mau enggak mak? Mau kata saya. Enggak apa-apa daripada suami kena kan," ucapnya.

Di dalam kios terdapat toilet sehingga Sri tidak perlu repot-repot keluar kios.

Selama kurang lebih 13 hari ia sudah tinggal sementara di dalam kios.

Kebetulan jarak kios di Pasar dengan rumahnya di Cikini Ampiun tidak terlalu jauh.

Keluarga rutin menjenguk Sri, menanyakan kondisi dirinya dan kebutuhan selama di isolasi.

Pengurus wilayah RW 001 Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, di mana Sri tinggal juga rutin memberikan bantuan kepadanya.

"Beras dapat, sembako dapat dari pemerintah.Makan selalu dikasih sama pihak RW. Sudah cukup membantu," katanya.

Kini ia bersyukur setelah mendapatkan kabar negatif dari hasil tes swab kedua sekira pukul 09.00 dari pihak puskesmas.

Setelah negatif, ia akan meninggalkan tempat pengasingan sementaranya di dalam kios menuju rumah. 

Ia senang bisa kembali menemui keluarganya di rumah.

Prediksi Cuaca BMKG 33 Kota Sabtu, 11 Juli 2020: Jakarta Pusat Cerah Berawan

Melihat Bus Mewah yang Dipakai Baim Wong & Paula ke Klaten, Acun Sampai Takjub: Kayak Rumah!

Ramalan Zodiak Cinta Sabtu ,11 Juli 2020: Taurus Tunjukkan Kedewasaan, Cancer dengarkan Pasanganmu

"Pas dikabarin negatif alhamdulilah ada rasa senang. Ya bersyukur lah. Kita enggak menyendiri lagi. Sudah bisa bersama keluarga. Nanti sore saya pulang," ujarnya.

Pasar Cikini Kamboja akan dibuka kembali pada tanggal 15 Juli.

Sri pun akan kembali membuka kiosnya di hari perdana buka.

Untuk itu, ia sedang menunggu anaknya yang hendak menyemprot kiosnya dengan cairan disinfektan. 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved